Ratu Chelina datang ke tempat orang-orang suci kerajaan berada. Dia bernegoisasi dengan kepala tabib, hingga akhirnya sebuah keputusan diambil juga. Kepala tabib tak akan menyebarkan aib Pangeran Mahkota, jika Pangeran Mahkota mau bertanggung jawab, dengan menikahi Angela, sekaligus menjadikan Angela sebagai Putri Mahkota. Meskipun berat, pada akhirnya Ratu Chelina menyetujui permintaan tersebut.
Semua tabib berjanji untuk membungkam rapat bibirnya, menyembunyikan satu celah yang sekarang dimiliki anggota mereka. Namun, itu berbeda dengan Angela yang malah ingin membongkar keburukan Charlos.
"Menikah dengan B*jingan tak beradab itu?! Bagaimana bisa aku menerima hal ini?!" tanya Angela.
Kepala tabib langsung menundukkan kepala. Pria itu menjawab, "Angela... ini salah satu cara untuk membungkam hal buruk yang sudah terjadi padamu. Kami tak ingin hal buruk yang menimpamu tersebar ke orang lain."
Angela mengepalkan tangan, lalu menjawab, " Aku tak peduli, jika semua orang tahu jika aku sudah bernoda! Yang terpenting, semua orang tahu jika Pangeran Mahkota adalah Iblis! Dia tak pantas menjabat menjadi Pangeran Mahkota!"
Kepala tabib membalas, "Angela, jangan pikirkan dirimu semata, pikirkan yang lain juga! Jika aibmu tersebar, maka... orang-orang di tempat ini juga akan terseret! Pernahkah kau berpikir tentang hal ini?"
Angela memelototkan mata, dengan bibir terkunci rapat. Gadis itu menundukkan kepala, sementara tangannya mulai mengepal kuat. Dia tak bisa menjawab dengan cepat, hingga akhirnya Kepala tabib membalas, "Jadikan pernikahan ini sebagai sebuah keuntungan untuk kita. Selain penambah derajat, dengan statusmu... kau bisa membantu orang-orang yang tak mendapatkan keadilan istana. Itu yang kau mau bukan? Kau mau membantu orang lain?"
Angela menundukkan kepala, merutuki nasibnya. Pada akhirnya Angela pasrah, ketika dirinya dinikahkan bersama Charlos secara sembunyi-bunyi di tempat tinggalnya. Itu pun tepat sebelum Charlos menyusul Raja untuk ikut berperang. Ratu Chelina berjanji akan menobatkan Angela menjadi Putri Mahkota, setelah Charlos pulang dari peperangan.
Sementara itu, Charlos yang akan pergi berperang malah menatap Angela dengan tatapan tak bersahabat. Keduanya bersama hanya ketika janji suci pernikahan diucapkan saja. Setelahnya, keduanya kembali menjadi orang asing yang saling memusuhi satu sama lain.
"Gara-gara dirimu, aku tak bisa langsung ikut berperang bersama Raja," ucap Charlos.
Angela tersenyum kecut, lalu membalas, "Pengecut. Kau menyalahkanku atas kesalahanmu sendiri. Harusnya aku yang menyalahkanmu, karena tindakan b*jingan yang kau lakukan padaku."
Charlos menatap tajam ke arah Angela, lalu berucap, "Salahmu sendiri yang masuk ke kandang binatang buas. Kau yang mendekatiku lebih dulu."
"Aku tidak mendekatimu! Kau saja yang lepas kendali!" jelas Angela.
Charlos tersenyum kecut, lalu menatap Angela dari bawah hingga ke atas. Dia lalu berbisik, "Aku memang mudah lepas kendali, dan kau menikmati sentuhanku, bukan?"
Setelah mengatakan hal itu, Charlos pergi dengan tatapan tajamnya. Pria itu bergegas menyusul Raja, apalagi setelah tahu jika Gyura sudah tiba lebih dulu. Pikiran Charlos langsung tertuju pada musuhnya. Dia meninggalkan Angela yang mengepalkan tangannya dengan wajah memerah karena marah.
"B*jingan! Siapa orang gil* yang mau bersanding dengannya?" gerutu Angela, dan nasib buruknya... dia harus bersanding serta mendukung Charlos dari belakang. Dia mendengkus dengan wajah kusut. Angela berniat mencari cara, tetapi dirinya sendiri sudah terikat janji suci.
Tangan Angela mengepal kuat, dan dia tiba-tiba mendengarkan suara bisikan halus, "Angela, kau sedang marah?"
Suara itu membuat kepalan tangan Angela melonggar. Angela menarik sudut bibirnya ke atas, dan segera mengubah ekspresi wajahnya. Lalu ketika dirinya melirik ke samping, matanya bisa menemukan seekor rusa yang bisa berbicara. "Aku hanya sedikit kesal, Shia."
"Aku jarang-jarang melihatmu seperti ini. Apa itu karena masalah Pangeran Mahkota itu?" tanya Shia.
Angela menganggukkan kepala. Meskipun dia ingin berbohong, tetapi mata rusa Shia bisa mendeteksi kebohongannya. Rusa itu berkata, "Sudahlah, tidak perlu merasa marah dan kesal seperti ini. Entah kenapa, aku merasa ini adalah sebuah kesempatan emas untukmu Angela."
"Kesempatan emas?" tanya Angela.
Shia menganggukkan kepala. Rusa itu mendekat ke arah Angela, hingga Angela menundukkan kepala dan menunggu ucapan Shia selanjutnya. "Kau memiliki kekuasaan, dihormati dan hidup tanpa kekurangan. Apalagi setelah Pangeran pulang berperang, aku yakin... kau pasti akan merasa senang."
"Benarkah?" tanya Angela tak percaya. Gadis itu masih merasa jijik, ketika membayangkan Charlos menaikinya di atas ranjang.
Shia mengangguk, tetapi tiba-tiba nada suaranya berubah. Rusa itu berkata, "Tapi... ada sebuah bagian yang akan menjadi tinta hitam dalam pernikahanmu ini."
"Apa maksudmu? Bukannya pernikahan ini memang sudah hitam? Semuanya dimulai dari aib memalukan," jelas Angela.
Shia menggelengkan kepala, lalu berkata, "Di dalam lingkaran pernikahanmu, aku melihat nama Jenevith sebagai titik hitamnya. Ada baiknya, jika kau berhati-hati dengan nama itu."
"Jenevith?" Seketika Angela teringat saat sebelum Charlos berani menyentuhnya lebih jauh. Setiap pria itu bergerak, nama Jenevith yang selalu dia bawa-bawa dalam erangannya. Membayangkannya membuat kelopak mata Angela tertutup, dengan kedua tangan menutup telinganya sendiri.
Shia mengernyitkan kening, lalu bertanya, "Ada apa? Apa wanita itu membuat masalah dalam hidupmu? Jika, iya... ada baiknya aku membantumu untuk menyingkirkan wanita itu, Angela."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...