Waktu demi waktu digunakan Wona untuk menghitung pemasukan dan juga pengeluaran mansion. Setelah selesai melakukan tugasnya, Wona memutuskan untuk memilih dan meminta para pelayan menjahit ulang gaun miliknya. Wanita itu meminta perhiasan yang memenuhi gaunnya dikurangi, dan dihadiahkan pada pelayan yang membantunya. Dengan ini Wona tak perlu membuang gaun, ataupun hiasan mahalnya.
Ketika sedang memilih gaun, mata Wona tak pernah lupa memeriksa jarum jam yang berdetak di dinding. Wanita itu memerhatikannya dengan mata fokus, sampai tak sadar ketika ada seorang pelayan yang mendatanginya sembari bertanya, "Nyonya, apa yang sedang Anda tunggu? Saya lihat, dari tadi Anda terus memperhatikan jam dinding."
Wona tersentak kaget. Bahkan dirinya sendiri baru sadar, matanya terus menatap jam dinding tanpa henti. Butuh beberapa waktu untuk Wona menemukan alasan dari tingkahnya sendiri. Namun, pelayannya sudah lebih dulu menebak, "Sepertinya Anda menunggu Tuan pulang, ya?"
Tebakan pelayan seratus persen benar, tetapi Wona berusaha mengelak tebakannya. Dia memang menunggu kedatangan Maxiem untuk membantunya. Namun, sampai sekarang pun Maxiem tak kunjung menunjukan ujung hidungnya sedikit pun. Hal ini membuat Wona terus menunggu tanpa ada akhir yang jelas.
"Ada yang bilang... jika malam ini bulan akan penuh, bukan?" tanya Wona mengubah topik pembicaraan.
Sang pelayan menganggukkan kepala lalu tersenyum lebar. Dia memberitahu, "Anda benar, Nyonya. Malam ini, bulan akan sepenuhnya bercahaya, dan ritual Anda bisa kembali dilaksanakan!"
Wona menyentuh salah satu gaun sembari berkata, "Tak terasa, bulan purnama kembali lagi."
Pelayan itu berkata, "Nyonya... ada kemungkinan jika Tuan akan pulang telat, dan sepertinya kita akan mempunyai waktu untuk mempersiapkan ritual ini dengan sempurna!"
Wona mengernyitkan kening, lalu bertanya, " Memangnya ada apa? Kenapa Gyura akan pulang telat malam ini?"
"Tadi ada pengawal yang memberitahu, jika Tuan Gyura akan menjadi pimpinan penjaga untuk acara penobatan Putri Mahkota. Lalu... alasan dia pulang telat, karena dia mendapatkan tugas tambahan untuk menjaga Putri Mahkota," jelas sang pelayan.
Entah kenapa, sudut bibir Wona tiba-tiba melengkung ke bawah. Di saat Maxiem berkata akan membantunya setelah pulang dari istana, kenyataannya pria itu malah mendapatkan tugas yang akan membuatnya pulang terlambat. Hal ini membuat Wona sedikit kecewa, karena apa yang dia rencanakan tak terlaksana.
Pelayan yang memperhatikan raut wajah Wona segera berkata, "Tenang saja Nyonya. Saya yakin Tuan akan pulang, meskipun dia mendapatkan tugas baru. Apalagi malam ini adalah malam ritual. Anda tak perlu khawatir."
Wona hanya tersenyum tipis, padahal hatinya mendadak merasa gelisah. Jika Maxiem mengerjakan pekerjaan lain, mungkin Wona tak akan segelisah ini. Namun menjadi pengawal Angela? Bagaimana jika tali takdir menjerat keduanya? Terlebih lagi, sekarang Maxiem sudah memerankan peran Gyura dengan sempurna. Semakin dipikirkan, semakin Wona merasa terpuruk.
"Aku harap begitu," gumam Wona dan sang pelayan segera menyarankan, "Bagaimana jika setelah Nyonya memilih gaun-gaun ini, Nyonya segera melakukan perawatan tubuh!"
"Jadi Nyonya tidak hanya menunggu dengan rasa bosan seperti ini saja! Dengan melakukan perawatan, Nyonya juga bisa mendapatkan informasi dari para Pelayan senior bukan?" saran pelayan, yang membuat wajah Wona tiba-tiba memerah.
Sejujurnya Wona masih ingat satu persatu saran yang pernah diberikan para pelayan untuknya, menghabiskan malam bersama Maxiem. Hal ini membuat Wona menundukkan kepala, dan akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran sang pelayan.
•••
Kelopak bunga berwarna merah bertebaran di atas ranjang berseprai putih. Lilin-lilin berjajar rapi, bersiap menggantikan cahaya rembulan untuk bersinar terang. Sementara itu, di dekat jendela terdapat Wona yang tengah duduk, dengan gaun malam berwarna merah hati. Mata wanita itu tak henti-hentinya melihat ke arah jendela, sebelum akhirnya menatap ke arah jam besar di dinding kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...