80. Back To Milan?

2K 54 4
                                    

Keesokan paginya.

Di ruang keluarga. Julian terlihat serius mengerjakan pekerjaannya yang seolah tidak ada habisnya. Penampilan pria itu lebih segar dan lebih santai dari sebelumnya meski hanya memakai kaus oblong dan celana selutut.

Usai mandi dan membersihkan diri Julian langsung turun ke bawah berniat menemui istrinya yang katanya sedang memasak. Akan tetapi melihat Ayana yang terlihat serius memasak membuatnya urung menemuinya. Pada akhirnya ia memilih mengerjakan pekerjaannya yang dikirimkan Varo melalui e-mail.

"Ck, dasar gila kerja."

Nada sinis bercampur decakan lidah seseorang itu membuat Julian melirik datar pria yang tiba-tiba datang dan duduk di seberangnya. Tanpa ada niatan membalas ejekan Jericho, Julian memilih acuh.

Jericho mengambil sebatang rokok dari sakunya lalu menyalakannya. "Apa pekerjaanmu begitu banyak?" Jericho bertanya ingin tahu. Hampir setiap ke rumah, Jericho melihat pasti Julian sedang berkelut dengan laptopnya.

Julian melirik sekilas, tatapannya masih datar tanpa riak emosi. Tidak lama kemudian, ia mengangguk mengiyakan pertanyaan Jericho.

"Kau bisu?" Sinis Jericho lagi. Kesal juga akan respon Julian yang selalu acuh dan datar padanya. Berbeda sekali dengan saat beberapa waktu lalu ketika Julian marah.

"Pengganggu," celetuk Julian pelan akhirnya membuka suara.

"Apa kau bilang?!" Geram Jericho hendak melempari Julian dengan bantal sofa di belakangnya tapi kemudian ia terhenti ketika istrinya memanggil.

"By!"

Panik? Tentu saja Jericho rasakan. Buru-buru ia mematikan rokoknya dan membuangnya ke dalam asbak. Perlu diketahui, sebenarnya Jericho sudah berjanji tidak akan merokok lagi, tapi yang namanya sudah nyaman mana bisa dilepas dengan mudah.

"Y-ya?"

Eva menatap curiga suaminya yang sekarang tersenyum lebar padanya sambil menggaruk dagunya seolah seperti anak kecil yang tertangkap mencuri. Malas bertanya-tanya, mungkin saja Jericho sedang mengobrol dengan Julian.

"Leon sedang main bersama Cella. Kamu awasi mereka diluar dan jangan biarin mereka kemana-mana. Aku mau ke dapur bantuin Mama sama Ay."

Jericho mengangguk cepat menuruti perintah dari sang ratu. Usai kepergian Eva, Jericho menarik napas lega. Kalau Eva sampai tahu atau minimal melihat dirinya merokok kembali, bisa dipastikan Eva akan menceramahinya berjam-jam. Namanya juga mantan Dokter, tentu Eva selalu menerapkan keterampilan hidup sehat untuk keluarganya.

Julian yang menyadari itu tiba-tiba tersenyum miring. "Payah, pada istri saja takut,"

Jericho menatap kesal Julian. Akhirnya bantal yang ada di belakangnya sampai menerjang wajah pria itu.

"Diam kau Julian atau aku tidak akan mengakuimu sebagai adik iparku!" Sentak Jericho kesal.

Julian mengendikkan bahu acuh tidak peduli. "Whatever."

Wajah kesal Jericho semakin nampak jelas melihat respon acuh adik iparnya itu. Julian memang paling pantas dijuluki manusia kutub.

Tidak berselang lama Ayana datang menggendong Leon dan diikuti bersama Cella. "Si Kak Jer lupa punya anak? Bukannya jagain Leon malah nyantai di sini." Semprot Ayana duduk di samping kiri Julian. Tadi Leon malah menyusul ibunya ke dapur. Alhasil, Ayana menawarkan diri membawa anak itu keluar karena Eva tanggung memasak bersama Amara.

Jebakan Sang Mafia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang