Bab 9

151 7 0
                                    


Lala dan Raisa sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan atasannya. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil yang di kemudikan Lala untuk pulang ke tempat tinggal masing-masing.

"Gue dengar rumor tentang sekretaris secara diam-diam menggunakan layanan credit card para bosnya, tapi aku belum pernah mendengar seseorang bertindak sejauh ini" ucap Raisa yang saat ini sedang duduk disamping Lala yang sedang mengemudikan mobil.

"Itu lah, gue juga tidak menyangka dia nekat melakukan itu" Lala menanggapinya.

"Lo akan memberitahu Presdir Hakim?" tanya Raisa ingin memastikan ke Lala perihal kasus yang baru mereka tangani tadi.

"Hmm itu lah gue juga masih ragu, yang pasti gue akan menanganinya dengan peringatan tegas, lalu gue akan beritahu Presdir jika ini terjadi lagi" hanya itu yang saat ini terpikirkan Lala untuk menyelesaikan semuanya."Tapi menurut gue itu rahasia yang pastinya akan ketahuan" sambung Lala lagi.

"Yap betull, dia pasti sangat ingin bersamanya, meski dia tahu itu akan berakhir suatu hari nanti" Raisa mengatakannya sambil memandang jauh keluar jendela dan satu tarikan nafas.

Lala hanya melirik gerakan Raisa itu sekilas.

*****

Di hotel tempat Helena berada saat ini tidak bisa check in karena kartu kredit yang ia punya sudah di blokir semua, Helena pun memutuskan untuk kembali pergi. Sambil memeriksa duit cash yang berada di dompetnya.

"Permisi bu, mau saya carikan taksi?" tanya seorang security yang berjaga di depan pintu masuk hotel kepada Helena.

"Tidak pak, terima kasih" jawab Helena sambil tersenyum kecil ke arah pak security itu.

Sambil membawa kopernya, Helena menuju penginapan kecil yang terdekat karena duit cash yang saat ini ia punya tidak begitu banyak untuk membayar kamar hotel dengan fasilitas yang mewah. Memasuki kamarnya, Helena terperangah melihat isi kamar penginapan kecil itu, hanya ada tempat tidur yang masih berisi kapuk, meja kerja kecil dan satu buah kursi kayu, cermin berukuran kecil tergantung di dinding dan kipas angin kecil sudah tertanam dibagian atas asbes. Ia pun hendak melangkah kan kakinya untuk keluar kamar itu, ingin mencari kamar yang lebih layak untuk ia tempati malam ini. Tetapi Helena tersadar kalau isi dompetnya tidak sesuai dengan keinginannya, lantas ia kembali memasuki kamar kecil itu dengan berat hati.

*****

Dewa yang sedang membaca buku di ruang televisi apartemennya, mengehrntikan kegiatannya saat ia dengar suara kunci pintu yang sedang di buka dari luar. Dewa menyambut Lala yang baru saja tiba dengan ekspresi datar dan sedikit senyuman terpampang diwajah innocentnya.

"Hari yang melelahkan ya yang?" tanya Dewa sambil menghampiri istrinya dan memeluknya erat, agar Lala merasa bebannya bisa terbagi ke Dewa.

"Iya yang capeeek" jawab Lala manja membalas pelukan suaminya.

"Mandilah, akan kusiapkan makan malam untuk kita yang" ucap Dewa sambil melepaskan pelukannya, agar Lala segera pergi mandi.

"Makasih ya sayang, aku mandi dulu setelah itu aku temui kamu di meja makan ya" Lala berjalan menuju kamar tidur yang terdapat kamar mandi di dalamnya.

Saat akan memasuki kamar tidurnya, terdengar bunyi dering dari handphone Dewa yang berada di atas meja samping kamar tidur mereka.

"Coki memanggil" begitu tulisan yang Lala lihat di handphone Dewa itu.

"Yang itu ada panggilan dari Pak Coki, ada apa Pak Coki menghubungi kamu malam begini ya" Lala mengambil handphone itu kan memberikannya ke Dewa. Dewa pun langsung menerimanya dan melihat panggilan yang masuk ke handphonenya yang bertuliskan Coki memanggil.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang