45. Hukuman Malam (2)

203 32 6
                                    

Wona meneguk ludahnya, ketika tatapan hangat yang biasa dia lihat dari Maxiem, berubah menjadi tatapan penuh ketidak percayaan. Pria berwajah suaminya itu mendekati Wona, tetapi tubuh Wona sendiri malah memundurkan diri hingga sampai di ujung tempat tidur.

Wona menjawab, "Meskipun kau tak ingat, tapi pernikahan kita sah di mata hukum kerajaan ini. Jadi, ya. Aku istrimu."

Gyura tiba-tiba menarik sebelah sudut bibirnya ke atas. Dia mendekati ranjang Wona, kemudian bertanya, "Aku dulu tidak percaya, ada wanita secantik ini... yang mau menyerahkan dirinya, dan bahkan melepas kutukanku."

"Tapi setelah mengetahui kau juga menempel dengan suami orang... aku baru sadar jika kau memang wanita perayu."

"Kau tak memedulikan statusnya apa, karena yang kau pikirkan hanya keselamatanmu saja. Benar begitu?" tanya Gyura dengan nada tinggi.

Wona memelototkan mata, kemudian berkata, "Kenapa kau selalu berpikir buruk tentangku? Dulu, aku bisa mengerti... kenapa dirimu marah padaku, karena kau trauma pada kepergian Nyonya Gloria."

"Tapi sekarang? Apa maksudmu menuduhku sebagai wanita perayu?!" ucapan Wona membuat Gyura naik ke atas ranjang, kemudian mendorong bahu sang istri hingga menempel pada tempat tidur. Pria itu menahan Wona di bawah kurungan tubuhnya, dan tatapan tajamnya.

"Karenamu, Putri mahkota menangis! Dia dan para pelayan melihatmu bersama dengan Pangeran Mahkota di taman istana! Apa aku salah?" tanya Gyura.

Penyebab emosi Gyura naik adalah tangisan Angela. Sekali lagi, Angela berada di depan Jenevith. Gyura lebih mementingkan air mata yang keluar dari mata Angela. Dibanding dari penyebab jatuhnya air mata di mata istrinya sendiri. Jika saja, Gyura tak memusuhinya, mungkin Wona tak akan menangis sendirian dan didekati Charlos.

"Kau salah paham. Pangeran hanya mencoba menenangkan tangisanku," ucap Wona.

"Tangisan? Atau rayuan palsu supaya dia mendekatimu?!" tanya Gyura.

Wona tak sanggup mendengar tuduhan yang dikeluarkan Gyura, dari wajah suaminya. Wanita itu akhirnya melirik ke depan kemudian berkata, "Kenapa kau peduli dengan hal ini? Apa kau sudah jatuh cinta dengan Putri Mahkota?! Kau tak ingin dia menangis?"

"Bukannya bagus, jika hubungan mereka renggang?! Kau ingin mendekati Putri Mahkota, bukan?! Padahal kau sudah memiliki istri!"

Bagus.

Wona berhasil memancing amarah Gyura, terlihat dari emosi Gyura yang membuat wajahnya menjadi merah. Sekarang Wona sadar, jika tugasnya adalah kompor di antara hubungan Angela dan Charlos. Wona harus membuat hubungan keduanya renggang, meskipun tahu dirinya akan dibenci dan dilukai. Karena itu adalah tugasnya sebagai antagonis. Begitu pula dengan Gyura yang harusnya menjadi musuh Charlos dalam mendapatkan cinta Angela.

"Tak perlu sok baik. Dan gunakan kesempatan yang ini untuk mendapatkan Angela," jelas Wona.

Wona berharap Gyura kembali ke peran aslinya, meskipun Wona merasa sakit hati setiap melihatnya bersama Angela. Dia ingin pergi dari mansion, tetapi tekanan pada bahunya semakin kuat. Gyura tiba-tiba menyentuh pita gaun Wona, kemudian melepasnya begitu saja.

"Kau! Kau! Apa yang ingin kau lakukan? Lepaskan aku!" teriak Wona.

"Kau bilang kau istriku, bukan? Sekarang aku ingin mengingatkan statusmu sebagai istriku, agar kau tak mengusik Putri mahkota, atau Pangeran mahkota lagi," jelas Gyura.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang