Gadis cantik berkacamata hitam dengan celana jeans hitam selutut serta tanktop berwarna putih dipadu jaket denim membuat gadis itu tampak cantik dan modis. Tidak lupa rambutnya yang dicat merah serta wajah angkuhnya semakin menambah kesan badgirl dalam dirinya.
Namanya adalah Dhelicia Ayana Alderick. Seorang gadis muda yang baru menginjak usia dua puluh satu tahun. Sang anak kedua dari pengusaha kaya raya sekaligus mantan mafia asal Belanda, yaitu Alan Thomas Alderick.
Matanya melirik sana-sini mencari sesuatu dibalik kacamata hitamnya. Wajah angkuhnya membuat semua orang dapat dengan mudah mendeskripsikan bagaimana karakternya. Kini ia berada di sebuah mall. Ayana tampaknya sedang memoroti uang kakaknya.
Tas, sepatu, baju, dan jam tangan serta barang-barang branded lainnya ia embat dengan kartu kredit pemberian sang kakak atas namanya.
"Haduh, udah kayak milyarder aja, gue." Celetuknya pelan. Kalau saja ada yang mendengar, maka bisa dipastikan citranya sebagai gadis angkuh yang kaya raya akan musnah dan mungkin akan berganti gelar menjadi si gadis bar-bar yang sok kaya.
"Apa ya, yang belum? Semua barang-barang branded udah gue embat semua." Ayana mengetuk-ngetuk dagunya bingung. "Ah, dahlah. Sekarang waktunya manjain si Redcy," Ayana segera melangkah pergi menuju mobil sport merahnya yang diberi nama Redcy.
Kalau sudah begini, maka bisa dipastikan kali ini ia akan berpetualang menaklukan jalanan. Alias balapan liar. Dasar anak zaman sekarang, nakal-nakal tidak kenal aturan. Lebih suka di luar rumah dibandingkan di dalam rumah.
Dengan kecepatan tinggi Ayana menjalankan mobilnya membelah jalanan menuju arena balap. Tepat setelah sampai, ia langsung keluar dan tampak saling menautkan tangannya dengan seorang pemuda yang seumuran dengannya di sana. Sahabatnya, yang tidak lain ialah Ezra.
"Udah lama Lo, Ja?"
"Nggak, baru aja sampe."
"Si Sophi kapan balik?"
"Tau dah. Mau jadi kuncen kali ama lakinya di Belanda." Ucap Ayana jengah.
Bukan hal aneh lagi memang, setelah Sophia--sahabat mereka-- menikah, ia memang jarang sekali berkumpul dengan mereka. Terlebih sekarang ia ikut ke Belanda bersama suaminya melaksanakan tugas dari atasannya. Sophia sangat jarang pulang ke Indonesia. Sekalinya pulang, paling hanya satu atau dua hari.
Terkekeh, Ezra sangat tahu betul bagaimana sahabatnya yang satu itu.
"Lo juga kapan, Ja, sama Freya?" Celetuk Ayana.
"Santai aja dulu, gue masih pengen seneng-seneng." Sahut Ezra santai. "Lagian lo juga masih jomblo."
"Gue bukannya jomblo, Sat. Gue cuma lagi nyari yang buat gue tertarik. Kalo masalah nyari pacarmah gampang, tinggal senyumin dikit cowok-cowok langsung meleleh. Hahahh." Sahutnya.
"Ck, dasar tukang php." Umpat Ezra.
"Cih, nyadar, Bego! Lo sama gue tuh sama. Sama-sama buaya, bedanya gue udah tobat. Kadang gue heran, kenapa sih, si Freya bego banget nerima lo lagi dan lagi padahal udah diselingkuhin berkali-kali." Ayana menggeleng miris.
"Itu artinya gue ganteng, Freya gak rela lepasin gue." Sahut Ezra santai.
"Serah lo, dah. Pusing gue."
"Kali ini bayarannya berapa?" Tanya Ayana mengalihkan topik.
"Sepuluh."
"Ah, elah. Dikit amat, tapi gak papa deh, seru-seruan." Sahut Ayana.
Tidak lama setelahnya, Ayana dengan segera masuk ke dalam mobil lalu mennyejajarkan mobilnya dengan mobil lawan. Starter memberi aba-aba, tepat setelah melempar bendera yang dipegang, dua mobil berbeda warna itu melesat membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Sang Mafia [Completed]
Roman d'amour[JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA, JANGAN JADI SILENT READERS, PLEASE] PELAGIAT MENJAUH SANAA!!! *** Apa jadinya jika kau dijebak menikah oleh seorang mafia kejam hanya untuk dijadikan pelampiasan balas dendam? "Aku tidak peduli masalah dendammu, kar...