Bab 68

51 5 0
                                    

"Luangkan waktu lo dan kembali. Lo sudah banyak mengalami kesulitan. Bermain lah dengan anak - anak dan makan apa saja yang lezat. Kemudian kembali. Ambil lah cuti panjang", saran Lala karena tidak ingin kalau Raisa menyesal mengambil keputusan resign secepat itu. Untungnya perusahaan mereka mengizinkan pegawai untuk mengambil cuti panjang dan bisa kembali sewaktu - waktu.

Mendengar itu Raisa senang karena ia bisa meluangkan waktu untuk anak - anak dan fokus pada kehamilannya yang sekarang tanpa perlu khawatir karirnya akan berhenti, karena ia di izinkan untuk cuti.

*****

"Ada yang mau kamu katakan?", tanya pak Rangga pada Dewa yang mendatanginya ke ruangan.

"Iya pak",

"Baik, katakan lah", senyum pak Rangga mempersilahkan Dewa. Ia semakin senang pada Dewa karena telah memilih untuk tetap bekerja dengannya dibanding dengan bu Irma.

"Gift yang sudah di susuh tim kami sudah di setujui, dan juga sudah di sebar infonya sebagian membuat kami semakin yakin karena client memberikan respon positif. Jadi semua itu akan mulai kami lakukan proses pemesanannya mulai bulan depan. Mengenai Yona, apa bapak akan tetap membiarkannya berada di tim management?", tanya Dewa berhati - hati.

"Tim mu adalah intinstrategis. Memiliki sekutu di sana sudah pasti akan membuat ayah ku menganggap ku serius. Aku tahu apa yang kamu khawatir kan, jadi biarkan dia tetap bertahan di tim itu.", Dewa menganggukan kepalanya sopan.

"Tetapsaja aku perlahan - lahan harus mulai mempersiapkan segala sesuatunya", lirih pak Rangga dan Dewa sangat tahu apa yang di maksudkan itu.

*****

"Menyenangkan bisa berjalan bersama ibu, bukan mba pengasuh itu hari ini", ucap Yoga riang karena hari ini ia berangkat sekolah di antar oleh Raisa.

"Jangan lari - lari sayang, nanti kamu bisa terluka karena jatuh", Yoga yang semangat berlari ke arah teman - temannya. Ini adalah hal yang sangat langka bagi Raisa. Mengantar anaknya sekolah tanpa perlu terburu - buru karena ia sudah memulai hari cutinya.

"Kamu ibu yang bekerja ya?", sapa seorang ibu wali murid yang sama di sekolah Yoga pada Raisa.

"Iya bu benar, namun saat ini sedang cuti", jawab Raisa ramah karena ibu yang berbicara padanya terlihat jauh lebih tua darinya.

"Hmm pantesan aku jarang melihat kamu di sini. Tidak apa - apa. Cukup beri mereka cinta saat kamu bersama mereka, mana ada ibu yang memiliki segalanya di dunia. Putri ku juga bekerja, kamu mengingat kan ku padanya. Aku di sini untuk mengantar cucu ku bersekolah. Sampai jumpa", ucap ibu itu lalu pergi meinggalkan Raisa. Raisa mengangguk sopan padanya.

*****

"Hai bu Rini", sapa Steven saat melihat Rini memasuki ruangan tim management.

"Haiii. Ruangan kalian terlihat sepi hari ini", ucapnya. "Kemana dia pergi?", tanya Rini pada Helena menunjukkan meja kerja Lala.

"Dia pergi ke acara eksekutif", jawab Helena tanpa mengalihkan kegiatannya. Rini melengos dan berbalik badan untuk meninggalkan ruangan tim management.

"Apa?", tiba - tiba Rini teringat akan sesuatu. "Bukan kah itu acara untuk suami dan istri?", tanya Rini langsung dan Helena membenarkan ucapan Rini.

****

"Pak Dewa, kesini", panggil salah satu pejabat tinggi dari PT. Future Bright di sebuah restaurant yang sudah di booking untuk makan siang hari ini. Siang ini adalah makan siang bersama para eksekutif dan keluarga PT. Future Bright. Dewa segera menghampirinya.

