03. Kutukan dan Kebaikan (2)

2.4K 167 2
                                    

Perintah Charlos adalah sebuah perintah yang tak bisa diabaikan para wanita. Apalagi ketika melihat para pengawal mulai menghampiri mereka. Segera saja, para wanita keluar satu persatu dengan kepala menunduk. Lalu ketika mereka tiba di depan Charlos, mereka langsung bersujud sembari menjelaskan.

"Ampun Pangeran Mahkota! Kami hanya... hanya... melakukan perintah Nyonya Keth!"

"Nyonya Keth ingin memberi wanita ini hukuman karena sudah menggoda suaminya!" jelas salah satu pelayan.

Charlos bertanya, "Menggoda seperti apa? Apa dia melihatnya langsung?"

Para pelayan semakin menundukkan kepala. Salah satu dari mereka berkomentar, "Itu... anu... wanita itu... dia... dia sengaja berjalan melewati para pejabat yang tengah fokus bekerja di halaman tempat pejabat biasa berkumpul."

Charlos menggeleng-gelengkan kepala. "Hanya karena berjalan melewati mereka saja?!"

Salah satu pelayan langsung membalas, "Masalahnya, wanita itu mengenakan pakaian yang sangat ketat, dan menonjolkan tubuhnya layaknya wanita penghibur!"

"Nyonya Keth marah, karena suaminya gagal fokus. Wanita itu ingin memberi Nona Jenevith hukuman. Jadi... jadi... kami tak memiliki pilihan lain selain memberikannya pada Gyura!"

Charlos mendengkus, kemudian melirik ke arah yang dituju Gyura saat kabur. Pria itu berkata, "Memberi hukuman sekaligus memberi Gyura hadiah! Apa kalian tak tahu, jika kalian tak boleh memberikan Makhluk menjijikan seperti Gyura hadiah?!"

"Seharusnya kalian tahu, jika Gyura adalah musuh kerajaan ini! Tapi kalian malah memberikan hadiah pada musuh?!" jelas Charlos.

"Ka... kami... hanya melakukan perintah Nyonya keth, Pangeran! Kami... kami... tak berniat melakukan hal ini!" jelasnya.

Charlos langsung memanggil kuda putih miliknya. Pria itu membawa Wona ke atas kuda, sembari mendekap wanita itu dalam pelukannya. Charlos memberitahu, "Tak berniat melakukannya, tapi kalian sepertinya sangat menikmati masa-masa di mana kalian memberi Gyura hadiah."

"Benar-benar munafik. Bisa-bisanya aturan di kerajaan kalian anggap angin lalu."

"Orang seperti kalian harus dihukum," jelas Charlos.

Charlos langsung menjalankan kudanya untuk pergi dari hutan. Pria itu meninggalkan para wanita yang masih bersujud, kemudian diseret oleh beberapa pengawal. Sementara itu, Wona hanya bisa menjadi patung dalam dekapan Charlos. Wona tahu, jika kata Hukum yang keluar dari mulut Charlos, berarti hukuman tanpa ampunan yang diberikan secara tegas.

"Sebelum Pangeran mengenal Angela, pria ini sangat tegas dan tak pandang status. Aku tak tahu, jika aslinya ternyata memang begi---" Belum sempat Wona mengakhiri gumamannya tiba-tiba Charlos bertanya, "Siapa namamu?"

Suara tegas Charlos membuat mematung. Detak jantung Wona tiba-tiba berdetak kencang. Harus Wona akui, jika diam-diam dirinya memang mengagumi Charlos, sejak dia membaca novel. Apalagi ketika bab di mana Charlos begitu manja dan perhatian pada Angela. Semakin dibaca, semakin Wona ingin berada di posisi Angela.

"Na... namaku Wona," ucap Wona dengan gugup. Gadis itu terlalu malu, untuk berada di dekat pria yang merupakan pangeran impiannya. Apalagi ketika melihat Charlos menunjukan lesung pipinya, dengan dahi berkerut, "Wona? Apakah namamu benar-benar Wona?"

Wona ingin mengangguk, dan dirinya baru sadar jika dirinya bukan lagi Wona. Di dunia ini, dia adalah Jenevith. Lalu mau dielak bagaimana pun juga, kenyataan bahwa dirinya adalah Jenevith tak bisa dipungkiri. "Ah... itu... sebenarnya Wona adalah nama panggilanku. Namaku... namaku Jenevith, Yang mulia."

"Di mana kau tinggal?" tanya Charlos.

Wona langsung terdiam. Dia tak mengingat tempat tinggal Jenevith, tapi malah mengingat jelas tempat tinggal Angela. Ingin rasanya Wona pergi ke rumah Angela, tetapi dirinya pasti akan dianggap orang asing tak tahu diri yang tiba-tiba meminta bantuan pada Angela yang baik hati.

"Aku... aku... kepalaku pusing. Aku... aku... tak ingat," ucap Wona sembari berpura-pura memegangi keningnya sendiri.

Charlos terdiam, dan salah satu pengawalnya memberitahu, "Pangeran. Wanita ini dihukum karena menggoda, seharusnya Anda tak menolong---"

"Apa kau memiliki bukti?" tanya Charlos.

Pengawal langsung menutup mulut, dan Charlos berkata, "Jangan banyak bicara, dan arahkan aku ke rumahnya. Dia pasti terkejut, dan masih takut setelah berhadapan dengan makhluk terkutuk Gyura."

"Ba... baik, Pangeran," jawab pengawal.

Wona sudah tahu, jika Charlos memusuhi Gyura. Dia tahu alasan kenapa Charlos membenci Gyura, dan juga tahu seberapa baik hati Gyura. Namun, perbuatan Gyura masih belum bisa Wona terima. Wona ketakutan, dan di dalam dekapan Charlos Wona merasakan apa artinya kenyamanan.

"Pantas saja Jenevith begitu tergila-gila dengan Pangeran Mahkota. Rupanya pria itu memperlakukannya selembut ini, meskipun orang-orang menghinanya."

"Sayang sekali, kebaikan Pangeran Mahkota membuat Jenevith berpikir cinta dan kasih sayang pria itu hanya padanya seorang. Dia terlalu percaya diri, dan aku tidak akan mengikuti jejaknya."

"Tidak akan pernah," peringat Wona pada dirinya sendiri.

Ketika Wona tengah memikirkan semua hal yang terjadi padanya, tiba-tiba Wona teringat kembali pada Maxiem. "Apa aku tak salah lihat? Kenapa wajah Gyura, sekilas mirip dengan Maxiem?"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang