Bab 16

231 10 0
                                    


Pada saat rapat, Rini menjelaskan bahwasanya ada konten kreator wanita yang bernama Callista yang memiliki puluhan juta pengikut yang bisanya mereview barang-barang mewah, saat ini ingin mereview produk-produk skincare dari PT. Future Bright.

"Kalau dia ingin mereview seluruh produk kita itu akan sangat efektif untuk strategi pemasaran target. Apa yang ia inginkan sebagai balasannya?" ungkap Dewa mengenai Callista dan mengajukan pertanyaan ke Rini.

"Semuanya. Dia bahkan ingin hak untuk mengedit sendiri. Kita memilih barang-barang dan dia akan mereview semuanya dengan jujur sesuai seleranya" ucap Rini menjelaskan keinginan Callista dalam hal ini.

"Jika ada barang yang dinilai dengan buruk, itu bisa menjadi kerugian untuk kita" Dewa menyampaikan pendapatnya. Sedangkan yang lain masih menyimak pembahasan Callista sang konten kreator yang ingin mereview produk mereka.

"Karena ini video spesial, dia bilang bahwa dia berencana menghabiskan banyak uang untuk barang-barang kita. Penjualan yang diharapkan sebesar 300jt" ucap Rini dengan nada yang menggebu-gebu saat menyebutkan nominal yang ingin dibelanjakan oleh Callista. Ya karena Callista berniat untuk mereview produk PT. Future Bright dengan membeli produknya pakai uang miliknya pribadi jadi bukan semat-mata barang endorse an. Lantas Stefan dan Yona pun bersamaan mengucapkan "WOAHH" karena takjub mendengar Callista segitu effortnya untuk sebuah konten.

"Kuras kita harus melakukan ini" saran Helena menimpali. "Seorang konten kreator biasanya seorang yang di percaya oleh netizen. Jika kita tidak melakukannya, brand yang lain akan mengambil kesempatan." lanjutnya lagi.

"Tepattt sekali" sahut Rini yang begitu semangat.

"Kita harus diskusikan kembali dan dapatkan detailnya Lala dan Helena bekerjasama ya dan mari kita tanyakan pada Wakil Presdir" Dewa mengambil keputusan seraya mengakhiri rapatnya. Helena pun langsung mengiyakan perintah Dewa. Sedangkan Lala yang sedari tadi hanya melamun tetap terdiam, lantas Rini menyenggol sikut Lala untuk menyadarkan Lala dari lamunan panjangnya. Lala pun tersadar dan mengiyakan. Lalu Lala yang pertama kali bergegas keluar dari ruangan rapat tersebut. Helena yang melihat perilaku Lala yang janggal hanya tersenyum tipis.

Pada saat yang lainnya sudah kembali memasuki ruangan kerja Tim Manajemen, terlihat Raisa yang memanggil Dewa. "Pak Dewa, Tim Desain mengirim konsep poster." Lala yang mendengar itu pun melirik ke arah mereka berdua. Karena saat ini Raisa yang menjadi kecurigaan terhadap wanita yang merusak rumah tangganya saat ini. Walaupun di hati kecilnya masih tidak ingin mempercayai itu semua.

"Bawakan padaku ya" jawab Dewa ke Raisa.

"Baik pak" ucap Raisa sambil tersenyum ke arah Dewa. Dewa yang melihat istrinya kerap memperhatikan dirinya dan juga Raisa pun menoleh ke Lala, Lala langsung membuang pandangannya ke arah laptop di meja kerjanya. Melihat itu pun Dewa kembali berjalan memasuki ruangan khususnya bekerja.

"Yona, tolong kamu cari tahu lebih banyak tentang Callista ya" pinte Helena ke Yona agar mengumpulkan berbagai info mengenai konten kreator yang bernama Callista itu. "Bisa melalui artikel koran, video online, berita media, cari tahu sebisamu ya Yona" lanjutnya lagi. Lantas Yona pun langsung mengiyakan perintah Helena itu walaupun dia sedikit ragu apakah bisa mengerjakan hal itu.

Di saat yang bersamaan Raisa terlihat memasuki ruangan Dewa sambil membawa sebuah berkas ditangannya. Lala terus memperhatikan Raisa, sampai ia tidak sadar kalau sedari tadi Helena memanggil namanya.

"Sebaiknya kita mula kan La?" tanya Helena berulang kali ke Lala yang tidak di gubris oleh Lala sama sekali. Helena yang heran melihat kelakuan Lala itu pun ikut mengikuti arah pandang Lala saat ini, yaitu ke arah ruangannya Dewa, dimana saat ini ada Raisa di dalam ruangan itu. Helena pun mengetok meja kerja Lala untuk menyadarkannya.

"Ah, iya ayuk" jawab Lala terkejut dengan kehadiran Helena yang sudah berdiri tepat di depan meja kerjanya saat ini. Lalapun langsung mengerjakan berkas yang saat ini ada di meja kerjanya. Helena pun meninggalkan meja kerja Lala dan berjalan keluar ruangan. Tujuannya saat ini adalah memanggil Rini dan mengajaknya ke ruangannya agar bisa dengan mudah mendiskusikan segala hal mengenai produk yang akan di review oleh Callista.

Tok tok tok.. Pada saat Helena sudah kembali ke ruangan Tim Manajemen bersama Rini, ia mengetok meja kerjanya Stefan. Terlihat Syefan yang sedang tertidur dengan posisi duduk menyerupai posisi kerjanya seperti biasa pun terkaget. Dan berpura-pura sedang mengetik di atas keyboard laptop kerjanya. Raisa dan Rini yang melihat itu pun ikut tertawa melihat kelakuan Helena dan juga Stefan.

Helena geleng-geleng kepala melihat itu "Aku hampir tertipu" ucapnya ke Stefan lalu berjalan kembali menuju meja kerjanya sambil berdecak. "Lo sangat hebat, siapa pun akan tertipu". lanjutnya Helena. Saat Helena sudah menduduki kursinya, Yona pun mendatangi meja kerja Helena dengan membawa lembaran kertas yang berisi artikel mengenai Callista yang sudah ia temukan dan print.

"Ini bu yang sudah saya temukan tentang Callista, aku menemukannya di internet dan sudah mencetak semuanya" ucapnya ke Helena sambil memberikan berkas itu.

Helena pun memandangi berkas yang di berikan Yona, "Apa ini ensiklopedia?" tanya Helena ke Yona yang membuta Yona heran mendengar pertanyaan dari Helena itu. "Waktuku ngga sebanyak itu, ulangi lagi" ucapnya merintah Yona kembali. Yona yang masih kebingungan kenapa Helena mengatakan itu pun hanya mengiyakan permintaan Helena, dan hendak berjalan kembali menuju meja kerjanya.

"Maksimal sepuluh halaman, jangan lebih dari sepuluh halaman" ucap Helena memberitahu ke Yona apa yang harus Yona lakukan dengan ratusan lembar yang saat ini ia pegang. Akhirnya Yona mengerti yang dimaksud Helena adalah hanya rangkuman mengenai Callista. "Fokuslah pada kebiasaan melakukan perawatan apa saja" dan Kini Yona semakin mengerti apa yang dibutuhkan Helena.

"Siapa yang bernama bu Lala?" terdengar suara seseorang yang memasuki ruangan Tim Manajemen sambil membawa buket bunga berwarna ungu yang berukuran besar, ya itu seorang kurir yang ingin memberikannya ke Lala. Rini yang melihat itu pun menunjuk ke meja dimana Lala sedang duduk.

"Ini dari Pak Dewa" ucap sang kurir itu ke Lala sambil menyerahkan buket bunga ungu ke tangan Lala langsung. Lala pun menerimanya dengan sedikit senyuman dan terimakasih.

"Ulang tahun pernikahan seseorang itu terlalu sering. Dari luar tidak kelihatan, tetapi dia menjadi romantis setiap tahun" ucap Rini setelah kurir keluar dari ruangan. Karena ia tahu betul kalau ulang tahun pernikahan sahabatnya itu baru saja di beberapa hari lalu tetap sampai hari ini Dewa masih saja memberinya buket bunga yang dianggapnya gift anniversary Lala dan Dewa. Teman-teman yang lain mendengar itupun hanya tersenyum sambil melihat ke arah Lala. Dewa yang baru saja memasuki ruangan itu pun tersenyum sebentar saat melintasi Rini, dan melihat ke arah meja kerja Lala yang saat ini sudah ada buket bunga ungu berukuran besar. Melihat itu Lala langsung menurunkan bunga yang tadinya masih berada di atas meja kerjanyapun ke lantai disamping meja kerjanya. Dewa yang melihat itu lantas melnajutkan langkah kakinya untuk memasuki ruangan kerja khusunys. Sedangkan teman yang lainnya menatap Lala dengan pandangan heran kenapa Lala melakukan itu di depan Dewa.

Helena yang merasa Lala sedang tidak baik-baik saja pun berinisiatif mengajak Lala keluar dari ruangan menuju halaman di kantornya untuk meminum kopi sambil menarik nafas sejenak dari padatnya pekerjaan mereka.

"Ada apa?" tanya Helena ke Lala saat melihat sedari tadi Lala hanya diam saja sambil melamun.

Lala pun kaget mendengar suara Helena. "Lo ngga fokus seharian, ada apa?" ulang Helena kembali mempertanyakan kondisi Lala saat ini.

"Gue cuma merasa kurang sehat" jawab Lala karena ia masih ragu ingin meceritakan kegelisahannya berhari-hari ini.

"Benarkah?" tanya Helena meragukan ucapan Lala.

"Helena" panggil Lala yang langsung terhenti karena merasa tidak jadi ingin memberitahu Helena tentang yang sejujurnya.

"Kenapa? Aneh sekali" ucap Helena yang melihat Lala menyesap kopinya dengan sedikit bergetar dan membuang nafasnya kasar.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang