Lala yang mendengar cerita Helena terkejut, pasalnya ia juga sempat iseng memasuki ruangan itu untuk bercerita tentang masalahnya. Ia justru masih sangat ingat jawaban atas permasalahan yang ia ceritakan.
"Aku melihat di masa depan, kamu akan terlihat bahagia. Kamu pasti akan bahagia".
"Laaa", lamunannya buyar saat Helena mengurnya.
"Ada masalah La?", tanya Helena.
"Tidak ada kok", Lala menghindar memilih tidak memberitahu teman - temannya. Is masih memikirkan Steven yang besar kemungkinan sudah tahu apa yang terjadi di dalam rumah tangganya dengan Dewa saat ini.
Drrrrt
Helena memeriksa ponselnya saat mendengar ada pesan yang masuk saat ini.
Coki: Makan malam bareng yuk hari ini
"Siapa?", tanya Rini senyum jahil yang sebenarnya sudah mengintip pesan di ponsel Helena.
"Kepo banget sih lo", Helena segera mengunci layar ponsel dan menyimpannya di tas. Nanti saja dia membalas pesan Coki pikirnya.
**
"Sepertinya suasana hati mu sedang tidak baik", ucap Coki saat sedang makan malam bersama Helena. Helena memutuskan untuk menerima ajakan makan malam bersama, karena ia juga ingin mengenal Coki dengan lebih dekat. "Apa aku salah jika berpikir begitu karena melihat dari ekspresi wajahmu sedari tadi?".
"Aku hanya, merasa sedih. Itu saja".
"Karena aku?", tanya Coki.
"Haha engga lah", jawab Helena lucu melihat ekspresi Coki saat ini. "Ini hanya tentang pekerjaan".
"Gimana kalau kita bermain pingpong meja? Yang kalah harus membayarnya", ajak Coki berusaha untuk menghibur Helena. Di cafe ini tersedia beberapa permainan yang bisa dimainkan. Helena menyetujuinya.
"Nahhh rasakan itu, yaaaap masukkk", Coki beberapa bisa mengalahkan Helena. Membuat Helena kesal.
"Kamu harus mengarahkan pucknya ke sini kalau mau menang", tunjuk Coki pada lubang gawang di dekatnya. Helena membuka jas kerjanya agar bisa merasa lebih leluasa bergerak memainkannya.
"Kalau kamu kesal, aku bisa mengambilkan air dingin", ucap Coki takut melihat wajah kesal Helena yang terlihat begitu jelas.
"Kamu kekanak - kanak sekali, kamu pikir aku ngga tau gimana caranya untuk menang", ujar Helena sinis.
Mereka kembali bermain, namun lagi - lagi Coki berhasil memasukkan pucknya ke dalam gawang milik Helena.
"Sial!", umpat Helena semakin kesal. Berbeda dengan Coki yang merasa lucu saat ini melihat Helena kesal.
"Tunggu sebentar, aku mau mengikat rambut ku", karena Helena merasa gerah bergerak dengan rambut terurai.
"Mengikat rambutmu tidak akan meningkatkan kemampuan mu", ledek Coki.
"Lihat aja nanti", balas sengit Helena.
"Tentuu",
Mereka kembali bermain dengan Helena mode serius.
"Waahh, akhirnya kamu mencetak skor", seru Coki merasa senang walaupun dikalahkan oleh Helena.
"Yesss", lagi - lagi Coki yang bisa menembus gawang Helena. Coki sangat menikmati wajah Helena saat ini, terkadang kesal, cemberut, senang, bahkan sampai tertawa lepas di hadapannya.
"Okee, akhirnya skor kita imbang. Sekali permainan lagi, siapa pun yang menang harus mentraktir makan malamnya", ucap Helena.
Dan akhrinya Helena berhasil memasukkan puck ke gawang Coki. Helena memenangkan permainan pingpong meja. Coki yang kalah tidak merasa sedih ataupun marah, justru ia senang karena bisa semakin membuat Helena tertawa bahagia.
"Terimakasih untuk traktirannya hari ini", ucap Helena penuh kemenangan.
"Kamu sebahagia itu?", tanya Coki.
"Aku menang kan? Senang bisa menang sesekali. Karena belakangan ini, aku merasa semakin kecil di antara semua orang. Dahulu, aku berpikir, aku berada di puncak dunia. Namun belakang ini, setelah masalah yang terjadi di hidup ku bertubin- tubi membuatku kehilangan kepercayaan diriku yang dulu. Aku merasa sangat terbuang", cerita Helena.
"Tidak boleh merasa seperti itu lagi. Hidupmu akan terus berjalan dan membaik seiring waktu", hibur Coki.
"Hari ini, aku melihat Lala di ruangannya yang baru. Dan aku tersadar, aku juga bisa memiliki kesempatan berada di posisi itu. Namun aku tidak melihat wajah bahagia Lala walaupun ia berada di posisi itu, itu yang membuat ku sedih", jelas Helena lagi.
"Itu lah yang mereka maksud dengan penampilan bisa menipu. Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu makin kecil dan tersingkir. Namun aku senang bisa mendegar kamu bercerita secara terbuka gini dengan ku. Kami nampak seperti manusia saat ini, tidak seperti es lagi", tawa Coki agar Helena kembali senang dan tidak sedih lagi.
"Apa kamu tahu, aku berpikir 100 kali untuk mengirimi mu pesan sebelum benar - benar mengirimkannya. Aku khawatir kamu akan menolakku lagi. Aku berpura - pura tidak keberatan saat kamu menolak ku kemarin dan memintaku untuk menjauh. Aku sadar, saat itu kamu butuh waktu untuk sendiri, namun sepertinya itu membuatmu malah semakin terbuang. Padahal kenyataannya kamu yang ingin membuang ku. Sadar kah kamu, mungkin itu yang kamu lakukan juga dengan orang - orang sekitar? Kamu sulit untuk membuka diri. Orang - orang yang kamu begitukan justru merasa rendah diri di hadapan mu" jelas Coki agar Helena bisa membalikkan mindsetnya selama ini.
"Maaf ya aku terlalu banyak bicara, aku minum dulu", Coki mengambil gelas berisi soda yang tadi ia pesan dan meminumnya.
"Coki, mau kah kamu berkencan dengan ku?", tanya Helena membuat Coki secara refleks menyemburkan minumannya dan sedikit mengenai baju Helena.
"Ohh maaf, maaf aku tidak sengaja", Coki segera mengambil tisu yang tersedia di atas meja untuk mengelap pakaian Helena yang terkena semburannya.
"Tidak apa - apa, aku bisa melakukannya sendiri. Tidak terlalu banyak kena kok", kata Helena santai.
"Kamu mau kita berpacaran?", tanya Coki langsung tidak ingin menyia - nyiakan momen penting ini.
"Iya",
"Kamu dan aku?", tanya Coki lagi belum bisa percaya. Helena menganggukkan kepalanya pasti.
"Serius?", tanya Coki. Lagi - lagi Helena menjawabnya dengan anggukan kepala dan seyum manisnya.
"Kenapa?", tanya Coki belum puas, Helena hanya mengangkat bahunya.
"Baiklah, aku akan memikirkannya dulu", kata Coki santai membuat raut wajah Helena kembali kesal.
"Haha aku hanya bercanda, ayo. Aku sudah dari lama mengajak mu untuk berpacaran, namun selalu kamu tolak", ucap Coki lembut menggenggam tangan Helena.
"Ayo kita pulang, kamu biar aku antar", ajak Coki setelah membayar pesanan mereka.
*****
"Bu Lala baik - baik saja?", tanya Steven saat sedang dalam perjalanan untuk menemui bu Fatma, seseorang yang disarankan bu Irma tempo lalu, yang dapat membantu mereka mencari tahu detail bagaimana calon client yang akan menjadi partner kerja perusahaan.
"Aku baik - baik saja Stev, aku hanya terlalu stress belakangan ini, jadi perutku agak sakit", jawab Lala sambil tetap memandang keluar jendela mobil.
"Ibu terus berpapasan dengan mereka", Steven menyadari ucapannya salah, membuat Lala menatap lekat ke dirinya yang saat ini sedang fokus menyetir.
"Bu Lala harus menjaga kesehatanmu bu, ibu tampak kurang sehat", lanjut Steven.
"Iya terimakasih Stev", jawab Lala kembali menatap keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/354612210-288-k527769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga Dalam Rumah Tangga
RomanceLala mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal, memberitahu bahwasanya suaminya tengah berselingkuh dengan salah satu karyawan yang berada di tim yang sama dengan dirinya. Mulai dari situ Lala berusaha mencari tau satu persatu dan betapa ia sangat...