09. Terjebak (1)

1.4K 123 6
                                    

Suara teriakan pengawal membuat Maxiem bersembunyi di balik punggung Wona. Maxiem tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, beserta dengan tempat yang saat ini sedang dia tempati. Namun yang pasti, Maxiem tak sanggup berada di dekat para pengawal, yang sedari tadi menjulurkan benda tajam ke arah tubuhnya.

"Kak Won! Tolong aku! Jelaskan pada mereka jika aku bukan makhluk jahat! Kenapa mereka semua terus mengincarku? Seolah aku adalah monster!" jelas Maxiem.

Wona menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia menduga jika Maxiem juga ikut terjebak ke dalam novel sepertinya. Mau tak mau, Wona mencoba untuk bersikap tenang dan menyembunyikan Maxiem di balik tubuhnya.

"Tunggu, tenanglah jangan menangkap Gyura secara terburu-buru seperti ini," jelas Wona.

Charlos memelototkan mata, dan tak ragu melangkahkan kakinya ke arah Wona. Dia memperingati, "Bagaimana bisa kau setenang itu, setelah makhluk itu berniat memakanmu?!"

Para pengawal di belakang Charlos menganggukkan kepala setuju. Mereka menambahkan, "Monster itu tiba-tiba keluar dari biro jodoh, dan berteriak-teriak hingga membuat keributan!"

"Bahkan karena kemunculannya yang tak terduga, Tuan Julian ketakutan dan tak sengaja bersentuhan dengan bunga yang dia bawa!"

Akhirnya Wona bisa tahu, penyebab dari alur cerita yang berubah, ternyata karena Maxiem yang ikut masuk ke tubuh Gyura. Wona mengernyitkan kening, sembari membuka tangannya untuk melindungi Gyura. Dia berbisik pada Maxiem, "Apa sebelumnya kau benar-benar membuat kekacauan?"

Maxiem meneguk ludahnya sendiri, lalu berbisik, "Aku tak bermaksud melakukannya! Hanya saja, saat aku memegangi novel di kolam berenang untuk mencarimu... tiba-tiba mataku terasa berat, dan ketika aku membuka kelopak mataku kembali... aku sudah berada di sebuah ruangan yang dipenuhi lukisan banyak gadis!"

"Yang paling membuatku terkejut adalah tubuhku yang dipenuhi bulu! Aku berteriak, dan para pengawal yang menemukanku langsung berjalan dan menyerangku dengan anak panah!"

"Lihat ini! Pantatku bahkan terluka karena anak panahnya menancap di sini!" kata Maxiem sembari menjulurkan anak panahnya pada Wona.

Wona merotasikan matanya, dan segera mencabut anak panah pada tubuh Maxiem. Maxiem berteriak, tetapi dia mengernyitkan kening karena tak merasakan rasa sakit sedikit pun. " Loh? Kok tidak sakit?"

Wona memberitahu, "Kau adalah Gyura, Gyura sangat kuat dan tahan sakit. Seharusnya luka sekecil itu tidak membebanimu."

"Oh?! Jadi maksudmu aku bahkan lebih kuat dari mereka?! Aku bisa melawan mereka sendiri?!" tanya Maxiem mulai percaya diri.

Wona tak bisa meninggalkan Maxiem, ataupun bersama dengan Charlos malam ini. Dibanding terjebak hubungan tak sehat dengan Charlos, Wona memilih untuk melingkarkan tangannya di leher Maxiem. Wanita itu berbisik pada Maxiem, "Gendong aku! Cepatlah!"

Maxiem yang tak tahu apa-apa tentang dunia ini akhirnya menurut. Dia ingin bertanya, tetapi Wona sudah lebih dulu mendekat ke arah lehernya sembari berbisik, "Kabur! Lari sekarang! Bawa aku pergi!"

Ucapan Wona adalah satu-satunya pilihan yang bisa Maxiem pikirkan saat ini. Dia membawa Wona pergi, tanpa mempedulikan Charlos dan pengawal yang kesusahan mengejar. Apalagi ketika Wona berada dalam gendongan Maxiem. Charlos tak bisa memanah Maxiem, jika tak ingin Wona ikut celaka.

"S*alan! Apa yang sebenarnya terjadi di sini?!"

•••

Wona membawa Maxiem bersembunyi di balik bangunan belakang aula. Wanita itu memojokan Maxiem ke tembok, sebelum akhirnya menutup mulut Maxiem dengan telapak tangannya. Wona berbisik, "Diamlah."

Permintaan Wona malah membuat Maxiem mengernyitkan kening. Bagaimana bisa bibirnya tetap diam, ketika otaknya dipenuhi tanda tanya? Maxiem tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan juga Wona. Kenapa dirinya bisa menjadi makhluk berbulu, sementara Wona berubah menjadi wanita cantik dengan penampilan memikat.

Telapak tangan Wona menutup rapat bibir Maxiem. Keempat mata mereka bertemu, dan diam-diam Maxiem bisa mencium aroma bunga yang ada di tubuh Wona. Penampilan wanita di depannya begitu memikat. Dia mengingatkan Maxiem pada salah satu tokoh yang dia bayangkan di novel fantasi dewasa milik Wona.

Charlos dan para pengawal melewati tempat persembunyian Maxiem dan Wona. Punggung Charlos yang menjauh, membuat Wona mengeluarkan napas lega. Dia akhirnya menatap tajam ke arah Maxiem, sebelum menurunkan tangannya.

"Sek*si," gumam Maxiem ketika telapak tangan Wona berhasil lepas dari bibirnya.

•••

SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang