Malam Kesedihan

30 1 0
                                    

" Naila, maaf sebelumnya kalau hal ini terlambat aku infokan ke kamu. Sekali lagi aku minta maaf atas kelalaianku sebagai penanggung jawab anakmu. Hikss.. Hikss.. " Tangis Dian pecah ketika melakukan panggilan telpon dengan Naila, sang adik satu - satunya.

" Maksud kamu apa kak? Tolong to the point aja. Aku ga ngerti apa maksud kamu?" Jawab Naila yang sudah merasakan hatinya tidak enak selama beberapa hari ini.

Bahkan nafsu makannya pun sedikit berkurang. Pikirannya menerawang jauh. Dadanya begitu sesak tapi ia bahkan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

" Mika anakmu, Nai." Ucap Dian yang tidak sanggup melanjutkan pembicaraannya.

" Mika kenapa kak? Jawab Kak, Mika kenapa?" Naila tampak khawatir dan sudah mengeluarkan bulir - bulir air mata.

Dian pun terisak. Air matanya keluar cukup deras. Bahkan ia tidak sanggup untuk melanjutkannya.

Karena Omar melihat Dian tidak kuasa untuk menahan tangis, akhirnya ia terpaksa meraih ponsel Dian dan ia beralih untuk mengatakan yang sejujurnya dengan apa yang terjadi pada Mika.

" Naila, Rozak. Kalian yang sabar ya. Mika hilang di culik saat di rumah sakit. Bahkan seluruh jajaran polisi saat ini sedang mencari keberadaan Mika. Dan sampai saat ini belum ada kabar penemuan Mika." Omar terpaksa harus jujur.

Karena ditakutkan suatu saat terjadi hal yang lebih parah pada Mika. Akan menjadi lebih bersalah lagi jika tidak dijujurkan sedari sekarang.

" Ya Allah, bang Omar kenapa bisa Mika sampai begitu bang? Huaaaaaaa.... Mas Rozak, Mikaaa Mas, Mikaaaaaaaa.. Anakku ya Allah! Selamatkan anakku ya Allah." Tangis Naila begitu histeris.

Ponselnya pun seketika terjatuh.

" Ada apa Ma? Ada apa dengan Mika?" Rozak terlihat panik.

" Nailaaa, Nailaa." Suara panggilan dari Omar terdengar dari seberang.

Rozak yang melihat Isterinya begitu histeris langsung meraih ponsel yang tengah terjatuh, ia segera melanjutkan pembicaraan di telpon.

" Hallo, ada apa ini sebenarnya?" Tanya Rozak yang susah mulai kalang kabut dibuatnya.

" Mika hilang di culik saat di rumah sakit Zak. Bahkan seluruh jajaran polisi saat ini sedang mencari keberadaan Mika. Dan sampai saat ini belum ada kabar penemuan Mika." Omar kembali mengulang pembicaraannya.

" APA?! Bagaimana bisa bang? Lalu kenapa Mika ada di Rumah Sakit? Bukannya Ali sudah sembuh?" Tanya Rozak dengan mengerutkan dahinya.

" Mika sakit Zak, dia di opname selama 3 hari. Malam sebelum pulang kerumah, dia diculik dan kami semua belum mengetahuinya." Jelas Omar pada Rozak.

" Kok bisa sampai diculik? Memang ga ada yang jagain Mika? Mika dibiarkan sendirian di Rumah Sakit? Iya begitu bang?" Tanya kembali Rozak pada Omar.

" Maaf atas kelalaian kami Zak. Kami akan bertanggungjawab atas semua ini." Omar begitu sangat bersalah atas kejadian ini.

" Saya ga mau tau. Mika harus ketemu. Kita semua ga mau kehilangan Mika!" Pinta Rozak yang sudah naik pitam.

Ia begitu shock atas kehilangan Puteri Sulungnya yang begitu ia sayangi.

" Iya Rozak. Secepatnya kami akan temukan Mika." Sahut Omar.

" Assalamu'alaikum." Rozak langsung memutuskan panggilan nya.

" Ma, Ma. Yang sabar ya Ma. InsyaAllah Mika baik - baik aja." Rozak meredakan tangis Naila yang begitu histeris.

" Bagaimana aku bisa sabar Mas, anak kita hilang Mas, diculik! Aku takut terjadi apa - apa sama Mika." Ucap Naila dengan nada sesenggukan. Air matanyapun berlinang membasahi pipinya. Matanya panas dan sembab.

Perawat Incaran Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang