Hingga Lupa Diri

170 0 0
                                    

" Kamu kenapa sih Mik?" Ali masih dengan rasa penasarannya.

Segera ia membalik tubuh Mika. Tampak wajah Mika banjir oleh air mata.

Wajah cantiknya setelah dipoles dengan sedikit make up harus terkena tetesan air matanya.

" Zaki ga ada kabarnya Bang, padahal tadi dia ngajak aku malam mingguan." Rengek Mika pada Ali yang mengusap air mata diwajah Mika.

" Ya ampun, kok bisa?" Sahut Ali sedikit ngernyitkan dahinya.

" Aku juga ga tau. Tadi pagi dia chat aku katanya malam ini mau pergi. Terus mau jemput aku habis isya. Tapi sampai sekarang ga ada kabarnya. Bahkan ponselnya ga aktif sama sekali." Mika menjelaskan dengan sedikit sesenggukan.

Ali bisa memaklumi bagaimana perasaan Mika saat ini.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Itu adalah hubungan mereka. Ia tidak ingin terlampau jauh mencampuri hubungan mereka.

" Ya sudah. Kamu mau pergi? Sama aku mau?" Bujuk Ali mencoba menawarkan supaya Mika tidak terus berlarut dalam kesedihannya.

" Ga mau, ini udah kemaleman aku udah malas." Sahut Mika sewot.

Ali hanya menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas panjangnya.

" Kamu pikirin dulu, aku mau mandi. Kalau kamu berubah pikiran mau pergi buat sekedar menghilangkan bete, panggil aja aku dikamar ya. Aku mau mandi, udah lengket banget."

Ali segera berdiri dan segera keluar dari kamar Mika.

Mika masih memikirkan perkataan Ali.

Apakah ia menerima ajakan Ali saja atau tidak. Kalau tidak sungguh ia akan merasakan bete, malam minggu diwaktu liburannya tidak ada kesannya sama sekali.

Hanya dirumah saja, sungguh tidak mengasyikan.

***

Ponsel Zaki habis baterai. Ia baru menyadarinya. Dan kini waktu sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Ia ternyata sedang berada dirumah Alexa, menjelang maghrib tadi Zaki mengantarkan Alexa pulang kerumahnya.

Namun ia mendapati ternyata keluarga Alexa terpaksa harus keluar kota mendadak karena ada keluarganya yang sedang masuk rumah sakit.

Alexa harus berdiam diri dirumah.

Saat Zaki hendak pulang, ternyata listrik di rumah Alexa padam. Rumah-rumah disekitarannya pun turut padam. Rupanya mati listrik secara keseluruhan.

Karena Alexa takut akan kegelapan, apalagi ia juga sendirian. Ia menyuruh Zaki untuk menemaninya sampai listrik kembali menyala.

Hari semakin larut malam, Zaki melihat pada jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

" Lex, sampai jam berapa ini listrik padamnya?" Tanya Zaki yang sudah tidak sabar ingin segera menghampiri Mika, karena ia sudah berjanji akan mengajak Mika pergi.

" Kurang tau kak, biasanya sih ga lama."

Jawab Alexa dengan rasa tidak enak.

Zaki tidak menjawab lagi. Sepertinya ia sudah sangat badmood.

Tidak lama kemudian hujan turun dengan sangat deras. Suara petir saling bersahutan dengan kencang.

Membuat Alexa semakin takut. Hujannya disertai angin membuat air tampias ke teras rumah Alexa.

Zaki yang sedang duduk di teras terkena cimpratan air hujan hingga sebagian pakaiannya menjadi kuyup.

" Kak, tunggu di dalam saja. Aku sudah pasang lilin buat penerangan. Nanti pakaian kakak malah makin kuyup." Alexa menawarkan kepada Zaki untuk menunggu di dalam rumah saja.

Perawat Incaran Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang