07. Boneka Tangan (1)

1.5K 119 3
                                    

Tak pernah Chloe pikirkan sebelumnya, jika boneka tangan yang berniat dia kendalikan, kini berbalik mengendalikan tubuhnya. Padahal Chloe berpikir jika Jenevith bisa dia manfaatkan untuk kehidupan yang lebih baik. Dia ingin menempeli Jenevith, ketika Jenevith berhasil memenangkan hati Pangeran Mahkota. Namun sekarang? Chloe bahkan terpaksa menyamar sebagai Jenevith, sekaligus merebahkan tubuhnya di ranjang wanita itu.

"Kenapa jadi seperti ini?! Harusnya dia panik dan tergesa-gesa untuk mendengar saranku!"

"Padahal aku ingin menyarankannya pergi ke pesta dansa dengan mengendap-endap dan naik ke gerbang belakang!"

"Tapi dibanding melakukan langkah itu, dia malah memilih menyamar menjadi diriku, dengan menjadikanku sebagai dirinya."

"Aku tak percaya, dibanding mengambil langkah cepat, dia sempat berpikir mencari cara yang tepat!"

Kata-kata Jenevith yang dulunya penuh keraguan, kini berubah menjadi ketegasan. Wanita itu mengambil langkah yang telah dipertimbangkan. Seolah-olah, dia mengetahui cara terbaik untuk mengurus hidupnya sendiri. Alih-alih mendapatkan perintah dari seorang pelayan.

Lalu Chloe yang menggantikan Jenevith harus berpura-pura merintih kesakitan setelah dicambuk. Dia terpaksa merebahkan tubuhnya dengan selimut tebal. Karena jika penyamarannya terbongkar, bukan hanya Jenevith yang akan dihukum, tapi Chloe juga akan menanggung hukumannya.

"Bre*ngsek! Racun apa yang wanita itu masukan dalam kata-katanya, hingga aku ikut terpengaruh seperti ini?!" rutuk Chloe.

Chloe takut ketahuan, sementara Wona dengan santainya melangkah keluar rumah. Wanita itu sudah memperkirakan hal apa yang terjadi ke depannya nanti, setelah mendapatkan peta kota dari Chloe. Tak ada rasa takut yang Wona hadapi. Apalagi di dalam sakunya terdapat banyak uang yang bisa dia tukar dengan gaun dan biaya transportasi ke pesta dansa.

Sebelum mencari kereta kuda untuk pergi ke pesta, Wona sempat melihat gerbang di rumah Jenevith. Sudut bibirnya terangkat ke atas, dan berpikir, "Jika aku pergi dengan cara mengendap-endap seperti pencuri, apalagi sampai naik ke gerbang yang tinggi dan tajam itu... mungkin aku akan lebih cepat ketahuan dan mendapatkan hukuman."

"Dengan cara menyamar sebagai pelayan, aku bisa berjalan santai. Lagi pula, Chloe sepertinya pandai menyelamatkan dirinya sendiri. Dia tak akan pernah membiarkan dirinya ketahuan."

Setelah puas meneliti gerbang, Wona melancarkan aksinya untuk pergi ke pesta dansa. Wanita itu menggunakan kereta kuda yang ada di dekat rumahnya, sekaligus membeli baju dan perhiasan yang dirasa cukup menawan. Wona pastikan, jika dia akan memanfaatkan kecantikan dan pesona Jenevith untuk lepas dari semua hukuman yang mengintai masa depannya.

•••

Cahaya lampu di aula pusat kota, menyinari sekitarnya. Pita-pita berjajaran rapi, membungkus beberapa balon dan bunga-bunga yang beraneka ragam. Semua hiasan dindin menyambut kedatangan Wona ke tengah aula. Bersamaan dengan suara musik yang dimainkan dengan selembut mungkin.

Ketika Wona melangkah menuju aula, beberapa pasang mata tertuju ke arahnya. Wanita yang awalnya membalut tubuh putihnya dengan kain lusuh, kini berganti dengan gaun berwarna merah dengan tambahan aksesoris mahal yang membuktikan jika dirinya adalah bangsawan.

Batu ruby yang menghiasi gaun beserta anting Wona membuat beberapa orang berbisik-bisik. Apalagi melihat kesempurnaan bentuk tubuh Wona, yang terlihat pas dibalut dengan gaun baru yang Wona pilihkan untuk Jenevith. "Baik. Aku sekarang bersedia mencari jodoh."

Wona bertekad untuk mencari pria yang bisa dijadikan rekan, selain Charlos. Wanita itu berusaha mencari-cari informasi dari para wanita penggosip, dengan berpura-pura menikmati hidangan yang ada di pesta.

Sayangnya, hal itu tak semudah yang Wona kira. Ketika Wona sampai, beberapa wanita yang terpesona dengan riasannya langsung menghampiri dan bertanya mengenai hiasan yang Wona pakai. Sementara wanita yang iri, langsung menyindir Wona di depan Wona sendiri.

"Perhiasan mahal? Aku curiga jika uang yang dia dapatkan hasil dari menggoda seorang pria!"

"Apa kalian tak tahu, jika Jenevith Jefferson itu adalah anak selir Tuan Jefferson?"

"Ibunya saja punya bakat menggoda, apalagi anaknya! Lihat penampilannya saat ini! Dia memang datang kemari untuk menjajakan diri!"

•••

SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang