Di kediaman Raisa saat ini ia dan keluarga kecilnya sedang berkumpul di ruang tengah. Raisa meminta anak-anaknya untuk duduk, karena ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.
"Sini duduk dulu sayang, ibu punya pengumuman penting" ucapnya kepada Yoga dan juga Sony. Lucky hanya duduk sambil menunduk kan kepalanya, dia tidak ingin mendengar apa yang akan di beritahukan istrinya kepada anak-anaknya.
"Apa? Pengumuman penting?" tanya Yoga sang kakak-an.
"Sepertinya ibu di perintah kan untuk bekerja di tempat yang jauh dari rumah, jadi ibu tak akan pulang untuk sementara" Raisa mengatakan dengan perlahan, agar anak-anaknya bisa mengerti apa yang ia sampaikan.
"Berapa malam?" tanya Sony dengan nada imutnya.
"Sekitar 100 malam" sejenak Raisa berfikir sebelum mengatakannya. Lucky yang mendengar itu terkejut.
"100?" Lucky bertanya dengan nada terkejut. Raisa pun kembali menoleh ke Lucky dengan tatapan peringatan. "Oh iya betul, 100 hari".
"Jika kalian dan ayah bertahan dengan baik, ibu bisa kembali lebih cepat" kembali Raisa menyampaikan ke anak-anaknya . Lucky yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas.
"Ngga bisa kah ibu tetap di rumah?" tanya Yoga memohon kepada ibunya. "Aku engga suka ibu pergi bekerja" Lucky memandang sedih ke Yoga yang menyampai kan kalimat itu dengan wajah sedihnya.
"Maaf, tapi ini juga penting bagi ibu. Tapi ibu janji akan sering datang untuk menemui kalian. Bisa kah kamu berjanji akan menjaga adik mu?" tanya Raisa ke Yoga. Yoga mendengar itu hanya menundukkan kepala saja.
Melihat anaknya hanya terdiam, Raisa kembali mengatakan sesuatu yang bisa membuat anaknya sedikit tenang.
"Kamu dan ibu tahu apa yang akan terjadi, kamu satu-satunya yang bisa ibu andal kan saat ini. Jika kamu menangis, siapa yang akan mengurus ayah dan adik mu, ya kan?" Raisa mengatakan dengan perlahan dan berbisik ke Yoga. Yang di balas dengan anggukan kepala. Lalu Raisa beralih ke Sony.
"Sony jaga kakak dan ayah mu", Sony pun ikut mengangguk kan kepala.
"Baik lah Bu" ucap mereka berdua bersamaan.
"Aku mempercayai kalian berdua, jaga ayah mu yang banyak kekurangan" ucapnya. Lucky yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.
Raisa langsung memeluk, serta mencium kepala anak-anaknya. Sebenarnya ia berat untuk meninggal kan anak-anaknya berdua saja dengan suaminya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Raisa langsung berdiri untuk meninggal kan rumah. Lucky langsung mengejar Raisa dan menahan tangannya.
"Kamu sungguh akan pergi?" dengan wajah memelas Lucky mencoba menggoyahkan keinginan Raisa yang ingin meninggalkan rumah.
"Iya aku akan pergi. Aku akan mengundang mu ke grup chat dengan para orang tua dari kelas Yoga" ucap Raisa sambil menepuk-nepuk pundak Lucky. "Semoga berhasil mengurus keduanya" ucapnya kembali lalu meninggalkan Lucky, Yoga dan juga Sony di rumah.
Yoga dan Sony menghampiri ayahnya. "Semoga berhasil ya ayah" ucap Yoga sambil memegang tangan ayahnya.
"Aku ingin buang air besar ayah" ucap Sony memandang wajah ayahnya yang masih saja berdiri di depan pintu. Lalu Lucky membawa Sony ke kamar mandi.
*****
Raisa yang saat ini sedang duduk di halte memandangi foto-foto yang ada di handphonenya. Foto-foto itu berisi foto kenangan saat anak-anaknya masih pada bayi. Baru saja ia meninggal kan rumah, ia sudah merasa rindu dengan kedua anaknya. Air mata pun tidak bisa ia cegah. Terus menetes walau sudah berulang kali iaa hapus di pipinya. Raisa sangat merasa bersalah kepada anak-anaknya dan juga suaminya, tetapi ini sudah menjadi konsekuensi untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga Dalam Rumah Tangga
Lãng mạnLala mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal, memberitahu bahwasanya suaminya tengah berselingkuh dengan salah satu karyawan yang berada di tim yang sama dengan dirinya. Mulai dari situ Lala berusaha mencari tau satu persatu dan betapa ia sangat...