"Istri mu tidak ikut dengan mu?", tanyanya saat melihat Dewa hanya datang seorang diri.

"Tidak pak, ada sesuatu yang mendesak", ucap Dewa gugup, karena memang belum ada yang mengetahui perihal rumah tangganya kecuali dari pihak pak Rangga.

"Oh begitu, ini perkenal kan ini istri ku", ucapnya lagi menunjuk wanita yang berada di sisinya, Dewa pun mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Ohh, itu dia istri mu", tunjuknya saat melihat Lala baru saja masuk. Dewa terkejut melihat Lala yang datang tanpa memberitahunya. Lala berjalan menghampiri Dewa.

"Suami mu bilang kamu punya urusan yang mendesak, apa sudah selesai?, tanyanya ke Lala setelah bersalaman.

"Syukur lah aku berhasil menjadwal kan ulang", Lala mengikuti skenario yang di karang suaminya itu.

"Baik lah sampai jumpa lagi, kami kesana dulu ya", tinggal Dewa dan Lala yang saat ini mencari tempat duduk yang nyaman bagi mereka.

"Bersikap lah santai," ucap Lala dengan nada ketus dan wajah yang tidak bersahabat, tidak seperti tadi yang penuh senyum. "Orang - orang nanti ada yang memperhatikannya", lanjutnya.

"Lala-",

"Sudah aku pikir kan. Apa yang akan membuat mu merasa terburuk. Aku tidak akan menceraikan mu semudah itu", ucap Lala tanpa menatap Dewa.

"Itu hanya akan menghancurkan kita berdua", ucap tegas Dewa.

"Sudah ku bilang. Kamu akan hancur bersama ku", lantas Lala menatap Dewa tajam.

Yona yang baru saja datang bersama dengan pak Rangga dan bu Angel terkejut saat melihat Rangga sedang bersama Lala menghadiri makan siang hari ini. Namun ia di senggol oleh Angel untuk tiap menatap Dewa terlalu lama.

****

"Ada yang bisa saya bantu pak?", tanya seorang pramuniaga pada Lucky yang sedang melihat - melihat sepatu di Mall.

"Aku sedang mencari sepatu untuk wanita hamil agar bisa memakainya dengan nyaman. Bisakah kamu merekomendasikan sesuatu mba?", tanya Lucky pada mba penjaga toko sepatu itu.

"Flat shoes ini pak, sangat cocok untuk wanita yang sedang hamil", pramuniaga itu mengambil sepasang flat shoes berpita kecil di bagian atas depannya. "Ada tiga warna pak dan ini pastinya nyaman untuk di pakaikan ke ibu hamil dan masuk ke beberapa warna pakaian", jelasnya lagi.

"Istri ku suka warna cream. Aku akan mengambil yang ini 1", Lucky memberikan sepatu yang ingin ia beli ke pramuniaga.

"Baik lah pak, berapa ukuran kakinya ya pak?", tanyanya.

"Oh ya ukurannya 39 mba, karna nanti kan kakinya akan semakin membesar, agar muat di pakai selama hamil dan nyaman", ucap Lucky.

"Baik pak tunggu sebentar ya saya bantu untuk bungkus kan. Mohon di tunggu di kasir ada di sebelah kiri pak", tunjuk pramuniaga ke arah kasir dengan ramah. Lucky pun berjalan menuju kasir untuk membayar sepatu yang ia beli agar Raisa bisa lebih nyaman menggunakannya saat hamil seperti sekarang.

Sesampainya di kantor Lucky meletakkan sepatu yang ia beli tadi untuk Raisa di samping mejanya. Nantinya saat sudah pulang kerja akan ia berikan langsung ke Raisa.

"Lo mau ketemu sama seseorang?", tanya temannya saat melihat Lucky membawa paper bag yang berukuran sedang ke dalam ruangan kerja.

"Ini untuk istri gue. Apa yang ada di pikiran lo?", tanya Lucky sedikit kesal dengan temannya itu.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang