79. Obrolan Para Wanita

2.1K 52 3
                                    

Malam menjelang.

Suasana ramai dan ricuh memenuhi arena pekarangan taman belakang rumah besar. Asap yang berasal dari bakaran jagung dan ayam bakar tampak mengepul ke atas udara. Mereka sedang mengadakan acara barbeque di sana mengisi waktu luang yang jarang sekali terjadi.

"Wuih, enak banget nih keknya." Elsa mengangkat jagung bakarnya yang masih mengepul panas karena baru diangkat dari pembakaran.

"Kak Elsa benar, ini sungguh enak. Aku akan membawanya juga untuk Mama dan Daddy," Timpal Selena semangat. Gadis itu berdiri membawa beberapa potongan jagung bakar dan menghampiri Thomas dan Amara yang sedang di dapur memasak untuk acara makan malam besar-besaran mereka.

"Cella mau juga yang seperti Kak Eca dan Kak Selly, Bunda!" Cella merengek pada ibunya.

Ayara tersenyum, ia mengusap puncak kepala Cella sebelum mengambil jagung bakar lainnya yang terlihat sudah matang. "Aw!" Ringisnya pelan ketika mengambil gagang yang masih panas itu.

"Hati-hati!" Daniel berdecak khawatir mengambil alih jagung itu dari tangan istrinya. Ia meniup-niupkan jagung itu agar dingin. Kemudian memberikannya pada Cella putrinya yang langsung diterimanya dengan seka cita.

"Kau mau juga?" Daniel menoleh tersenyum pada Ayara.

Ayara mengangguk sambil tersenyum senang akan perhatian kecil yang Daniel berikan. Tidak ia sangka keluarga kecilnya yang sebelumnya ia sangka akan hancur justru malah diliputi kebahagiaan. Perasaan yang selama ini ia harapkan pada akhirnya ia dapatkan dari pria tampan itu.

"Ini," Daniel menyodorkan potongan jagung ke depan mulut Ayara meminta wanita itu membuka mulutnya.

Ayara berpaling menghindar ketika pria itu justru malah ingin menyuapinya. "Aku bisa sendiri,"

Daniel berdecak, "Tidak apa, makanlah cepat."

"Tapi Dan, kau tidak lihat di sini banyak orang?!" Geram Ayara tertahan. Antara malu sekaligus kesal.

"I don't care. Bagiku mereka mahluk tidak kasat mata yang hobinya mengganggu," ujar Daniel asal sembari dengan cepat menguapkan potongan jagung ke dalam mulut Ayara.

Duk!

Sebuah pukulan di tumit kaki Daniel membuat ia menoleh kesal pada sang pelaku.

"Berani kau mengataiku mahluk tidak kasat mata?!" Sentak Dean kesal.

"Aku ada bilang kalau kau tidak kasat mata? Tidak, kan. Aku hanya bilang 'mereka'." Tekan Daniel tanpa rasa bersalah.

"Kau!"

"Ck, kalian ini malah bertengkar." Lerai Eva sambil menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir akan suami dan rekan-rekannya itu.

"Sudahlah, Va. Kamu tau mereka seperti apa," Kekeh Ayara.

"Kamu bener banget, Ra. Udah jadi bapak-bapak padahal tapi sikapnya masih kayak anak kecil," Eva menggelengkan kepalanya seolah mengasihani.

"Sayang," Jericho tidak terima akan ucapan istrinya.

"Kenapa? Ada yang salah? Memang bener kok," ujar Eva santai.

"Iya, bener banget tuh." Timpal Sophia pula.

Jericho bungkam tidak dapat memberi pembelaan lagi.

"Aku tidak melihat Julian, kemana dia?" Tanya Daniel kemudian setelah beberapa saat hanya terdengar ocehan Elsa dan Cella yang sedang bermain dengan Leon kecil dan juga Boy.

Tepat setelah mendengar nama Julian, Jericho kembali mendengus kesal. Mengingat pria itu membuat ia kembali dipenuhi rasa gondok karena kejadian tadi siang dimana membuat dirinya kesal bukan kepalang.

Jebakan Sang Mafia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang