Bab 76

81 6 0
                                    

Steven dan Lala sampai di kantor bu Fatma bersamaan dengan Dewa dan juga Yona. Steven terus menjaga Lala agar tidak terlalu banyak berinteraksi berdekatan dengan Dewa. Ia tidak ingin Lala menjadi semakin menderita melihat Dewa dan Yona yang selalu bersamaan.

Mereka langsung menemui bu Fatma dengan di arahkan karyawannya. Setelah melakukan perkenalan singkat, ternyata mereka baru tahu kalau bubFatma bisa dijadikan makcomblang untuk acara yang akan mereka adakan, karena bu Fatma memiliki banyak informasi terkait orang - orang penting.

"Kami datang karena ingin meminta bantuan mu di acara yang kami rencanakan", Dewa mengatakam tujuan mereka datang menemui bu Fatma.

"Iya saya sudah tahu, bu Irma sendiri sudah menelfon ku".

"Saya dengar 85% pasangan yang kalian perkenalkan akan menikah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan acara ini akan menguntungkan mu juga bu Fatma", kata Lala mencoba meyakinkan bu Fatma agar mau bekerjasama dengan perusahaan mereka.

"Sejujurnya menjadi makcomblang untuk orang kaya lebih mudah daripada di kalangan orang awam. Aku hanya perlu mempertimbangkan kondisi materialistisnya. Perasaan justru tidak berperan penting. Jadi peluang untuk ke jenjang pernikahan akan semakin tinggi. Yang terpenting bagi kami adalah informasi. Data yang detail meningkatkan tingkat keberhasilan. Karena itulah aku penasaran dengan detail dari kedua orang ini", bu Fatma melihat ke Steven.

"Steven, kamu putra dari Menteri Luar Negri kan", ucap bu Fatma tersenyum padanya. Sedangkan Lala dan Yona terkejut mendengar hal itu. Pasalnya mereka baru mengenai fakta ini, berbeda dengan Dewa yang memang sudah mengetahui sejak awal Steven melamar kerja di PT. Future Bright.

"Ii iiyaa", Steven terbata menjawabnya, karena dari awal ia tidak ingin di ketahui anak dari seseorang yang berpengaruh.

"Lalu kamu, putri dari pak Rangga PT. Future Bright kan", ucap bu Fatma beralih ke Yona. Dan Yona terseyum menjawabnya.

"Jika di perbolehkan mewawancarai kalian berdua, aku akan setuju untuk kita bekerjasama", tukas bu Fatma.

"Baik lah aku mau, pasti hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan", Steven mau tidak mau menerima demi keberlangsungan pekerjaannya.

"Aku juga mau", sambung Yona yang juga setuju untuk di wawancarai.

"Baiklah, Steven dulu ya, kalian boleh menunggu di sofa depan ruangan ku ini", kata bu Fatma ramah.

Dewa dan Yona menduduki sofa panjang yang berada tepat di ruangan bu Fatma, sedang Lala memilih duduk menyendiri di sebuah kursi kayu agar berjarak dengan keduanya sambil menunggu Steven. Sebelumnya karyawan bu Fatma sudah menjamu teh hangat untuk Lala dan teman - temannya.

"Dia hampir tahu berapa sendok yang dimiliki keluarga kami, sangat detail menanyai ku", kata Steven setelah hampir setengah jam berada berdua saja dengan bu Fatma untuk melakukan wawancara.

"Kamu melakukannya dengan baik Stev", senyum Lala.

"Kamu bisa menolak jika tidak siap", ucap Dewa saat melihat Yona terlihat gugup saat akan memasuki ruangan bu Fatma.

"Tidak apa - apa, aku ingin membantu untuk menyukseskan pekerjaan ini", Yona melanjutkan langkahnya menuju ruangan bu Fatma. Steven memerhatikan Dewa yang terus menatap Yona hingga menghilang di balik pintu. Lalu kembali melihat Lala yang semakin terluka menyaksikan hal tidak pantas menurut Steven. Karena saat ini Lala dan Dewa masih berstatus suami istri, namun Dewa jelas terang - terangan mengkhawatirkan Yona di depan Lala.

