PCM 47

5.5K 476 41
                                    

Aryyan menyarungkan baju melayu yang berwarna putih di tubuhnya.Samping di lilit di pinggangnya.Songkok yang berkerongsang di atas kepala itu membuatkan seri pengantin di wajah Aryyan .

Sedang ralit dia melirik dirinya di depan cermin wajah.Matanya terlirik ke arah satu gambar.Senyuman terukir indah di bibirnya.

Air mata jantan mengalir.
Kepalanya berkalih apabila terdengar pintu biliknya terbuka dari luar.

Isterinya, Mawar.

Dengan pantas air matanya di serka.Lalu menyimpan gambar itu ke dalam laci meja soleknya.

Senyuman nipis yang terhias wajah kacaknya kian hilang dan menjadi dingin.Sekilas saja dia memandang isterinya.Dia terus berkalih wajahnya ke arah lain.

" Abang..." Panggil Mawar lembut.Dia mendekati suaminya yang berada di depan cermin.

" Abang dah siap?" Soal Mawar.Tapi soalannya tidak langsung Aryyan endahkan.

" Abang... kenapa pakai songkok ni senget?" Tegur Mawar membetulkan songkok yang berada di atas kepala suaminya.

" Awak nampak segak dengan pakaian ni.Mungkin seri pengantin agaknya." Ujar Mawar dengan senyuman nipis.Baju di bahu suaminya di betulkan.

Aryyan hanya diam saja.Wajah isterinya di pandang lama.Gigi di ketap.Mawar perasan akan itu.

Pasti lelaki itu tidak mahu perempuan jijik seperti menyentuh pakaian sucinya.

" Maaf... saya tak patut biarkan tangan saya sentuh pakaian suci awak." Mawar mengundur ke belakang.Dia tertunduk.

" Kasut aku kau dah siap?" Soal Aryyan.

Mawar mengangkat kepala.Nasibnya memang tidak sama seperti kisah di dalam novel.Di mana di hari perkahwinan suami... suaminya bagaikan tidak ada langsung rasa kasihan pada dirinya.

Mata bundar suaminya di tenung.Dapat Aryyan melihat mata bundar isterinya yang sudah bertakung dengan air mata di tubir mata.

" Dah..." Bergetar suara Mawar.

" Hmm..." Gumam Aryyan terus membuka langkah ke arah pintu.

" Aryyan." Panggil Mawar membuatkan langkah Aryyan terhenti.

Aryyan berkalih.Hanya sedikit saja kepalanya berkalih.Tidak langsung melihat wajah isterinya.

" Awak takkan ceraikan sayakan?" Soal Mawar dengan getaran suara.

Aryyan terus memusingkan badannya menghadap sang isteri.Wajahnya seperti biasa.Tiada riak.Hanya dingin.

" Macam apa yang aku cakap... Aku takkan madukan orang yang aku sayang, Mawar.Aku akan lepaskan engkau. Satu je aku nak pesan Mawar. Jaga kandungan tu baik - baik." Ujar dingin Aryyan terus berlalu pergi meninggalkan isterinya yang dari tadi terkaku.

Air mata kian mengalir juga.Payah dia menahan.Tapi siapa saja yang kuat apabila mendengar kata - kata kejam dari sang suami? Desis akal Mawar.

Benarlah... itu hanya mimpi saja.Baginya mimpi malam tadi adalah mimpi yang paling indah...

_________

Mawar sudah berada di hadapan pintu Masjid. Dia masih terkaku berdiri di hadapan pintu Masjid.

Air mata mula bertakung.Tapi cuba di tahan.Entah bagi dirinya bagaikan mimpi saja.Sekejap benar kisahnya bersama sang suami.

" Mawar? Jom?" Ajakkan Mak Awa memeluk lengan Mawar.Dia tahu apa yang gadis itu rasakan.

Mawar tersentak dari lamunan.Kepalanya berkalih ke arah wajah tua wanita itu.Senyuman nipis di lebarkan.

Mawar membalas dengan anggukkan dan senyuman terhias indah di wajahnya.Dia menguatkan hatinya untuk melangkah masuk.Nafas di tarik dan di hembus lemah.

- PENGORBANAN CINTA - [C]Where stories live. Discover now