Semakin malam angin di daerah puncak tampak menusuk kulit dan tulang.
Acara bakar-bakar untuk makan malam semakin meriah.
Diva, Alexa dan Juna yang tadi tengah karaoke, kini sudah ikut bergabung dengan Mika, Zidan dan Amira.
Semuanya berkumpul dihalaman dan duduk beralaskan tikar busa.
Mereka menikmati hidangan bakar-bakar serta ditambah candaan dari Juna yang membuat para gadis-gadis tertawa dengan terbahak-bahak.
Juna memang dapat mencairkan suasana dimana tempat, karena bahasanya yang suka ceplas ceplos. Membuat khas lucunya semakin natural.
Ali yang masih memantau dari jauh pun turut terkekeh oleh candaan Juna.
Terlihat Mika dengan deretan giginya tertawa dengan lebar membuat Ali semakin terpesona, bahwa sepupunya sangat cantik dan manis.
Namun matanya sesekali menangkap sosok Zidan yang terus memperhatikan Mika sedari tadi.
Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Udara semakin dingin menusuk.
Sebagian sudah masuk kedalam villa karena tidak kuat menahan dingin.
Zidan dan Juna membuat api unggun di depan Villa agar ada penghangat untuk udara yang sangat dingin dan membiarkan pintu villa terbuka.
Setelah api unggun berkobar dengan besar, Mika keluar kembali dan duduk didekat api unggunnya.
Membuat wajah Mika terlihat dengan jelas dari pandangan Ali yang sedang memantaunya.
Zidan masuk kedalam villa dan tidak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi untuknya dan Mika.
Mika menerima cangkir kopi pemberian Zidan.
" Thanks kak, kopinya." Ucap Mika.
Zidan langsung duduk disebelah Mika. Jarak antara mereka sangat dekat.
" Sama-sama Mik." Sahut Zidan.
" Kakak ga tidur?" Tanya Mika sambil menyeruput kopinya.
" Belum ngantuk Mik, aku biasa tidur malam. Di asrama juga begitu. Insomnia aku." Jelas Zidan pada Mika.
" Ohh ya? Berarti kakak setiap harinya kurang tidur dong?" Tanya Mika yang langsung menoleh ke arah Zidan.
" Ga juga sih Mik, karena biasanya aku ngantuk sekitar menjelang subuh. Jadi aku baru bisa tidur setelah sholat subuh." Jawab Zidan yang terus menatap wajah mungil Mika.
" Hmm begitu." Mika mengerucutkan bibirnya.
Zidan tampak terpesona oleh paras Mika. Terlihat natural dan sangat manis.
Ali terus memantau sambil makan mie rebus yang telah ia pesan pada warkop yang berjualan diseberang Villa.
Sesekali ia menyeruput teh panasnya.
Matanya tidak boleh berpaling sedikit pun.
Jangan sampai ada yang lolos dari penglihatannya.
***
Suasana pagi hari di Villa sangatlah sejuk ditambah sunrise yang terlihat dari balik benteng Villa.
Ali terbangun dari tidurnya, lalu ia bergegas melihat jam yang telah melingkat dipergelangan tangannya.
Waktu menunjukan pukul setengah enam pagi.
Ia mengintip dari jendela villa, untuk melihat aktifitas di villa Mika dan kawan-kawannya tempati.
Masih belum ada aktivitas, rupanya mereka belum bangun dari tidurnya.
Ali pun menyelesaikan sholat subuhnya dan kembali membaringkan tubuhnya, karena ia cukup mengantuk karena memantau Mika dan Zidan hingga pukul satu dini hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perawat Incaran Om-Om
RomanceMikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubun...