04. Panas Hati (1)

2.2K 152 2
                                    

Di dalam gendongan Charlos, otak Wona tak henti-hentinya berpikir mengenai kejadian-kejadian yang sudah terjadi. Lamunan gadis itu baru berhenti, ketika salah satu pengawal memberitahu jika Charlos telah sampai di depan rumah Wona. Spontan, Wona diam-diam melirik ke arah gerbang besar, yang dihiasi pita-pita dan beberapa rangkaian bunga berbagai macam jenisnya.

Gerbang besar nan kokoh itu melindungi sebuah bangunan besar, yang tengah dihiasi oleh kain berwarna biru toska, dengan pita berwarna merah muda melilit tengahnya. Di depan pintu masuk, terdapat sebuah logo perisai dengan bunga mawar yang melambangkan keluarga Jefferson.

Terdengar suara tepuk tangan dan sorakan dari orang-orang yang berada di dalam rumah. Semua keributan membuat para pengawal mengernyitkan kening, lalu berkata pada Charlos, "Pangeran, sepertinya sedang ada acara di rumah keluarga Jefferson."

"Masuk." Hanya satu kata, yang membuat para pengawal mengangguk dan meminta penjaga gerbang rumah, untuk membukakan pintu gerbang yang terbilang cukup tinggi dan besar.

Gerbang utama terbuka, dan Wona langsung memelototkan mata melihat pesta meriah yang tengah dilaksanakan oleh Tuan Jefferson. Itu pun untuk merayakan ulang tahun anak bungsunya yang bernama Revenna. Meskipun Wona baru datang ke rumah ini, tetapi Wona diam-diam merasakan sebuah perasaan yang menusuk hatinya, bersamaan dengan ingatan buruk yang dimiliki oleh Jenevith.

"Kenapa dadaku terasa sesak?" gumam Wona sembari menyentuh bagian tengah dadanya.

Di saat Jenevith dihukum hanya karena tak sengaja melewati kantor penjabat, keluarganya ternyata malah fokus merayakan ulang tahun Revenna. Di rumah besar ini, kebahagiaan menyelimuti Tuan Jefferson bersama dengan istri sahnya yaitu, Nyonya Nessa.

Sementara itu, Jenevith yang merupakan anak seorang selir. Bahkan anak yang lahir lebih dulu dari Revenna, tak dipedulikan di acara yang bahagia seperti ini. Semua orang melupakan keberadaan Jenevith. Mereka tertawa, ketika Jenevith mengalami ketakutan yang hampir membunuhnya. Lalu parahnya lagi, sekarang Wona yang merasakan perasaan sesak dan tidak nyaman milik Jenevith.

Kenapa Wona harus merasakan perasaan seperti ini? Kenapa hatinya terasa panas, dan tersisihkan, ketika melihat Revenna diperlakukan seperti putri raja? Sementara dirinya diperlakukan seperti seorang sampah? Perasaan sakit Jenevith menyebar ke hati Wona. Wona bisa merasakan perasaan kecewa wanita itu, hingga muncul niat-niat jahat untuk mengacaukan acara ulang tahun sang adik.

"Tidak. Aku, aku... tidak boleh mengacaukan pesta ini. Aku bukan Jenevith. Aku tak iri. Aku tak cemburu," peringat Wona mencoba menenangkan pikirannya sendiri.

Di saat perasaan kecewa hampir membuat Wona menggila, tiba-tiba pergerakan Charlos selanjutnya membuat emosinya kembali terkendali. Charlos turun dari kudanya, lalu kembali menggendong Wona tanpa mempedulikan tatapan dari para tamu. Mereka semua memelototkan mata, baru kemudian menunduk ketika mengenali status Charlos.

Tuan Jefferson terkejut, dan segera menghampiri Charlos dengan kepala menunduk. "Pangeran, ada keperluan apa Anda datang ke tempat kecil ini?"

Charlos tak menunjukan tanda-tanda persahabatan ke arah Tuan Jefferson. Dia malah membalas dengan nada ketus, "Aku tak percaya, jika kau berbahagia, tanpa mempedulikan putrimu yang tengah menjalani hukuman."

Nyonya Nessa yang berada di samping Tuan Jefferson langsung membalas, "Lagi-lagi wanita itu membuat masalah. Dia memang biang masalah, Pangeran. Wajar jika dia menerima sedikit pelajaran, supaya lain kali dia tidak melakukan kesalahan."

Charlos menyindir, "Bahkan sampai dihukum dengan diserahkan pada Makhluk seperti Gyura? Kau pikir dia akan menerima pelajaran dan tidak melakukan kesalahan lagi setelah menjadi makanan Gyura?"

"Kau mungkin benar. Dia tidak akan membuat kesalahan, karena selanjutnya dia akan m*ti jika diserahkan pada sosok Gyura," lanjut Charlos.

•••

SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang