24. Mimpi Buruk (1)

812 64 0
                                    

Suara tawa memenuhi indera pendengaran Charlos. Charlos membuka matanya untuk memeriksa suara tawa siapa yang mengganggu indera pendengarannya. Namun, setelah membuka kelopak matanya Charlos tak bisa menemukan siapa pun. Semuanya terasa gelap, dan suara tawa di sekelilingnya malah bertambah keras, dan bertambah banyak.

Charlos berteriak, "Hentikan!"

"Jangan tertawa!"

"Aku bilang jangan tertawa!"

"Siapa pun yang tertawa, akan kubun*uh!"

Ancaman Charlos tak dipedulikan. Suara tawa di sekelilingnya semakin mengencang, dan Charlos hanya bisa menutup kedua telinganya. Dia memaksa orang-orang di sekitarnya untuk menyalakan lampu, tetapi orang-orang itu malah mendekatinya dengan suara tawa mengencang.

"S*alan! Apa kalian tak bisa mendengar perintahku?! Aku Pangeran Mahkota! Seharusnya kalian patuh pada ucapanku!" teriak Charlos.

Ucapan Charlos kembali dibalas tawaan orang-orang di sekelilingnya. Salah satu di antara mereka berbisik, "Tapi Yang Mulia Raja meminta kami untuk menertawakan Anda tanpa henti, Pangeran. Perintah Anda tak lebih berarti dibanding perintah Yang Mulia Raja."

Charlos meneguk ludahnya sendiri. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, sementara tangannya mulai meraba-raba sekitar. Dia mencoba untuk melangkah, tetapi tubuhnya kesulitan untuk melangkah. "Ayah?"

Suara Charlos yang bergetar kembali ditertawakan orang-orang di sekitarnya. Mereka memberitahu, "Ayah? Ayah Anda bukan lagi Raja kerajaan ini, Pangeran."

"Ayah Anda aslinya tidak memiliki keturunan Raja di kerajaan ini. Dia hanyalah manusia tamak yang mencuri kursi Raja sebenarnya."

Charlos mengepalkan tangannya, dan berkata, "Apa maksud dari semua hal gila ini?! Berhenti bermain-main denganku! Jika Ayah bukan Raja, lalu siapa Raja yang kalian maksud?!"

Pertanyaan Charlos membuat tawaan orang-orang di sekitarnya mereda. Perlahan, cahaya matahari mulai masuk ke jendela istana dan menerangi semua bagian di dalamnya. Kemunculan cahaya ini membuat rasa takut di tubuh Charlos memudar, bersamaan dengan munculnya sesosok pria berkulit tan dengan tubuh kekarnya duduk di atas singgasana Raja. Pria itu tak sendiri, karena di atas pahanya, seorang wanita tengah duduk sembari bercumbu mesra di depan Charlos.

"Gyura?" Charlos memelototkan mata, dengan jantung terenyut sakit. Tepat di depan matanya, Gyura duduk dengan mahkota raja di atas kepala. Pria itu sibuk bercumbu dengan Jenevith, hingga akhirnya bibir keduanya terlepas dan sebelah sudut bibir Gyura terangkat.

Mata Gyura tertuju ke arah Charlos. Pria itu membelai rambut Jenevith, baru kemudian mengungkap, "Aku. Aku Raja yang kau cari."

Charlos merasakan paru-parunya menyesak. Pria itu menggelengkan kepala, dengan tangan mengepal kuat. Lagi-lagi mimpi buruk ini menghampiri tidurnya. Charlos tak sanggup menghadapi semua mimpi buruk, hingga akhirnya dia terbangun di atas ranjangnya dengan kening berkeringat.

"S*al! Mimpi itu lagi-lagi muncul. Bahkan, kini Jenevith masuk di dalamnya," gumam Charlos sembari mengusap keringat di keningnya.

Charlos menarik dan mengeluarkan napas panjang. Matanya melirik ke arah jendela kamarnya yang sudah tersinari cahaya matahari. Sebisa mungkin, Charlos menenangkan dirinya. Dia tak ingin ada seorang pun yang tahu, jika Charlos memimpikan hal yang menjadi ketakutannya selama ini.

"Ini bukan hanya mimpi semata, tapi merupakan petanda. Aku harus bertindak, sebelum monster itu merebut takhtaku," gumam Charlos sembari menyentuh dadanya.

Ketika Charlos tengah terdiam, salah seorang pengawal masuk ke kamarnya dengan terburu-buru. Pria itu menundukkan kepala, dan mengungkap, "Pangeran! Orang yang kemarin menyusup ke ruang hukuman telah berhasil ditangkap. Lalu..."

"Lalu apa? Kenapa kau tidak meneruskan ucapanmu? Apa dia berani mengungkap sesuatu?" tanya Charlos dengan mata memelotot.

"Tidak Pangeran. Dia... dia mengatakan jika semua itu perbuatannya sendiri. Dan... itu berarti... dia yang akan dihukum," jawab Pengawal itu.

Charlos menatap tajam ke arah cermin yang ada di kamarnya. Dia melihat penampilannya yang kacau, dengan kening berkeringat dan rambut basah. Setelah itu, Charlos berkata, "Berikan banyak koin emas untuk keluarga pria itu secara diam-diam."

"Baik, Pangeran," jawab salah satu pengawal kemudian keluar dari kamar.

Kepergian pengawal itu tak langsung membuat kamar Charlos tak bertamu lagi. Tak lama setelah kepergian pengawal, muncul Kepala pelayan istana dengan senyuman cerah. Wanita itu ingin memberitahu sebuah kabar, tetapi Charlos malah bertanya, "Apa kau sudah menyiapkan wanita baru untuk memuaskanku? Aku membutuhkan pelampiasan, sekarang juga."

Sang Kepala Pelayan langsung memelotot mendengar permintaan sang Pangeran. Wanita itu menundukan kepala, sembari berkata, "Pangeran... bisakah Anda menahan hasrat Anda untuk bulan ini dan ke depannya nanti?"

Charlos menatap tajam ke arah Kepala pelayan, lalu berkata, "Siapa kau, hingga berani memerintahkanku untuk menahan apa yang tak bisa aku kendalikan?"

Kepala pelayan meneguk ludahnya sendiri, lalu memberitahu, "Pangeran... sebentar lagi acara pemilihan Putri Mahkota akan dilaksanakan. Jadi... ada baiknya, jika Anda melepaskan hasrat Anda... hanya kepada Putri Mahkota saja."

Charlos tersenyum miris, lalu memberitahu, " Aku reinkarnasi Iblis. Siapa pun di istana tahu, jika aku tak mudah merasa puas."

"Lagi pula wanita yang cocok kujadikan pemuas, sekarang sudah menikah dengan musuhku. Apa yang bisa aku harapkan dari wanita yang akan menjadi Putri Mahkota, jika aku melampiaskan semuanya sekaligus pada wanita itu?" jelas Charlos.

Kepala Pelayan berusaha membujuk Charlos, tetapi pada kenyataannya Charlos malah mengabaikan permintaan Kepala pelayan dan keluar dari kamarnya tanpa mengatakan dirinya akan pergi ke mana.

"Pangeran Mahkota! Dengarkan saya sebentar, ini semua demi kebaikan Anda!"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang