16. Persiapan Malam Pertama (1)

1.3K 95 2
                                    

Setelah acara pernikahan dilaksanakan, Wona mendapatkan jatah istirahat sekaligus mencicipi makanan yang ada di mansion. Lalu setelah cukup beristirahat, Wona segera dibawa ke kamar mandi untuk dimandikan bersama-sama. Awalnya Wona merasa risi dengan kedatangan banyak pelayan, yang bertugas memandikannya. Namun, lama kelamaan dirinya sudah terbiasa dengan kehadiran para pelayan di rumah Gyura.

"Malam ini Anda akan menyerahkan diri Anda pada Tuan Gyura."

"Kami pastikan, Anda akan tampil cantik sekaligus memikat suami Anda, Nyonya."

"Ada baiknya juga, jika malam ini Anda tidur di kamar yang tertutup dari terhindar dari cahaya matahari."

"Kami pastikan, Anda akan tidur dengan wujud manusia Tuan Gyura. Jadi, Anda tak perlu khawatir dan jangan takut."

"Anda hanya tinggal diam, dan memenuhi instruksi Tuan Gyura," jelas pelayan mansion.

Sejujurnya Wona tak takut dengan wujud monster Gyura. Dia sekarang malah merasa gugup, setelah sadar dirinya akan melakukan hal lebih dengan Maxiem, selain dari bercumbu. Apalagi Maxiem sangat suka menggoda dan menjailinya. Jika dirinya ketahuan gugup dan salah dalam mengambil langkah, sudah pasti Maxiem akan menjadikannya sebagai bahan ledekan seumur hidupnya.

"Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan!" gerutu Wona, ketika tubuhnya berada di kolam air hangat berbunga.

Gerutuan Wona terdengar di telinga beberapa pelayan. Mereka mengernyitkan kening, dan salah satunya bertanya, "Ada apa Nyonya? Apa Anda merasa tertekan dengan hal ini? Anda ta... takut?"

Bukannya merasa takut, Wona malah melirik tajam ke arah pelayan yang bertanya. Wanita itu lalu berkata, "Apa kau tahu cara paling benar menggoda pria di kerajaan ini? Aku sudah banyak membaca, tetapi aku tak tahu praktiknya yang benar seperti apa."

"Jika bisa, tolong ajari aku untuk menyenangkan suamiku malam ini," pinta Wona dengan mata fokus ke depan.

Pelayan yang mendengarkannya jelas mengernyitkan kening. Mereka pikir, jika Wona hanya berpura-pura tak tahu apa-apa, hanya untuk menangkis rumor penggoda yang dia miliki. Namun, setelah melihat tatapan dan suara bergetar Wona, akhirnya para pelayan menganggukkan kepala. Mereka setuju untuk mendandani Wona, sekaligus mengajari apa yang harus Wona perbuat malam ini.

"Sepertinya Nyonya Jenevith memang tak takut dengan Tuan Gyura. Mau perawan atau tidak, sekarang dia sudah menikah. Dan kenyataan bahwa dirinya milik Tuan Gyura tak bisa ditepis begitu saja. Kita harus melayaninya," jelas salah satu pelayan.

•••

Tubuh putih mulus tanpa noda cambukan, disembunyikan dalam gaun malam berwarna putih dengan pita merah menyala. Rambut Wona dibiarkan tergerai, setelah diberi wewangian khas seorang bangsawan. Di setiap tubuh Wona dibaluri aroma parfum pemikat, yang sengaja diberikan para pelayan untuk merayu Gyura.

Wona menatap wajah Jenevith di depan cermin. Bibir tipisnya kini telah merona, begitu pula dengan pipinya yang tak henti-henti memerah karena malu. Seluruh jiwa dan raga Wona siap untuk menyerahkan diri pada Gyura. Sementara di kamarnya sendiri, para pelayan baru selesai mendekorasi ruangan dengan bunga-bunga dan kain lembut yang menghiasi atas ranjang Jenevith dan juga Gyura.

"Tenang Wona. Ini hanya bagian dari cerita semata. Setelah kutukan Gyura terlepas, dan Jenevith hidup bahagia sebagai istri Gyura sepenuhnya, cerita ini berakhir bahagia dengam Charlos yang mendekati Angela tanpa hambatan," jelas Wona.

Wona menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dirinya sudah siap untuk menyajikan diri pada sang suami. Namun, setelah semuanya siap, Wona tak kunjung melihat batang hidung sang suami masuk ke kamar mereka.

"Sebenarnya ke mana Maxiem pergi? Dia sudah pergi sejak acara pernikahan selesai, tapi sampai sekarang pria itu belum kembali juga."

"Apa yang terjadi padanya? Apa dia ditangkap Charlos?" ucap Wona khawatir.

Kekhawatiran ini membuat Wona beranjak dari ranjangnya. Wanita itu menggapai kain selimut untuk menutupi tubuhnya yang hanya dibalut gaun malam. Setelah itu, Wona akhirnya pergi ke luar kamar, dan menunggu Maxiem sembari melihat cahaya bintang dan bulan yang bersinar terang.

"Cahaya bulan purnama bersinar terang sekali. Cahaya ini merupakan pantulan dari cahaya sinar matahari, jadi... jika Maxiem terkena cahayanya dia masih akan tetap menjadi Gyura."

"Dengan wujud monsternya, sebenarnya apa yang tengah dia perbuat?" tanya Wona heran.

Angin malam menyapu kulit leher Wona. Wona merasakan angin dingin menggelitik tubuhnya, hingga akhirnya dia memeluk tubuhnya dengan sebuah selimut. Ada sebuah perasaan kesal, bercampur khawatir, ketika Maxiem tak kunjung kembali. Apalagi ketika terdengar suara bisikan dari orang-orang yang tak sengaja melewati kamarnya.

"Tuan masih belum kembali sejak pernikahan terjadi."

"Sebenarnya apa yang tengah Tuan lakukan saat ini?"

"Aku dengar dia pergi ke luar hutan."

"Kasihan sekali Nyonya Jene."

"Aku dengar Nyonya Jene sudah mempersiapkan diri untuk melepas kutukan, tapi orang yang kutukannya akan dilepas malah menghilang begitu saja."

"Heh! Jaga ucapanmu! Bagaimana jika rumor tentang Nyonya Jene yang sudah tidak perawan itu benar?!"

"Mau sekarang atau nanti, kutukan Tuan pasti tak bisa lepas begitu saja."

"Ujung-ujungnya, menurutku Nyonya Jene hanya akan dijadikan selir, dan Tuan Gyura akan mencari istri sah baru lagi."

Ucapan para pelayan membuat Wona menurunkan sudut bibirnya. Dirinya sudah berusaha mencari jalan ceritanya sendiri, tapi sekarang Wona merasa tidak percaya diri untuk melanjutkan langkahnya. Wanita itu merenung di bawah cahaya rembulan, hingga akhirnya selimut yang ada di tubuhnya terlepas dan terbang begitu saja.

Wona tersentak kaget. Dia ingin mengejar selimut kecil itu, dan selimutnya sudah lebih dulu ditangkap oleh Maxiem. Pria itu datang dengan wujud monsternya, lalu mengambil selimutnya dengan satu tangan saja. Setelah itu dirinya berjalan cepat menuju Maxiem, dan segera memasangkannya pada tubuh Wona kembali.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Kak Won," bisik Maxiem, sebelum akhirnya melingkarkan lengan besarnya di pinggang Wona dari belakang.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang