Karena Wona menganggap ini mimpi, dirinya tak terlalu memedulikan hal ini. Namun, ketika Wona melangkah ke tengah hutan, dan melihat borgol besi yang ada di atas tanah, Wona langsung memelototkan matanya. "Gyura, borgol besi, tanah lapang di tengah hutan, dan Nona Jenevith. Aku pernah membaca bagian ini, di masa lalu antagonis wanita di cerita Sisi Pangeran Mahkota!"
"Ini tempat di mana Jenevith disiksa para pengawal dan akan ditumbalkan! Namun, sebelum Gyura datang, Pangeran Mahkota sudah lebih dulu menyelamatkan Jenevith."
"Dari sini, Jenevith terobsesi pada Pangeran Mahkota, dan berpikir jika Pangeran Mahkota hanya untuk dirinya seorang! Parahnya lagi, dia mulai berniat mencelakai Angela karena dekat dengan Pangeran mahkota," jelas Wona mengingat dengan jelas isi novel yang sedang dia baca.
Wona mulai berhenti memberontak, dan tertawa mengingat jika dirinya terlalu membaca novel dengan serius, sampai terbawa mimpi. Wona membiarkan tubuhnya direbahkan di atas tanah, kemudian kedua tangannya di borgol, dan kakinya juga diborgol. Dia menunggu kedatangan Pangeran Mahkota yang akan menyelamatkannya dari mimpinya ini. Namun, sebelum pria itu datang, Wona harus mendapatkan cambukan dari para pelayan.
"Sakit!" gerutu Wona.
Jika ini mimpi, kenapa Wona bisa merasakan rasa sakit yang membuat tubuhnya berdenyut-denyut? Begitu pula dengan tubuh basahnya yang membuat luka di tubuhnya semakin perih. Gadis itu meringis kesakitan, apalagi ketika salah satu pelayan menjambak rambutnya, sampai Wona berjerit kesakitan.
"Terima nasibmu wanita penggoda," ucap salah satu pelayan
Wona menggelengkan kepalanya. Dia menyesal karena menganggap mimpi ini hanya sebatas bunga tidur semata. Wona tak kuat menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia ingin menangis, dan ketakutannya semakin menjadi-jadi, melihat sesosok besar makhluk berbulu, yang berjalan ke arahnya dengan tatapan tajam.
Semua pelayan langsung kabur, meninggalkan Wona yang diborgol di atas tanah. Wona ketakutan setengah mati, melihat sosok Gyura yang asli di depan matanya. Gadis itu berusaha melepas borgol di tangannya. Apalagi ketika Gyura tiba-tiba mengukung tubuhnya, dan bahkan mengembuskan napas hangatnya di depan Wona.
"To... tolong lepaskan aku! Aku... aku... aku tahu kau tak memakan manusia! Aku janji, setelah kau melepaskanku, akan kubantu kau membebaskan kutukanmu!" pinta Wona dengan mata tertutup rapat.
Awalnya Wona merasa panik. Di dalam benaknya saat ini, sesosok makhluk besar berbulu tengah mengukungnya. Wona berpikir jika makhluk itu tak mendengar ucapannya, dan ingin menerkamnya hidup-hidup. Terbukti dari cengkeraman tangan yang mulai mencekik lehernya. Lalu ketika Wona membuka kelopak matanya secara perlahan, dia mengernyitkan kening, baru menyadari sesuatu.
Tubuh makhluk di depannya mungkin berbulu seperti beruang. Namun, sekilas, Wona bisa melihat bayangan seorang pemuda yang dia kenal, dalam wajah dan sorot mata makhluk berbulu. "Maxiem?"
"Maxiem! Kau juga ada di sini! S*alan!"
"Ini semua gara-garamu! Jika aku tidak berlari, dan keletihan! Mungkin aku tidak akan bermimpi buruk seperti ini!"
"Kau harus bertanggung jawab!"
Tiba-tiba ketakutan Wona berangsur-angsur menyurut menjadi amarah. Wona ingin mengadukan semua hal yang terjadi pada Maxiem. Dia ingin mengajak Maxiem untuk pergi dari dunia ini. Namun, ada yang berbeda dengan arah mata Maxiem pada Wona.
Sorot mata makhluk di depannya jelas tak bersahabat pada Wona. Makhluk itu menatap Wona dengan mata memelotot, dan bahkan menarik baju yang dikenakan Wona, sampai kain yang dikenakan Wona merosot dari bahunya.
"Maxiem! Maxiem! Maxiem sadarlah! Jangan lakukan hal ini!"
Pada kenyataannya, makhluk di depannya adalah Gyura, bukan Maxiem. Wajahnya sekilas sama, tapi aura keduanya jauh berbeda. Maxiem penuh canda, dan monster di depannya tak bercanda saat dia ingin menjadikan Wona sebagai makanan pembuka.
"Maxiem? Ah, tidak. Maksudku, Gyura!"
"Aku janji akan mematahkan kutukanmu, tapi tolong lepaskan aku," pinta Wona.
"Aku mohon!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...