28. Siksaan Darius

3.2K 67 0
                                    

Byur!

Sebuah semburan air dingin bercampur es beku menerpa wajah seorang gadis yang dipasung oleh rantai besi di suatu ruangan. Ayana terbangun dari pingsannya dan perlahan membuka mata menatap menatap sekeliling ruangan sempit itu. Sorot matanya berubah tajam menatap pria di hadapannya.

"Sudah bangun, Nona Ayana? Wow, suatu kehormatan bisa bertatap muka langsung dengan istri Julian." Darius menyunggingkan senyum miring mengejek Ayana.

"Cuih, lepaskan aku, bajingan!" Ayana memberontak kasar meski sia-sia, justru tangan dan kakinya sakit karena rantai besi itu.

Darius tertawa menyeringai tajam menatap Ayana. Satu kaki pria itu ditekuk, tangannya mencengkram kasar dagu Ayana sampai memerah. Matanya meneliti memandang tubuh Ayana. Coat yang sebelumnya melekat sudah terlepas dari tubuh Ayana menyisakan dress tanpa lengan yang wanita itu kenakan. Cukup terbuka, membuat tubuh seksinya sasaran empuk mata keranjang Darius.

"Tidak kusangka istri Julian ternyata cantik juga. Bagaimana kalau kita bersenang-senang satu malam di sini?"

"Tidak sudi! Lebih baik aku mati dari pada menyerahkan diriku pada anjing rendahan sepertimu!" Sentak Ayana kasar. Matanya melotot tajam, dalam hati Ayana takut diapa-apakan, namun ia tidak terima tunduk begitu saja setelah direndahkan.

"Wah, menakjubkan sekali kau, Nona Ayana. Aku cukup tersanjung atas keberanianmu." Kekeh Darius sinis.

"Tidak usah berbasa-basi! Siapa kau? Mengapa kau menculikku?!" Radang Ayana tidak henti memberontak meski semuanya sia-sia.

"Mengapa? Tentu saja karena kau penghalang rencanaku membunuh Julian. Aku harus menyingkirkanmu dulu, tapi sebelum itu kau harus bekerja untukku."

Ayana tiba-tiba tertawa mengejek. "Ternyata kau bagian dari kotoran anjing rendahan itu. Kenapa? Apa kau kehabisan cara menghabisi Julian sampai sekarang aku yang jadi sasarannya? Cih, payah!" Ejek gadis itu.

Plak!

Plak!

Dua tamparan keras mendarat di masing-masing pipi kanan dan kiri Ayana membuat pipinya memerah kebas saking kerasnya Darius menampar.

"Lebih baik diam dan jaga mulutmu kalau kau tidak ingin disiksa, Nona!" Desis Darius mulai tersulut akan ucapan beracun gadis itu.

"Kenapa aku harus menahan mulutku? Kenapa aku harus takut disiksa?" Tantang Ayana.

Darius mendengus kesal tidak menimpali ucapan Ayana. Pria berwajah sangar itu bangkit berdiri mengambil laptop yang disodorkan salah satu anak buahnya. Kemudian ia menghampiri Ayana kembali dan menyimpan laptop itu di atas pangkuan Ayana.

"Lepas ikatan rantai di tangannya!" Titah Darius pada anak buahnya yang langsung dituruti.

Setelah terlepas, ia kembali menatap tajam Ayana. "Kau sadap laptop Julian dari sini. Copy semua data penting perusahaannya ke dalam laptop ini!"

Ayana membuang muka enggan menatap Darius sambil bersedekap tangan setelah rantai itu terlepas di tangannya. Wajah angkuh tidak kenal takut mendominasi mimik wajahnya. "Aku tidak mau!" Ketus Ayana.

"Cepat lakukan jika kau masih ingin hidup!!" Bentak Darius kasar menjambak rambut panjang Ayana.

Meski meringis kesakitan, tapi Ayana menyinggingkan senyum devilnya. "Aku bilang tidak, ya, tidak! Lebih baik aku mati dari pada melakukan hal gila itu!"

Darius terkekeh. "Kau tidak sabar ingin mati? Tunggu saja, Nona. Aku akan mewujudkannya setelah kau bekerja untukku. Cepat lakukan!!"

"AKU TIDAK MAU, BAJINGAN SIALAN!!!" Reflek Ayana berteriak kesal.

Jebakan Sang Mafia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang