Ibu Perawat

46 2 0
                                    

Ali mendekatkan bibirnya didekat telinga Mika dan berbisik.

" Apakah kamu bersedia untuk hamil anakku?"

Mika tidak menjawab pertanyaan Ali. Namun ia hanya melongo dan bingung.

Jawaban apa yang harus ia lontarkan.

Antara bersedia atau tidak?

" Kenapa kamu diam aja? Kamu bingung ya?" Tanya Ali kembali melihat ekspresi Mika yang hanya berkedap - kedip saja kebingungan.

" Hahahahaaa becanda Ayank Mikaaaaa!!! Kamu tegang banget sih. Ga mungkin lah aku hamilin kamu sekarang juga. Aku mau nya nanti saat kita sudah halal." Ali mencubit pipi Mika dengan gemas.

" Ihhh sakit." Jawab Mika.

" Sakitan di perawanin loh Ay." Ali terkekeh dan bangun dari posisinya.

Ia kembali duduk dan menyalakan televisinya.

Mika hanya mengerucutkan mulutnya.

" Kenapa? Sini - sini bersandar di pundakku." Pinta Ali pada Mika.

Mika langsung mendekati Ali.

Ali mencari channel TV yang pas. Karena mereka akan menonton malam ini.

" Ay, kamu tadi cemburu ya liat aku sama Janice?" Tanya Ali meledek Mika.

" Ga tau ah, aku sebal lihatnya. Masa calon suami aku ciuman didepan aku. Sumpah bikin aku sakit hati." Sungut Mika kesal.

" Itu tandanya kamu cemburu sayang." Goda Ali.

" Tapi kan aku ga suka, aku jadi dapat bekasnya Janice." Ucap Mika.

" Bekas Janice? Maksudnya?" Tanya Ali bingung.

" Iya itu bibir kamu kan tadi dijamah sama Janice terus abis itu cium aku. Itu kan tandanya bekas Janice." Jelas Mika.

" Ya Ampun kan bibir doang sayang. Kamu juga bibirnya bekas Zaki. Tapi aku ga masalah. Yang penting aset berharga kamu tetap aman tersegel dan belum pernah terjamah oleh siapapun. Begitu juga punya aku. Masih tersegel dari siapapun." Jawab Ali dengan mengusap lembut pucuk kepala Mika yang sedang bersandar di pundaknya.

" Hemm, iya sih. Tapi kan aku tadi ga ikhlas Ay. Didepan mata kepala aku sendiri loh. Kalau aku ga melihat sih ga apa - apa. Nah ini aku lihat langsung. Rasanya nyes banget, dadaku langsung sesak." Sungut Mika kembali dengan ekspresi yang kesal.

" Uhh sayangku cemburu ya. Udah ya sayang. Yang penting aku tetap sayang sama kamu." Ucap Ali.

" Iya deh." Sahut Mika.

" Eh bagaimana Ay? Mau kita akad nikah dulu lalu resepsi nya nanti saat kamu lulus?" Tanya Ali.

" Memang bisa?" Mika balik bertanya.

" Ya bisa dong. Tapi nanti selama setahun itu kita menikah diam - diam dulu. Nah kalau kita sudah tentukan tanggal resepsi barulah kita go public." Jelas Ali pada Mika.

" Oh begitu ya?" Mika mengangguk dengan pelan.

" Bagaimana mau? Kalau mau secepatnya kita urus surat - suratnya dari sekarang" Tanya Ali kembali.

" Tapi Ay, rasanya nanti jadi pengantin basi dong?" Ucap Mika asal.

" Kok pengantin basi hahaahaaa." Ali tertawa karena Mika berbicara asal.

" Iya basi, akad nya kapan? Resepsinya kapan?Jadi ga segar ah. Aku ga mau." Jawab Mika.

" Ya udah, aku ikuti mau kamu aja. Aku akan tunggu sampai kamu siap." Ucap Ali.

Perawat Incaran Om-OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang