Satu pukulan mendarat tepat mengenai hati Wona. Wona menggelengkan kepala, dengan tubuh yang bergetar hebat. Wanita itu mencoba mengelak, tetapi pengawal di hadapannya sudah lebih dulu melanjut, "Nyonya Jenevith yang memberi saya tempat bekerja di mansion, sekaligus memerintah saya untuk memberikan obat kepada Tuan Gyura."
"Dia sengaja melakukan semua ini, supaya Tuan Gyura ditangkap... dan dihukum m*ti."
"Sejujurnya dia ingin Tuan Gyura tiada setelah menikah, supaya semua harta Tuan Gyura berada di dalam genggaman tangannya!"
Wona memelototkan mata. Dia melirik ke arah Charlos yang tengah tersenyum, menunjukan kedua lesung pipinya. Pria itu diam-diam mengetuk kursinya, menunggu pembelaan yang akan diutarakan Wona. Padahal beberapa menit lalu, Charlos kesal dengan ulah Angela yang tiba-tiba datang dan merusak rencananya. Namun, dia masih menyimpan rencana kedua untuk menyelamatkan diri, dan menempatkan Wona ke posisi yang sulit untuk memohon pertolongan padanya.
Nyonya Gloria yang dari tadi diam, langsung mengelak, "Apa-apaan yang kau katakan ini?! Apa kau tak lihat jika Nyonya Jene bahkan bersusah payah datang ke istana dengan membawa bukti, hanya untuk melepas Tuan Gyura!"
"Jangan memfitnah Nyonya Jene!" teriak Nyonya Gloria.
Pengawal itu menunduk, dan membalas, "Itu semua hanya pura-pura! Dia melakukan semua itu untuk menyembunyikan sifat aslinya! Nyonya Jene hanya ingin semua orang percaya bahwa dirinya adalah seorang wanita baik hati, yang rela menikah dengan seorang monster!"
"Asal kalian tahu, wanita itu hanya menikah untuk lepas dari keluarga Jefferson, sekaligus hinaan karena dia adalah anak seorang selir, seorang wanita penggoda!"
"Jika dia tulus pada Tuan Gyura, sudah pasti kutukan Tuan Gyura akan lepas. Tapi kalian lihat saja sekarang! Pria itu masih belum normal! Dia masih seorang monster!"
Semua pengawal berdecak tak percaya, sementara para pelayan istana menggelengkan kepala sekaligus berbisik-bisik. Mereka semua membuat Wona mengepalkan tangannya tak percaya. Wanita itu ingin berteriak melampiaskan amarahnya, tetapi dirinya masih memiliki benteng pertahanan untuk berpikir jernih.
Maxiem yang melihat Wona disudutkan langsung mencoba untuk bangkit. Kedua tangannya dirantai, dan kakinya terasa ngilu karena dipukul. Namun, monster itu masih berusaha membela Wona, dengan berkata, "Jangan asal bicara mengenai Istriku, S*alan! Jika kau merupakan bawahannya, harusnya kau lolos dari jebakan mansion yang ada!"
"Tapi karena kekurangan informasimu, kau dengan bod*hnya masuk ke jebakan yang sudah aku buat!"
"Jangan berkata yang tidak-tidak tentang istriku!"
"Aku masih belum melepaskan kutukan... ini semua karena ulah para pengawal bod*h seperti kalian ini!"
"Padahal aku tengah menikmati malam pertama bersama istriku. Tapi sebelum menuju ke hal inti, kalian malah datang dan mengganggu acara bercint---"
Belum sempat Maxiem mengakhiri ucapannya, Wona sudah lebih dulu berteriak, "Maxiem! Jaga mulutmu!"
Maxiem mendengkus, dan melanjut, "Bagaimana bisa aku diam begitu saja?! Kau sudah tampil sek*si menggoda, tetapi sebelum aku sentuh lebih jauh, para pengawal ini malah mengganggu malam kita!"
"Aku kesal! Sangat kesal! Adikku sudah terangsang, tapi aku tak bisa menenangkannya dengan nyaman di rumah barunya!"
Ucapan Maxiem yang terang-terangan membuat Wona merasa malu. Sangat malu, sampai pipinya memerah dan wajahnya menunduk. Wona tak sanggup melihat ekspresi semua orang yang ada di tempatnya saat ini berdiri. Termasuk Charlos yang saat ini tengah mengepalkan tangannya emosi.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...