21. Butuh Perhatian (2)

758 78 5
                                    

Semua orang mencerna ucapan Maxiem baik-baik, hingga akhirnya Julian datang dan memberitahu, "Nyonya Jene bukan orang seperti itu, Ayah. Bahkan saat aku dulu sekarat karena kecerobohanku sendiri, wanita itu adalah orang yang telah menolongku, di saat semua orang menjauhi tubuh sekaratku. Kita berhutang budi padanya, dia tak mungkin menjadi dalang dari kem*tian Juan."

Tuan Previa langsung menatap tak percaya ke arah Wona. Dia bertanya, "Wa... wanita ini? Dia... dia adalah penyelamat Pewarisku?"

"Astaga. Aku sudah salah paham terhadap wanita ini. Maafkan semua ucapanku, aku hanya terlalu marah setelah mengetahui Putraku tiada. Sekali lagi, maafkan aku, dan terima kasih karena telah menyelamatkan nyawa anakku," jelas Tuan Previa.

Semua orang terheran-heran dengan sikap Tuan Previa yang langsung berubah, ketika mengetahui Wona adalah penyelamat anaknya. Sementara itu, Angela kembali mendekati pengawal yang sudah dia tolong. Gadis itu kembali berkata, "Aku sudah membuatmu bicara, tapi kau malah berbohong."

"Sekali lagi, aku bertanya padamu. Siapa dalang---" Ucapan Angela terhenti ketika anak panah berwarna emas melayang menuju tangannya yang berada di bahu pengawal. Namun, sebelum panah itu mengenai tangannya, Angela sudah lebih dulu menggeser tangannya ke arah lain. Pada akhirnya anak panah itu menancap di bahu sang pengawal, lalu dalam hitungan detik saja sang pengawal menutup kelopak matanya.

"Ada pemanah asing! Cepat tangkap orang berbaju hitam itu sebelum melarikan diri lebih jauh, sepertinya dia pelakunya!" teriak salah satu pengawal.

Semua pengawal akhirnya berlari mengejar sang pelaku pemanahan. Sementara itu Angela hanya bisa melepas pegangan tangannya, ketika racun dari anak panah mulai menyebar. Dia tak bisa memeriksa pengawal di depannya lebih jauh, ketika tangannya belum dilindungi oleh sarung tangan khusus. "Tidak. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Wona merasa jantungnya berdenyut kencang. Namun, bukannya melarikan diri dari ruang hukuman, dia malah berlari menuju Maxiem sekuat tenaga. Setelah itu, Wona meminta pengawal melepas rantai di tangan Maxiem, baru kemudian memeluk tubuh monster itu sekuat tenaga.

"Maafkan aku. Maafkan aku karena terlalu egois, sampai tak mengingat alur cerita hidup Gyura. Seharusnya aku mengetahui, supaya aku bisa menghindarkanmu dari hukuman ini," bisik Wona.

Tangan Gyura langsung membelai pipi Wona. Dia mengusap air mata Wona, sembari mengaku, "Aku memang membutuhkan permintaan maafmu. Tapi bukan permintaan maaf yang ini."

"Aku ingin kau meminta maaf, karena malam pertama kita tertunda dan aku belum kau belai sedikit pun," jelas Maxiem.

Wona langsung memukul kepala Gyura, dan berkata, "Dasar mesum!" Setelahnya, Wona memeluk Gyura sekuat tenaga, sampai Maxiem membalas pelukannya dengan kelopak mata tertutup sedikit demi sedikit. "Sudahlah, Kak Won. Jangan menangis. Kau lebih cocok memarahiku, daripada menangisiku."

"Diam! Atau kujahit mulutmu!" peringat Wona.

"Sudah kubilang, lakukan saja, tapi dengan bibirmu, ya?" pinta Maxiem dan Wona memberinya satu pukulan di bibir, sebelum dia peluk kembali.

Sementara itu, Angela melirik ke sekelilingnya dengan tatapan memindai. Gadis itu baru berhenti memindai ketika matanya melirik Charlos yang berdecak, dengan mata memelotot. Awalnya Angela hanya mencoba membaca isi pikiran Charlos, tetapi tiba-tiba Charlos menemukan arah tatapan mata Angela, dan tersentak kaget mengetahui kegelisahannya berada dalam tatapan tajam gadis itu.

Kedua pasang mata mereka bertemu, dan Wona yang tengah menangis berhasil menemukan arah pandang keduanya. Alih-alih tatapan penuh cinta, seperti yang dia baca di novel, yang berada di depan matanya hanya ada sebuah jalinan perseteruan yang saling berlawanan satu sama lain.

Angela berpikir jika Charlos adalah Pangeran sombong yang tak bisa menjalankan tugasnya dengan benar. Lalu Charlos berpikir jika Angela adalah Tabib pengganggu yang harusnya disingkirkan saja. Keduanya bermusuhan, dan hal ini adalah hal yang Wona takutkan, bahkan saat dirinya masih menjadi seorang pembaca Novel.

"Tidak. Tokoh utama saling memusuhi satu sama lain. Ini tidak bisa terjadi!"

••• 

••• 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang