09. Terjebak (2)

1.4K 129 8
                                    

Ucapan Maxiem membuat Wona merotasikan mata. Walaupun keduanya berada di alam novel, tetapi Maxiem masih senang asal berucap tanpa berpikir dua kali. Hal itu membuat Wona memperingati, "Jaga mulutmu!"

"Sekarang, kau adalah Gyura. Meskipun monster, Gyura adalah pria baik hati yang menjungjung sopan santun," lanjut Wona.

Maxiem malah bertanya, "Aku tak mengerti Kak Won!"

"Sebenarnya apa yang terjadi pada kita berdua?"

"Kenapa kita berada di dunia novel aneh ini?"

"Apa ini gara-gara aku membaca novelmu secara diam-diam, atau... karena kutukan dari burung yang aku usir?!"

"Kenapa kau berubah menjadi wanita cantik yang sek*si, sementara aku... aku menjadi makhluk bola bulu yang bahkan mengenakan baju seperti manusia?!"

"Apa yang terjadi padaku?!"

Pertanyaan Gyura membuat Wona membungkam rapat-rapat mulutnya. Wona menarik dan mengeluarkan napas panjang, lalu memberitahu, "Aku juga tak tahu, tapi yang pasti... ini bukan hanya mimpi semata. Kita harus mencari cara supaya lepas dari dunia ini."

Ketika Gyura berniat bertanya pada Wona, tiba-tiba matanya menemukan sebuah burung gagal yang membawa satu buah buku bersampul cokelat. Maxiem yang takut burung langsung bersembunyi di balik Wona. Dia menggoyang-goyangkan tubuh Wona, sembari menunjuk, "Kak Won! Lihat burung itu! Itu burung gagak!"

Sebetulnya Wona tak peduli dengan ketakutan Gyura terhadap burung. Namun, ketika Wona melihat sampul buku yang burung itu bawa di kakinya, Wona langsung memelototkan mata. Apalagi ketika burung itu menjatuhkan bukunya di depan Wona, kemudian hilang di telan angin malam.

"Buku novel. Gambar covernya sejenis dengan novel Sisi Pangeran Mahkota," gumam Wona.

Maxiem ketakutan, tetapi Wona langsung berjongkok dan mengambil buku novelnya. Jemari tangannya mengusap buku itu, berniat membersihkannya dari debu lantai. Namun, ketika jemari Wona berniat membuka bukunya, tiba-tiba buku itu terbuka sendiri menunjukkan sebuah sinar dan tulisan-tulisan yang muncul dengan sendirinya.

"Selamat, kalian terpilih menjadi bahan uji coba untuk membantu penulis melanjutkan bukunya!"

"Perankan tokoh yang telah dipilih, dan jalani setiap bab sampai akhir cerita, untuk kembali ke tempat asalmu!"

"Akhir cerita bergantung padamu sendiri!"

Setelah membaca tulisan di buku, Wona dan Maxiem saling melirik satu sama lain. Maxiem menatap Wona dengan bola mata yang membesar. Dia menggelengkan kepala, sembari berkata, "Kak... apa maksudnya ini? Kenapa bisa seperti ini?!"

Wona menundukkan kepala, sementara otaknya mulai memikirkan beberapa hal yang telah terjadi. Semuanya memang tak masuk akal, tetapi di sisi pengetahuan Wona mengenai novel, Wona bisa menarik sebuah kesimpulan. "Intinya kita terjebak di novel, dan supaya kita keluar dari novel ini... kita harus memerankan tokoh ceritanya sampai akhir."

Maxiem meneguk ludahnya sendiri. Apalagi ketika mendengar suara langkah kaki, dan teriakan orang-orang yang memanggil nama Gyura. Perasaan takut dan cemas merasuki dirinya. Tanpa berpikir dua kali, Maxiem langsung mengajak Wona untuk bersembunyi kembali.

Tangan Maxiem mendorong bahu Wona ke tembok. Wona tersentak kaget dengan tindakan Maxiem yang terburu-buru menyembunyikannya. Jari jemarinya tak sengaja melepas buku yang dia bawa, sementara hidungnya bersentuhan dengan bibir Maxiem.

Keduanya jauh bersembunyi dari cahaya rembulan yang bisa menunjukan diri. Sementara itu, Wona merasakan jantungnya berdetak kencang ketika bibir Maxiem menyentuh hidungnya. Jarak keduanya terlalu dekat, dan hanya dalam hitungan detik saja... Wona bisa merasakan bulu-bulu di tubuh Maxiem lenyap, menunjukkan rupa Gyura yang sesungguhnya.

"Aku tak bisa hidup seperti ini," gumam Maxiem.

Maxiem berusaha keras bersembunyi, tetapi lampu sorot para pengawalnya mengenali tuannya. Mereka langsung mengarahkan lampunya pada Maxiem, dan terkejut, ketika melihat rupa Gyura yang menjadi manusia seutuhnya. Apalagi di dekat Gyura terdapat seorang wanita yang tak takut berada di sekitarnya.

"Tuan Gyura! Apakah Anda sudah menemukan calon istri?!" tanya pengawal dengan wajah girang.

Maxiem mengernyitkan kening. Dia melirik ke depan, bertanya-tanya kenapa wajah para pengawal terlihat senang, padahal Maxiem pikir mereka akan memburunya. "Tuan Gyura? Calon istri? Apa-apaan ini?! Aku bukan Gyura, dan aku tak tahu apa-apa! Tolong, siapa pun keluarkan aku dari tempat ini!"

Maxiem panik, sementara Wona mulai mencerna satu persatu kejadian yang terjadi. Tak perlu waktu lama bagi Wona mengingat alur cerita dan tujuannya untuk lepas dari buku novel, dengan alur ceritanya sendiri. Tanpa banyak bicara, Wona melingkarkan tangannya di leher Maxiem. Pergerakannya membuat Maxiem menatap langsung ke arah bola matanya.

Keempat bola mata bertemu, dan Wona langsung memberitahu, "Kalian benar. Tuan kalian sudah menemukan calon istrinya. Kami akan menikah secepat mungkin."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang