Tidak Bisa Lengah

37 2 0
                                    

Mika tersenyum dan memamerkan deretan gigi putih nya.

" Peluk lagi dong Ay, masih kangen nih." Ucap Ali.

Mika kembali memeluk Ali dengan erat.

" Awww awww jangan erat - erat sayang. Masih pada sakit ini bekas kecelakaan nya." Ucap Ali meringis kesakitan.

" Hehehe maaf ya Ay." Jawab Mika yang langsung mencium gemas pipi Ali.

" Ay." Panggil Ali.

" Iya Ay?" Sahut Mika.

" Nikah yuk." Ajak Ali.

" Ihhh tidak semudah itu fergusooo." Jawab Mika dengan terkekeh.

" Ga mau ya?" Tanya Ali.

" Nanti ya kalau aku udah lulus." Jawab Mika dengan halus.

" Tapi aku mau nya segera Ay. Usiaku udah berapa ini? Teman - teman ku udah nikah, udah punya anak juga." Cerita Ali.

" Sabar sayang. Resiko punya calon isteri masih kecil ya begini. Maklum aja yah hahaha." Jawab Mika dengan tertawa terbahak.

" Ya udah deh kalau begitu. Aku tahan - tahan deh." Sahut Ali lemas.

" Uhhh jangan ngambek dong Ay. Nanti ganteng nya hilang loh." Ucap Mika yang langsung mencubit dagu Ali dengan gemas.

" Iya ga kok."

***

" Selamat pagi Bapak Ali. Kami ingin melepas beberapa alat yang sudah terpasang ya. Karena pagi ini juga Bapak Ali akan di pindah ke Jakarta. Semoga lekas sembuh ya disana." Sapa dokter Fahira yang ketika masuk ke dalam ruangan Ali.

" Pelan - pelan ya dokter melepasnya." Pinta Mika yang sedang memperhatikan dokter Fahira.

" Oh pasti mbak Mika." Jawab dokter Fahira.

Dian dan Omar juga telah menunggu di ruangan tersebut.

Ali pagi ini sudah bisa untuk duduk, namun kondisi organ dalam nya masih harus di pantau oleh dokter.

Tidak bisa sembarangan di bawa pulang.

Maka dari itu nanti Ali akan di pindah di salah satu RS di Jakarta.

" Nah sebentar lagi selesai, sus tolong siapkan kursi roda untuk Bapak Ali ya." Pinta dokter Fahira pada perawat.

" Baik dokter." Sahutnya.

Setelah semua nya sudah selesai, Ali segera turun dan menduduki kursi rodanya.

Mika lah yang sudah menyolong start untuk mendorong kursi roda tersebut.

Segala sesuatu telah di urus dengan rapi, Ali akhirnya memasuki mobil dan duduk disebelah Mika.

Sedangkan mobilnya yang sempat tempo hari tertabrak, sudah di derek ke arah Jakarta dan di bengkelkan di Jakarta saja.

Dokter Fahira yang sedang berdiri tampak melambaikan tangannya kepada mobil yang membawa Ali, Mika, Dia dan Omar.

Segera mobil melaju. Dan meninggalkan area Rumah Sakit.

" Bagaimana kondisinya setelah alat - alat dilepas Al? Ada yang berbeda pada diri kamu ga?" Tanya Dian yang duduk disebelah kemudi bagian depan.

" Ga ada Ma, hanya ada sesekali dibagian dada kanan yang terasa nyeri." Jawab Ali.

" Ya sudah kamu istirahat Al. Itu juga disamping kamu kan sudah ada Mika. Biar Mika yang jagain kamu ya." Ucap Omar yang pandangannya lurus kedepan.

" Siap Om, aku pasti akan menjaga bang Ali. Pokoknya ga boleh sampai lengah sedikitpun." Jawab Mika.

Perawat Incaran Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang