39. Kode Suami Istri (2)

166 26 0
                                    

Nyonya Nessa mengernyitkan kening, mengenali suara orang di hadapannya. Wanita itu melirik ke samping, dan melihat Ratu Chelina menghampirinya dengan gaun yang berkilauan, serta mahkota di atas kepala. Hanya dalam hitungan detik, Nyonya Nessa mengenali wanita itu sekaligus status yang dimiliknya.

"Ratu?" gumam Wona sembari mengernyitkan kening.

Nyonya Nessa merasakan satu pukulan mengenai jantungnya. Wajahnya tiba-tiba merah karena malu. Dia menundukkan kepala, tak berani melihat ke arah Ratu Chelina. Sementara Ratu Chelina langsung tersenyum ke arah Wona. Dia berkata, "Aku sedang membagikan hadiah pada rakyat, setelah pernikahan Pangeran Mahkota. Tapi ketika tengah membagikan hadiah, ada kereta kuda dan rombongan pengawal istana yang menghalangi jalanku."

"Ternyata kau berhenti, karena wanita ini," ucap Ratu Chelina.

Ratu Chelina mendekat ke arah Nyonya Nessa. Wanita itu kemudian menggapai telapak tangan Nyonya Nessa, sampai Nyonya Nessa tersentak kaget dan kembali menundukkan kepala. Ratu Chelina memberinya satu koin emas, sembari berbisik, "Ambil koin ini, dan aku yang akan mengurus biaya pernikahan putrimu. Jadi, kau tak perlu mengemis-ngemis di tengah jalan seperti ini."

Setelah mengatakan hal itu, Ratu Chelina kembali berbalik untuk naik ke kereta kuda. Wanita itu meninggalkan Wona yang terdiam, beserta dengan Nyonya Nessa yang mengepalkan tangannya kuat-kuat. Wanita itu merasa direndahkan dengan ucapan Ratu Chelina. Namun, dia sendiri tak bisa berbuat apa-apa selain menerima koin pemberian Ratu Chelina dengan tangan mengepal kuat.

Nyonya Nessa lalu melirik ke arah Wona yang kembali naik ke atas keretanya. Wanita itu mengernyitkan kening, kemudian melirik ke arah kereta kuda Ratu Chelina yang berada di belakangnya. "Kenapa mereka terlihat dekat? Apa sebenarnya hubungan antara Ratu Chelina dan Jenevith?"

•••

Wona tak memedulikan kejadian yang telah terjadi. Dia hanya ingin pulang ke mansion dan beristirahat sesuai pesan Maxiem. Namun, saat Wona sampai di mansion, lagi-lagi ketenangan tak bisa dia rasakan. Tepat di depan gerbang mansion, Wona melihat Nyonya Gloria tengah mengarahkan sebuah belati ke arah seekor rusa.

Awalnya Wona tak peduli dengan apa yang tengah Nyonya Gloria lakukan. Sayangnya, matanya mengenali mata rusa yang berbinar, beserta dengan warna putihnya yang membedakan dirinya dari rusa-rusa lainnya. Wona teringat dengan rusa yang merupakan teman Angela. Langsung saja, Wona turun dari kereta kuda dan berlari sembari berteriak, "Hentikan!"

Teriakan Wona membuat Nyonya Gloria tersentak kaget. Wanita itu langsung melepas belati, kemudian menatap ke arah Wona dengan tatapan heran. "Nyonya?"

Wona menghampiri rusa yang tengah ditahan oleh para pelayan lain. Setelah itu, dia bertanya, "Apa yang ingin kalian lakukan terhadap rusa ini? Kenapa kalian terlihat seperti ingin menyakitinya?"

Semua pelayan menundukkan kepala, sementara itu Nyonya Gloria menunjukan sekumpulan jarum-jarum kecil di atas meja. Wanita paruh baya itu mengaku, "Nyonya, kami memang berniat membunu*h rusa ini. Tapi kami tidak melakukannya tanpa alasan."

"Rusa ini datang ke mansion, lalu masuk ke kamar Anda lewat jendela. Setelah itu, dia menaruh kain yang berisi jarum-jarum beracun di atas tempat tidur Anda!"

"Yang paling aneh adalah... kaki rusa ini berusaha menarik selimut untuk menutupi jarumnya! Seolah-olah, dia sengaja ingin meracuni Anda secara diam-diam!"

"Kami takut, dia ingin membu*nuh Anda dengan racunnya!"

•••
 

••• 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang