Bab 22

211 9 0
                                    


Kembali teringat kejadian tadi malam saat ia yang baru saja pulang larut malam dan terlihat Raisa masih menunggunya di ruang tamu.

"Aku enggak bisa melakukan ini lagi, aku akan pergi dari rumah" saat Raisa mengatakan itu, terlihat Lucky menatap heran ke Raisa.

"Aku sudah bertahan semampu ku dan sebisa mungkin, aku cuma satu orang, bagaimana bisa mengurus rumah, menjaga anak-anak dan juga bekerja" apa adanya Raisa menyampaikan kegundahannya.

"Aku juga banyak membantu" ucap Lucky tidak terima kalau Raisa merasa sendiri mengerjakan semuanya.

"Tapi kamu menjaga anak mu sendiri seperti membesarkan anak orang lain. Aku meminta mu memberi ku kelonggaran m, ini tahun-tahun yang penting bagi ku" lagi lagi Raisa mengungkap kan apa yang ia rasa selama satu tahun ini.

"Maaf, aku akan lebih baik lagi, jadi tolong jangan katakan itu untuk menakuti ku" minta Lucky memohon agar Raisa tidak mengatakan kalau ia akan pergi dari rumah lagi.

"Aku enggak menakuti mu, jika kamu tidak mengerti, akan aku tunjukkan dengan tindakan aku bekerja keras sendirian, sebagai ibu yang bekerja hingga saat ini jadi sekarang giliran mu untuk hidup sebagai ayah yang bekerja" Raisa masih kukuh dengan pendiriannya ingin keluar dari rumah.

"Kenapa kamu melakukan ini? Kamu membuat aku takut" tergagap Lucky menanggapi istrinya.

"Kamu takut dengan hal seperti ini, asal kamu tahu, aku akan lebih hancur setelah menjalani hidup seperti ini" ucapnya ke Lucky sebelum ia bergegas mengambil koper meninggalkan rumah.

*****

"Aku harus bilang apa pada anak anak?" sangat sulit membuat alasan bagi Lucky menjelaskan keadaan tadi pagi, dimana anak-anaknya menanyakan di mana ibunya sepagi ini.

"Aku akan bilang ke anak-anak kalau aku di pindah tugaskan ke area lain" hanya itu yang dipikiran Raisa untuk memberikan alasan ke anak-anaknya.

"Apa??" Lucky terkaget hingga menaikkan nada bicaranya, Raisa dan Lucky pun melihat kiri dan kanan memastikan kalau tidak ada orang yang mendengar percakapan mereka.

"Sejak kapan kamu merencanakan ini?" tanya Lucky kepada Raisa.

"Sejak kamu tidak mendengarkan apapun yang ku katakan" jelas Raisa.

"Terus, apa yang akan kamu katakan pada orang tua kita?" tanya Lucky sambil berharap kalau Raisa akan mengubah keputusannya.

"Kasih tahu saja mereka jika kamu ingin bercerai" ucap Raisa lalu pergi meninggalkan suaminya.

Lucky merasa kedatangannya ke kantor Raisa sungguh sia-sia. "Raisa benar benar keras kepala".

*****

Wakil Presdir Rangga menandatangani kontrak kerjasama dengan Stella. "Setelah proyek ini berakhir suksa, aku berniat menunjuk mu sebagai Eksekutif" Rangga mengatakan itu ke Dewa. "Kamu hanya bisa membawa perubahan, jika kamu punya kekuatan" ucapnya lagi kepada Dewa.

Dewa yang tidak menyangka Pak Rangga akan mengatakan itu pun merasa senang dan mengucapkan terima kasih.

"Jadi mulai lah persiapan, oh iya aku tahu kamu tak akan melakukan itu, tapi jangan melakukan hal yang kontroversi" minta Rangga ke dewa.

"Baik pak" ucap Dewa emang iya kan kata atasan yaitu.

*****

Yona saat ini sedang berada di kantin sambil mengerjakan tugas yang di berikan Helena untuk membuat selebaran untuk acara.

"Yona" sapa dua orang perempuan yang bekerja di kantin saat melihat Yoba sedang duduk sendirian.

"Eh hai Kak mimi" Yoba kembali menyapa temannya itu.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang