18. Binatang Buas (2)

914 73 3
                                    

Dengan napas terengah-engah, Wona berlari menuju luar mansion. Wanita itu berusaha menghentikan pengawal yang membawa Gyura, tetapi Kepala pelayan sudah lebih dulu menahan Wona dengan mata berkaca-kaca. " Nyonya Jene, jangan menyusul Tuan. Pangeran Mahkota datang ke sini dengan anak panah berbahaya. Jika Anda mencoba menghentikannya, Anda pasti akan ikut terluka."

Mata Wona memerah, dengan cairan yang mulai menetes ke pipi. Dia menunjuk ke arah para pengawal istana, lalu mengungkap, "Suamiku ditangkap! Aku harus membantunya! Semua yang dikatakan Pangeran Mahkota itu bohong! Gyura tak mungkin melakukan hal seperti itu! Ini tidak benar!"

Kepala pelayan mengangguk setuju. Dia menahan tubuh Wona, sembari memberitahu, " Saya tahu. Sangat tahu. Tapi saat ini semua bukti terarah padanya. Apalagi dengan kuasa yang dimiliki Pangeran Mahkota saat ini. Jika Anda mengganggunya, Anda juga akan terluka."

Wona mengernyitkan kening, sementara jantungnya terasa sangat sakit. Dia menggenggam tangan Kepala pelayan, lalu bertanya, "Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tak bisa diam saja dan menonton, Kepala pelayan."

Nyonya Gloria mengangguk, mengerti dengan kondisi Wona saat ini. Akhirnya wanita itu menggenggam tangan Wona sembari berkata, "Saat ini kita tak bisa langsung membebaskan Tuan Gyura. Tapi kita bisa mencari bukti untuk membebaskannya, sebelum waktu pemberian hukuman berlangsung."

Wona mengangguk dan membalas, "Orang pertama yang harus kita datangi adalah para saksi. Alias orang-orang suci yang mengatakan suamiku mengamuk dan menyakiti warga."

Wona hampir tak bisa berpikir jernih dengan keadaan yang tiba-tiba terjadi, tanpa persiapan terlebih dahulu. Pada akhirnya, wanita itu mencoba untuk menarik dan mengeluarkan napas panjang, sembari mengepalkan kedua tangannya. Dia tak pernah tahu, jika Charlos bisa begitu menyebalkan bagi karakter sampingan sepertinya.

"Sepertinya aku harus segera mempertemukan Angela dengan pria iblis itu. Dia bertindak semena-mena, tanpa pembatas. Iblis S*alan."

•••

Cahaya rembulan memberi bantuan cahaya bagi Charlos untuk melangkah menuju istana. Sudut bibir pria itu terangkat ke atas, saat dirinya berhasil membawa Gyura ke istana, dengan tubuh yang masih seekor monster. Ada kebahagiaan tersendiri, saat tahu dirinya berhasil membuat Gyura gagal melepas kutukannya, pada malam bulan purnama.

"Alih-alih melepas kutukan, monster itu berhasil kutangkap dengan mudahnya," gumam Charlos dengan sudut bibir terangkat ke atas. Di atas kuda, Charlos mengamati jalanan di depannya, sembari mengawal para bawahannya. Pria itu baru berhenti berjalan, ketika di hadapannya terdapat seekor rusa yang tengah berbaring, bersamaan dengan seorang gadis yang terduduk tengah mengobati rusa.

Salah satu pengawal berteriak, "Hei, Nona! Minggir! Kau dan rusamu itu menghalangi jalan Pangeran Mahkota!"

Suara teriakan pria itu membuat sang gadis melirik ke arah rombongan pengawal. Ketika wajahnya terlihat, cahaya rembulan langsung jatuh pada tubuhnya tanpa ada awan yang menghalanginya. Rambut pirangnya disapu angin malam, bersamaan dengan bibir merah muda yang maju beberapa senti. "Apa kalian tak lihat, jika rusa ini tengah sekarat?! Aku di sini sedang mengobatinya, jadi jika tak ingin menunggu cari jalan lain!"

Suara lembut yang meninggi membuat beberapa pengawal merasa terintimidasi. Padahal gadis yang ada di depannya terlihat polos dan mudah dimanipulasi. Namun, suara teriakan beraninya di hadapan Charlos membuat beberapa pengawal kebingungan menjawabnya.

Semua pengawal tertegun, berbeda lagi dengan Charlos yang memberi tatapan tajam pada gadis yang menghalangi jalannya. Pria itu berdecak, dan tanpa berkata apa pun, kudanya dia paksa untuk melanjutkan perjalanan, meskipun kuda itu sempat menolak.

"Pa... Pangeran!" peringat salah satu pengawal.

Charlos maju, dan melewati rusa beserta Angela tanpa melirik Angela sedikit pun. Ekor kuda pria itu bahkan sempat mengenai hidung Angela yang tengah terduduk di tanah, sembari memeluk erat rusa yang tengah dia bantu. Angela bersin, dan Charlos sama sekali tak memedulikan dirinya sedikit pun.

Tindakan Charlos diikuti oleh para pengawalnya. Mereka melewati Angela, meskipun Angela berteriak dan menggerutu seorang diri. Gadis itu masih setia memeluk rusa, sampai matanya melihat monster yang tengah dibawa bersama-sama dengan sebuah kereta kuda.

"Loh? Bukannya itu monster tampan yang kemarin mengamuk karena pengaruh obat?"

"Padahal mata merahnya menunjukan jika dia mengamuk karena ulah seseorang, tapi dia ditangkap juga? Ini tidak adil."

"Sepertinya Pangeran sombong itu salah menangkap seseorang, tapi dengan angkuhnya dia pergi menaiki kudanya. Aku tak akan sudi, menjadi kaki tangan tabib pengobat ketika dia menjadi raja nanti."

"Eh tidak-tidak. Jangankan menjadi bawahan, untuk berada di sisinya sebagai rakyat pun aku tak sudi."

•••
 

••• 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang