Genggaman Erat

116 2 0
                                    

“ Mau kemana kamu Mika?” Ujar mamaku yang sedang menyiapkan koper untuk dibawa pulang kampung.

Aku yang sedang menuruni tangga terkejut mendapati suara mama.

“ Ehhh mama, aku mau pergi sama Zaki ma, boleh kan ma?” bujukku pada mama yang sedang memasukan pakaian ke dalam koper, dan sesekali ku bantu memasukan beberapa helai pakaian ke dalam koper.

“ Boleh tapi harus tau batasan waktu ya, dan jangan aneh-aneh. Mama marah loh nanti.”

“ Iyaa mama siap.”

Ku lihat papa dan Om omar sedang mengorbrol di taman sebelah rumah.

“ Mama, balik ke Jogja kapan ma?” tanyaku kemudian.

“ Besok pagi, ini mama lagi siap-siap supaya ga terlalu repot.”

“ Flight jam berapa?”

“ Jam enam pagi, subuh mama sudah harus di bandara.”

“ Besok diantar siapa ma?”

“ Sama Ali sepertinya, dia bilang mau anterin sampai bandara.”

“ Aku besok ikut ya ma, mama jangan lupa bangunin aku.”

Belum sempat mama menjawab Bang Ali sudah menuruni tangga dan memotong pembicaraan kami.

“ Makanya jangan tidur malam-malam, nanti ga bisa bangun pagi. Udah ketauan ga bisa bangun pagi, tapi demen banget tidur malam-malam.” Cerocosnya.

Aku menoleh nya kesal, ia pun sudah lengkap menggunakan seragam dinasnya.

“ Bawel !!.” Sahutku sambil melotot ke arah matanya.

“ Nahh kan tante liat nih anak tante, kalau dibilangin suka membantah. Tapi kalau kenapa-kenapa pasti langsung gangguin aku buat minta pertolongan.” Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk kearah ku.

Ini orang kenapa sih pagi-pagi udah bikin rese saja.

“ Ohhh jadi selama ini Bang Ali merasa terganggu? Oke mulai sekarang aku ga bakalan minta tolong apa-apa lagi sama Bang Ali.” Aku menjawab kesal.

“ Heehhh sudah -sudah kalian ini dari dulu seperti Tom and Jerry aja. Bentar baikan, bentar marahan, bentar akrab, mama jadi pusing.” Potong mamaku rupanya tak ingin melihat aku dan Bang Ali berlanjut untuk bertengkar.

Tok..

Tok..

Tok..

“ Assalamu’alaikum.” Ucap seseorang di daun pintu.

Kami bertiga pun langsung menoleh mendapati Zaki sudah berdiri di depan sana.

“ Ehhh Zaki, mau pergi sama Mika ya? Itu Mika sudah rapi.” Sapa mamaku pada Zaki.

“ Iya Tante.” Zaki mengangguk.

“ Lo ga dinas bro.” tanya Bang Ali pada Zaki dan sambil melihat ke jam tangan yang menunjukan pukul 11.00.

“ Dinas malam gue.” Jawab Zaki singkat.

“ Mau kemana kalian?” Bang Ali tampak penasaran. Melirik ku dan melirik ke Zaki.

“ Mau ajak jalan-jalan Mika aja kok.”

“Ohhh, jangan balik malam-malam bro.” Bang Ali segera meninggalkan kami dan memberi sedikit peringatan kepada Zaki supaya tidak malam-malam untuk mengantarku pulang.

“ Siaappp 86 komandan.”

Zaki dan aku pun berpamitan kepada mama. Ku cium punggung tangan mama dan Zaki melakukan hal yang sama.

Perawat Incaran Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang