"Mendapatkan darah suci seorang gadis yang masih perawan, melambangkan jika gadis itu percaya pada Anda dan mencintai Anda, sampai rela menyerahkan dirinya pada Anda."
Ucapan Kepala pelayan membuat kedua mata Gyura memelotot lebar. Gyura berkata, "Itu berarti aku harus mencari istri untuk dinikahi. Tapi... bagaimana cara seorang monster sepertiku mendapatkan wanita seperti itu, Bu?"
"Jangankan menikah, dan bercinta. Melihatku bergerak dan bernapas saja, mereka lari ketakutan. Aku tak mau membuat mereka trauma," jelas Gyura.
Kepala pelayan segera menggelengkan kepala. Wanita itu berjalan menuju Gyura, kemudian menyentuh pipi Gyura. Dia mengarahkan wajah Gyura ke cermin, dan menatapnya dengan senyuman tipis. "Lihat ke cermin. Wajah Anda begitu tampan. Pasti ada wanita yang terpikat dengan wajah ini."
"Selain itu, Anda kaya raya dan yang terpenting... Anda memiliki hati semurni mata air, Tuan Muda Gyura. Ketulusan Anda pasti bisa meluluhkan hati seorang gadis yang tulus," jelas Kepala Pelayan.
Gyura mengangkat sudut bibirnya, sampai gigi taringnya terlihat. Dia lalu menutup kelopak matanya, sembari berkata, "Saat tubuhku jauh dari cahaya matahari, aku memang menjadi manusia normal, Bu. Tapi ini tidak lama."
"Ketika cahaya menyinari tubuhku, aku kembali menjadi monster menakutkan yang dibenci semua orang," jelas Gyura sembari membuka kelopak matanya sedikit demi sedikit.
Penderitaan Gyura membuat Kepala pelayan mengeluarkan napas panjang. Meskipun begitu, wanita paruh baya itu tak kehilangan harapan. Dia menutup kelopak matanya, sembari mengusap lembut pipi Gyura yang dia anggap seperti anaknya sendiri. Wanita itu berkata, "Jangan pesimis seperti itu. Banyak cara yang bisa kita lakukan, agar Tuan Muda bisa mendapatkan gadis perawan."
"Saya akan memberikan Anda informasi dari seluruh gadis perawan yang ada di kerajaan ini!"
"Lalu, jika perlu... ada baiknya Anda pergi ke pesta dansa di hari libur. Saya dengar, di sana banyak pemuda dan gadis yang menikmati pesta sembari mencari jodohnya."
"Siapa tahu, ada gadis yang membuat Anda tertarik. Lalu kita bisa segera melamarnya, Tuan Muda!" jelas Kepala pelayan.
Gyura akhirnya mengangguk setuju. Dia menatap awan gelap yang mulai bergerak, membuka sedikit demi sedikit cahaya rembulan untuk bersinar ke mansionnya. Gyura tahu, wujudnya akan kembali menjadi monster. Namun, harapan yang diberikan Kepala pelayan membuatnya sedikit demi sedikit yakin.
"Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku akan segera menyiapkan diri untuk pergi ke pesta itu," jelas Gyura.
•••
"Titisan iblis." Wona mendapatkan tawaran bantuan yang tak Wona tebak sebelumnya. Wona tak tahu, ada pelayan yang akan menawarinya bantuan. Mulai dari diobati, dimandikan hingga dipakaikan baju. Sayangnya, jika Wona menerima bantuannya, mungkin saja kenyataan bahwa hukuman cambuk tak mengenai Wona sedikit pun, akan terungkap.
Wona tak percaya dengan pelayan itu. Oleh karenanya, Wona berpura-pura menyentuh perutnya sembari meminta, "Aku lapar. Tolong kau siapkan makanan untukku saja."
Akhirnya pelayan itu mengangguk dan membantu Wona berjalan hingga ke kamarnya. Wona duduk di tempat tidurnya, sembari bertanya, "Kalau boleh tahu, siapa namamu?"
Sebelum mengambil makanan, wanita itu menarik sudut bibirnya ke atas. Dia berbalik dan menjawab, "Anda ternyata tak mengingat saya. Padahal saya sering membantu Anda, dan memberi Anda saran."
"Nama saya Chloe. Tolong ingat itu, dan panggil saya jika Anda membutuhkan bantuan lain," jelas wanita itu sebelum menghilang dari pandangan Wona.
"Membantu dan memberi saran? Maksudnya saran sesat?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...