Di dalam ruangan bu Fatma, Yona merasa gugup saat berhadapan langsung dan berdua saja dengan bu Fatma.

"Ini bukan interogasi, jadi jangan gugup", ucap bu Fatma profesional dan mulai menyalakan alat rekam untuk dapat menyimpan informasi dari informannya. Begininlah cara kerja bu Fatma untuk dapat mengetahui informasi dari orang - orang penting secara legal. Yona tersenyum canggung meresponnya.

"Yona, kamu di besarkan oleh ibu mu seorang diri yang bernama Zaskia sampai usia mu 19 tahun. Lalu pak Rangga dari PT. Future Bright pun terungkap sebagai ayah mu dan kini kamu tinggal bersamanya. Ibu mu sempat di rawat di rumah perawatan, tapi dia meninggal baru - baru ini. Pak Rangga dan istrinya bu Angel merawat mu saat ini, dan kakekmu, ayah dari pak Rangga meminta mu untuk masuk ke dalam kartu keluarga mereka secara resmi. Semua ini fakta yang mudah ku temukan di internet. Namun informasi yang ku inginkan akan di mulai dengan pertanyaan ini", panjang bu Fatma membacakan tentang Yona yang ia temukan di internet.

"Apa yang kamu cari dari seorang pria?", tanya bu Fatma membuat Yona semakin gugup.

"Apa ya, aku tidak yakin, mungkin seseorang yang hangat dan baik", jawab Yona sambil tersenyum agar merilekskan dirinya.

"Itu lah yang di pikirkan Yona yang dulu. Bukan kah prioritas mu harus berubah setelah menjadi Yona yang baru saat ini?", Yona bingung dengan pertanyaan bu Fatma.

"Izin kan aku bertanya sekali lagi. Apa yang kamu cari dari seorang pria dalam hal pernikahan kelak?", bu Fatma mengulangi pertanyaannya.

**

"Bu sebentar ya saya ke bawah dulu", izin Steven ke Lala dan di iyakan olehnya.

Dewa melihat Lala yang memegangi perutnya seperti sedang menahan sakit. Ia lantas berjalan menghampiri dispenser yang tersedia di ruang tunggu itu dan melihat lampu air hangat yang menyala. Dewa menuangkan air hangat ke gelas kosong yang tersedia, ingin memberikan air hangat itu ke Lala agar bisa mengurangi rasa sakit pada perutnya.

Namun saat Dewa mau memberikan gelas itu, Steven datang menghampiri Dewa.

"Biar saya saja pak yang memberikannya. Mungkin saat ini akan terasa semakin sakit kalau bapak memberikan perhatian pada bu Lala", Steven mengambil gelas dari tangan Dewa dengan sopan.

"Ini bu ku belikan pereda nyeri, minum dulu", Steven menyerahkan obat pereda nyeri yang baru saja ia beli di luar kantor bu Fatma. Karena tadi ia lihat ada sebuah apotek tepat di sebrang kantor.

"Terima kasih ya Stev", Lala menerima dan meminum obat pemberian Steven.

Yona yang sudah selesai dan keluar dari ruangan bu Fatma ikut menyaksikan adegan itu. Melihat Dewa yang ingin memberikan minuman untuk Lala namun di halangan oleh Steven dan di ambil alih. Tapi ia memilih diam dan berjalan menuju Dewa.

"Tolong kirim kontraknya, saya akan hubungi kalian setelah membacanya", bu Fatma keluar dan menghampiri Lala.

"Terima kasih ya bu", ucap Dewa di ikuti anggukan sopan Lala, Steven juga Yona.

"Baik, kalian hati - hati ya di jalan", ucap bu Fatma.

"Stev, tunggu, ada yang ingin aku tanyakan ke bu Fatma", Lala memasuki kembali ruangan bu Fatma setelah mengetuk pintunya.

"Permisi bu, maaf mengganggu lagi, saya mau bertanya, apa ibu mengenal seseorang yang bernama bu Suci dari perusahaan Kilang Pride?", tanya Lala langsung tidak ingin mengganggu waktu bu Fatma terlalu lama.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang