Wona tak terlalu mempedulikan ucapan para penggosip, tetapi hati dan ingatan Jenevith membebani otaknya. Rasa sakit di hatinya membuat dada Wona terasa sesak. Wona hampir tersulut emosi dan melampiaskan amarah Jenevith pada para penggosip.
Namun, Wona memilih menarik dan mengeluarkan napas panjang sembari menghitung satu sampai sepuluh. Dia mencoba untuk tetap fokus, dan membuat relasi dengan para gadis, dengan menggunakan perhiasan, kecantikan, dan pengetahuan yang dia miliki.
"Karena marah, Jenevith pergi dari pesta dan merenung di belakang aula. Lalu dia bertemu dengan Charlos yang melewati belakang aula setelah bekerja."
"Parahnya lagi, saat itu Charlos tengah diserang kepribadian iblisnya. Dia tak bisa menahan nafs*u untuk bercinta, dan Jenevith yang melihatnya tak ragu menawarkan diri untuk menjadi pelampiasan pria itu."
"Itu tak boleh terjadi padaku. Sebisa mungkin, aku harus diam dan mencari informasi di sini."
Lalu setelah semua pendekatan yang Wona lakukan, akhirnya dia mendapatkan sebuah informasi baru. Salah satu gadis tersenyum dan berkata, "Apa kalian sudah dengar, pencarian calon istri untuk pria tampan yang tadi datang ke sini?!"
"Sudah. Aku dengar dia kaya raya dan tinggal di sebuah mansion besar! Aku ingin ikut mendaftar menjadi istrinya, tapi..."
"Tapi kenapa?" tanya Wona.
"Ada yang bilang... jika pria tampan itu adalah jelemaan dari monster menakutkan, penguasa hutan! Rumahnya saja di tengah hutan! Menakutkan sekali, bukan?"
Wona mencerna satu persatu ucapan para gadis. Setelahnya, dia langsung menebak, "Gyura. Pasti orang yang mereka gosipkan adalah Gyura."
"Kalo tidak salah, Gyura sempat mencari istri dengan wujud manusianya, tapi tak ada seorang pun yang mau menjadi calonnya, apalagi setelah tahu dia adalah seorang monster."
Para penggosip bercerita panjang lebar di depan Wona. Ucapan mereka membuat Wona tertarik untuk menerima tawaran menikah dengan Gyura. Sayangnya, kejadian saat Gyura menerkam tubuhnya membuat Wona ketakutan sendiri. "Gyura yang aku baca, dan yang asli ternyata jauh berbeda. Aku harus berpikir matang-matang sebelum memutuskan sesuatu."
Ketika Wona tengah terdiam memikirkan sosok Gyura, tiba-tiba dari arah luar terdengar suara keributan. Wona tak tahu keributan apa yang tengah terjadi, hingga dirinya akhirnya ikut melirik ke jendela, dan mengamati kerumunan banyak orang.
"Tolong! Siapa pun tolonglah Tuan muda Julian!"
"Punggung tangannya tak sengaja terkena duri bunga fresia, setelah dirinya terkejut karena melihat penampakan Gyura di tengah warga!" teriak
"Padahal Tuan Julian mempunyai niat baik untuk meneliti bunga yang akhir-akhir ini meresahkan kita! Tapi gara-gara melihat monster menakutkan itu, Tuan Julian sampai tak sadarkan diri seperti ini!" teriaknya.
Padahal yang tengah menjadi topik utama adalah Julian yang membutuhkan penanganan medis. Namun orang-orang malah panik dan segera memutuskan pulang secepat mungkin. Mereka takut, Gyura berkeliaran di sekeliling mereka, tanpa membantu Julian yang sekarat.
Semua orang takut terkena racun yang diderita Gyura juga. Sementara otak Wona sendiri fokus berpikir tentang semua hal yang terjadi. "Aku baru tahu ada scene seperti ini di dalam novel. Gyura tak mungkin menakuti-nakuti orang. Ada sesuatu yang berubah di sini."
"Apa itu karena kedatanganku, atau aku tidak mengingat isi novelnya?" tanya Wona bingung.
Wona berpikir beberapa detik, sebelum akhirnya mendatangi para pengawal yang kesulitan menyelamatkan Julian. Tanpa keraguan Wona menyibak gaunnya, dan melangkah untuk berjongkok di depan Julian. Tanpa banyak menjelaskan, Wona segera meminta, "Tolong bawakan aku air es secepat mungkin."
Meskipun sempat kebingungan, tetapi para pengawal Julian segera menuruti apa yang Wona perintahkan. Sementara Wona sendiri diam-diam mengamati punggung tangan Julian yang mulai mengeluarkan darah berwarna merah, dengan punggung tangan yang membengkak. Wona memasukkan tangan Julian ke dalam ember berisi air es, sesuai dengan apa yang dia ingat saat Angela menyelamatkan orang lain di dalam novel.
Lalu berkat tindakannya ini, akhirnya bengkak di tangan Julian mulai membaik. Bersamaan dengan deru nafas Julian yang kembali normal. Semua orang tertegun melihat perawatan yang dilakukan oleh wanita yang awalnya hanya diduga bisa menggoda saja. Mereka berterima kasih kepada Wona, dan menawarkan balas budi pada wanita itu.
"Syukurlah, nama Jenevith sedikit membaik setelah kejadian ini. Setidaknya sekarang aku tak dicap sebagai anak selir penggoda lagi."
Wona senang, dirinya berhasil mempraktikan apa yang dia pelajari dari novelnya dulu. Wanita itu akhirnya berdiri dari jongkoknya. Sayangnya kesenangan Wona tak bertahan lama. Ketika Wona ingin berdiri, kakinya terasa kesemutan. Dia hampir terjatuh, tetapi lengan kekar seorang pria sudah lebih dulu menahan pinggangnya.
Pria itu menarik Wona ke dekatnya, sekaligus membantu Wona berdiri. Lalu ketika Wona berbalik, dan keempat mata keduanya bertemu, jantung Wona berdetak dua kali lebih cepat. Padahal Wona sudah berusaha menghindari Charlos, tetapi pria itu sekarang ada di depannya sembari menahan pinggangnya untuk tidak jatuh.
"Hati-hati, Nona," peringat Chaslos.
Wona meneguk ludahnya sendiri. Hanya dalam hitungan detik, ucapan Chloe tengiang-ngiang di telinganya.
"Nona! Saya lihat, kemarin Pangeran Mahkota sepertinya terpesona dengan Anda. Dia bahkan sampai melindungi Anda sampai Nyonya tak bisa berkutik."
"Jika saja pria itu membawa Anda ke istana, dan menjadikan Anda sebagai istrinya... sudah pasti Anda akan aman, bukan?"
"Ada baiknya, jika Anda kembali mendekati pria itu untuk perlindungan.
Wona menggelengkan kepala. Dia tak mau menjadi pelampiasan nafsu seperti Jenevith. Namun ketika dirinya berdekatan dengan Charlos, tubuhnya terpancing untuk semakin dekat ke arah pemuda itu. Ada benang takdir yang memerintahkannya untuk melayani Charlos, apalagi setelah merasakan sentuhan Charlos di pinggangnya.
"Tidak. Aku harus bisa mengendalikan diriku. Ini tidak bisa terjadi! Siapa pun, tolong hentikan pesona tokoh utama yang satu ini!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...