Bab 37

116 8 0
                                    

"Gue rasa semua orang punya opini berbeda akhir-akhir ini", lalu Lala menatap Yona, bermaksud ingin mendengar pendapat Yona.

Yona yang merasa di tatap oleh Lala pun terdiam beberapa saat. Lalu ia menjawab. "Iya itu perbuatan yang salah", Lala hanya menatapnya dengan lekat.

"Apa ini? Kenapa suasananya begini?", Rini memecahkan ketegangan di antara semuanya. "Seharusnya gue enggak bilang begitu di depan wanita yang sudah menikah, mungkin ini karena gue udah janda. Maaf kan gue", ucap Rini sambil mengelus pundak Lala.

Helena masih terus saja menatap Lala. Heran dengan ucapan Lala sedaritadi yang seolah mengintimidasi Yona dan Raisa.

Lala, Yona dan juga Raisa tampak semakin tidak berselera untuk melanjutkan makanannya.

*****

"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" tanya seorang wanita yang duduk di hadapan Dewa saat ini.

Dewa sedang berada di sebuah kafe, bersama dengan seorang wanita yang di perintah kan pak Rangga untuk menemuinya.

Dewa hanya diam saja sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna putih. Wanita itu pun langsung membuka amplop dan di lihatnya ada cek berisi Rp. 300.000.000.

"Pak Rangga ingin mengakhiri hubungan kalian", ucap Dewa datar.

"Apa dia memiliki wanita lain? Apa yang terjadi jika aku menolak putus?", tanya wanita itu dengan nada bergetar karena sedang menahan kesal.

"Rekan kerja mu percaya jika kamu menjalani hubungan biasa. Jika mereka tahu kamu berselingkuh, mereka akan sangat kecewa", ujar Dewa dengan intonasi mengintimidasi.

"Aku enggak peduli", ucap wanita mudah itu ketus.

Dewa menyerahkan satu buah amplop berwarna putih yang lebih besar kepada wanita itu.

Wanita itu pun menerima dan membukanya. Dia terlihat terkejut karena di lihatnya ada foto kedua orang tuanya yang di ambil dari jarak yang tidak terlalu jauh.

"Bukan kah lebih baik jika orang tuamu tidak tahu?", tanya Dewa kembali masih dengan nada datar yang mengintimasi lawan bicaranya.

Wanita itu membaca surat yang juga ada di dalam amplop putih besar tadi.

"Di situ tertulis kesepakatan rahasia yang menyatakan kalau kami tidak akan membocorkan hubungan mu, sebaiknya kamu juga mengakhirinya sekarang", ucap Dewa.

Dewa bergegas bangkit dari kursinya untuk meninggalkan kafe dan segera menuju kantor dan kembali menemui pak Rangga.

*****

"Bagus, kamu sudah membantu ku. Sekarang saatnya bangkit", pak Rangga menepuk pelan pundak Dewa. "Saatnya menyelesaikan sesuatu yang benar-benar hebat", ucap pak Rangga tersenyum lebar ke Dewa.

"Baik pak", Dewa menjawab dengan gestur tubuh yang sopan kepada pak Rangga.

*****

Lala saat ini sedang duduk di atas kasur kamar tidurnya. Sambil terus memegang Handphone dan memandangi layarnya yang tertera kontak "Belahan Jiwaku", ragu ia ingin menghubungi Dewa tetapi ia putus kan tidak menghubunginya dan memilih untuk tidur saja.

*****

"Aku akan lari, mari bertarung", Lucky mendengar suara anak-anaknya yang saat ini sedang bermain di depan ruang TV. Saat ini Lucky sedang menyantap roti sandwhich untuk sarapan hari ini.

Sejenak ia kembali mengingat obrolannya dengan rekan kerjanya kemarin siang.

"Apa masih belum kembali?", tanya rekan kerja Lucky. Melihat ekspresi Lucky yang tidak enak, temannya itu pun melanjut kan, "Lupakan aja", sambungnya lagi. Ia paham dengan keadaan Lucky yang di tinggal oleh istrinya.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang