Chapter 76

919 146 43
                                    

Khalifah duduk di sofa dekat jendela kamar nya. Ia mencari kontak sang mama, ia memencet tombol telepon.

*berdering*

( Call On Mama )

Assalamu'alaikum, ma

Waalaikumsalam, Khal

Mobil, hari ini di antar

Ke rumah kamu apa rumah mama?

Rumah mama

Masih dengan model yang kemarin?

Masih, warna nya juga tetap putih

Apa kata dealer nya?

Cuma ngasih tau total harga aja, ma
Sama nanti di kasih buku-buku serta surat-surat mobil nya

Berapa, katanya?

4,4 Miliyar

Masih, sama?

Iya, masih sama. Soalnya kan kita kemarin memang ambil model itu

Duit nya, ada?

Ada, kan pakai uang tabungan Khal

Yaudah, gak apa-apa
Ini mama mau ke lampung

Iya, Hati-hati
Titip salam buat ibu sama papa

Iya, nanti mama sampaikan
Kamu sudah makan?

Sudah, ma

Udah, dulu ya
Assalamu'alaikum

Waalaikumsalam

( Call Of )

Khalifah beranjak dari sofa menuju ke arah pintu kamar. Ia berjalan ke ruang billiard pribadi di rumah.

*Hanya Ilustrasi*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hanya Ilustrasi*

Khalifah bermain billiard sendiri, untuk mengisi waktu luang nya di rumah.

"Andai ada kamu disini, sayang. Aku mau ajak kamu main billiard" Gumam Khalifah.

Khalifah duduk salah satu kursi di ruangan tersebut. Ia menatap foto Fabiola di lockscreen ponsel milik nya.

"Sayang, aku kangen banget sama kamu. Tapi gak apa-apa, tinggal beberapa hari lagi kita akan bertemu dan mengucapkan janji suci" Gumam Khalifah sambil tersenyum.

{ Disisi Lain }

Fabiola di usapin bedak basah di wajah oleh sang kakak. "Putih banget kaya kunti" Ucap kak Vira tertawa lepas.

"Ya allah, sampai bulu alis" Sahut Fabiola.

"Sini, tangan mu lagi" Ucap kak Vira sambil tertawa.

"Benerin dulu yang di muka ini" Sahut Fabiola.

"Biarin aja, gak ada yang lihat juga" Ucap kak Vira.

"Aaaa, tapi bulu alis ku keras jadinya" Sahut Fabiola membuat kak Vira tertawa kencang.

"Iya, sini aku benerin" Ucap kak Vira sambil mengusap alis sang adek.

"Udah, yang di badan aku aja yang ngusapin" Sahut Fabiola.

"Trauma berat" Ucap kak Vira.

"Bukan, trauma tapi lebih kek menyiksa adek sendiri ini" Sahut Fabiola sambil tertawa.

"Iya, iya maaf adek ku" Ucap kak Vira.

"Iya, udah nih" Sahut Fabiola.

"Yaudah, kamu tunggu aja sampai kering" Ucap kak Vira.

"Jangan di kirim ke ibu" Sahut Fabiola.

"Gak, orang di jadiin memori ntar kan adek bungsu ku ini udah mau nikah" Ucap kak Vira.

"Aku ngelingkahin kakak" Sahut Fabiola.

"Aku gak apa-apa di lingkahin demi kebahagiaan adek ku, kalo seperti ini adek ku bahagia maka aku juga bahagia" Ucap kak Vira.

"Aaa, tambah sayang deh" Sahut Fabiola yang langsung memeluk kak Vira.

"Lepasin weh, badan kamu tuh lagi pakai bedak. Liat nih baju ku putih-putih semua" Ucap kak Vira membuat Fabiola semakin jahil.

"Kan sayang adek, gak apa-apa dong kalo di ginian" Sahut Fabiola sambil tertawa.

"Ya, gak gini juga. Laaaa baju ku kotorrrr" Ucap kak Vira berteriak membuat Fabiola semakin kencang tertawa.

"Iiii, kotor. Mandi dulu sana" Sahut Fabiola.

"Dasar anak bontot" Ucap kak Vira sambil mencubit pipi Fabiola.

"Tuh, kotor lagi tangan nya" Sahut Fabiola menunjuk ke arah tangan kak Vira yang penuh dengan serbuk bedak.

"Olaaaa, aku mau ke kamar mandi dulu" Ucap kak Vira yang langsung berlari ke kamar mandi.

Aku, Kamu Dan Keluarga Kecil Kita 2 ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang