Bab 21

221 12 0
                                    


"Pak pihak agen bilang mereka akan menggabungkan masukan bapak dan mengirim referensi bahan yang lain besok" ucap Stefan pada saat Dewa baru saja memasuki kembali ruangan kerja tim manajemen.

"Ia baiklah, Stefan kamu urus ya" ucapnya kepada Stefan. Lala yang melihat suaminya itu pun hanya menghela nafas.

Hari ini Lala memilih pulang setelah teman-temannya yang lain sudah pada pulang. Jadi lah saat ini hanya ada ia dan suaminya. Lala pun memasuki ruangan khusus

Dewa. Di lihatnya sang suami masih mengerjakan sesuatu. Dewa yang melihat istrinya memasuki ruangannya pun sedikit merasa senang karena istrinya menghampirinya.

"Ayo kita pulang, tapi sebelumnya ikut aku ke kafe" ucap Lala kepada Dewa. Dewa yang mendengar itu pun merasa senang dan mengikuti istrinya berjalan menuju lift. Bahkan di dalam lift sampai menuju basement mereka hanya diam saja.

Dewa segera menghampiri mobilnya dan hendak akan membukakan pintu bagian penumpang depan untuk Lala, tetapi Lala terus saja berjalan dan menghampiri mobilnya sendiri. Dewa pun mengikuti istrinya sampai ke mobil sang istri lalu ia bergegas naik ke dalam mobil istrinya. Lala yang menyetir dalam keadaan diam terus saja diperhatikan oleh Dewa.

Sesampainya di kafe, mereka langsung memesan minum.

"Aku ingin menanyakan sesuatu" tanya Lala ke Dewa. "Kamu bilang hubungannya sudah berakhir? tanya Lala kembali dan di jawab anggukan kepala oleh Dewa.

"Dan dia seseorang yang tidak aku kenal? Apa ada hal lain yang harus ku ketahui?" tanya Lala kembali kepada Dewa.

Dewa hanya menatap Lala. "Aku bertanya apa aku harus sakit lebih jauh lagi kamu buat?" tanya Lala kembali, Dewa menggelengkan kepalanya. "Baik lah memang sebaiknya begitu atau aku tak akan bisa memaafkan mu lagi" akhirnya Lala memutuskan untuk memaafkan Dewa atas kejadian kali ini.

Kembali Dewa menundukkan kepalanya tidak sanggup menatap mata istrinya.

"Jangan bicarakan itu sampai aku mati, anggap saja itu tidak pernah terjadi apapun" ucap Lala kembali. "Aku juga akan begitu" Dewa yang mendengar itu kembali menatap istrinya yang sudah meneteskan air mata.

"Aku berniat memaafkan mu" ucap Lala. "Tapi aku tak bisa yakin, pasti akan sangat menyakitkan, aku mungkin akan merasa tersiksa berkali-kali tapi aku akan tetap mencoba aku akan mempercayaimu untuk terakhir kalinya" ucap Lala kembali. Ia ingin memberikan kesempatan terakhir untuk Dewa. Karena ia juga merasa tidak mampu kalau hidup tanpa Dewa.

Dewa yang mendengar itu keluar dari mulut istrinya merasa sangat senang hingga air matanya pun ikut menetes. Lantas ia menggenggam tangan Lala.

"Lala sayang--" ucap Dewa lalu di potong kembali oleh Lala. "Jangan khianati aku lagi" Dewa pun menggenggam kedua tangan Lala dan mengangguk dengan senang. Bahkan ia mengabaikan getaran dari ponselnya yang sedaritadi terus berdering.

*****

Lucky yang tengah malam begini baru saja pulang, memasuki rumahnya dengan cara mengendap-endap agar tidak terdengar oleh istrinya dan tidak mengganggu tidur anaknya.

Namun sayangnya Lucky di kaget kan dengan keberadaan istrinya yang saat ini sedang duduk berdiam diri di ruangan tamu. Memang Raisa sengaja menunggu kepulangan Lucky karena sudah tengah malam tidak kunjung memberi kabar kepada dirinya.

"Ibu kamu menunggu ku?" tanya Lucky kepada Raisa yang diam dan merespon dengan anggukan kepala.

"Duduk lah" pinta Raisa kepada Lucky tanpa memandang wajahnya sedikit pun.

Lucky pun menuruti Raisa dan duduk di hadapanny.

"Ada apa? Kamu membuat aku takut" Lucky merasa takut melihat ekspresi Raisa saat ini.

"Ayah" ucap Raisa.

"Iya bu" jawab Lucky ragu-ragu.

"Aaku enggak bisa melakukan ini lagi" Raisa mulai megutarakan keinginannya.

"Apa?" ucap Lucky ngga mengerti kemana arah pembicaraan istrinya kali ini.

"Aku akan pergi" lalu Raisa mengambil koper yang sedari tadi ia siapkan di ujung pintu.

"Raisa" panggil Lucky. "Bisa tolong jangan pergi" Lucky mencoba menahan Raisa saat akan melangkah keluar rumah. Ia tidak mengerti kenapa bisa tiba-tiba saja memilih untuk pergi meninggalkan dirinya dan juga anak-anak keluar dari rumah.

Raisa yang saat ini tengah berdiri di pinggir jalan sambil memegangi handphone-nya memilih kontak yang bernama "Pak Dewa Manajer Tim Manajemen" lalu berniat mengirimkan pesan kepada Dewa.

"Aku sudah memutuskan".

*****

Lala memasuki ruangan kerja tim manajemen. Di lihatnya ruangan itu masih dalam keadaan kosong, belum ada seorang pun yang datang. Lalu Lala berjalan menuju ruangan Dewa. Betapa terkejutnya Lala saat melihat Dewa sedang bersama dengan seorang wanita di dalam ruangannya itu. Wanita yang saat ini sedang berdiri berhadapan dengan Dewa, dan itu membelakangi dirinya. Lala hanya bisa berdiri mematung menyaksikan itu. Terlihat Dewa sedang membelai rambut wanita itu, dan perlahaningin mencium bibir wanita di hadapannya.

Seketika Lala terbangun dari tidurnya. Ternyata yang tadi ia lihat itu hanya sebuah mimpi . Lala pun segera keluar menuju dapur. Di lihatnya Dewa sedang menyiapkan makanan.

Dewa yang melihat istrinya sudah bangun pun menyapanya. "Aku membuatkan kamu sarapan, kita bisa makan bersama setelah mandi lalu pergi kerja di satu mobil yang sama" ucap Dewa sambil membelai rambut Lala.

"Tentu, terima kasih" ucap Lala berterimakasih dan berjalan kembali menuju kamarnya untuk mandi.

Saat sudah berada di kantor, Lala kembali teringat dengan mimpinya tadi malam. Juga ia teringat dengan isi pesan teks yang diterimanya tempo lalu "Suami mu berselingkuh dengan seseorang di tim mu". Mulai dari Helena, ia pandangi wajah Helena, beralih ke Raisa, lalu ke Yona.

Ia teringat kembali perkataan suaminya bahwasanya selingkuhannya kemarin bukan seseorang yang ia kenal.

Walaupun ia telah memutuskan untuk tetap bertahan menjalanin pernikahan dengan Dewa, tetap saja ia tidak bisa memungkiri kalau ia ingin mengetahui siapa yang pernah berselingkuh dengan suaminya.

"Ibu.." Lala tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara Stefan memanggil-manggil dirinya.

"Apakah format yang ku pakai benar?" Stefan sambil menyerahkan file ke Lala.

"Oh iya, tinggalkan aja di sana" saat kepergian Stefan Lala lagi-lagi kembali melamun.

*****

"Pak Lucky kamu datang untuk menemui Raisa?" tanya Lala ketika melihat Lucky suaminya Raisa memasuki ruangan kerja tim manajemen.

"Ia aku harus bicara dengannya. Ijinkan aku meminjam ya sebentar" Lucky meminta izin ke Lala untuk sebentar menemui Raisa. Sedang kan Raisa yang melihat itu pun kaget, lalu ia mengikuti kepergian suaminya meninggalkan ruangan kerja.

"Kamu tinggal di mana? tanya Lucky ke Raisa.

"Kenapa kamu peduli?" ketus Raisa menjawab pertanyaan Lucky.

"Kamu sungguh pergi dan ingin meninggalkan kami?" tanya Lucky kembali.

Kembali teringat kejadian tadi malam saat ia yang baru saja pulang larut malam dan terlihat Raisa masih menunggunya di ruang tamu.

"Aku enggak bisa melakukan ini lagi, aku akan pergi dari rumah" saat Raisa mengatakan itu, terlihat Lucky menatap heran ke Raisa.

"Aku sudah bertahan semampu ku dan sebisa mungkin, aku cuma satu orang, bagaimana bisa mengurus rumah, menjaga anak-anak dan juga bekerja" apa adanya Raisa menyampaikan kegundahannya.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang