"Tuan Gyura! Beberapa warga dan pengawal istana datang ke mansion untuk mencari Anda! Mereka mengatakan akan menghukum Anda, karena Anda telah membunuh seorang anak bangsawan!"
"Si*alan," kata Maxiem sembari berdecak. Padahal tinggal satu langkah lagi untuk mengambil haknya yang sengaja disajikan Wona. Namun suara teriakan para pengawal tak bisa diabaikan Maxiem begitu saja. Pria itu akhirnya merapikan dirinya sendiri, kemudian menyelimuti tubuh sang istri yang tak berbenang akibat ulahnya.
Dengan napas terengah-engah, Wona membuka kelopak matanya. Dia ingin beranjak dari ranjang untuk mengetahui apa yang terjadi, tetapi Maxiem sudah lebih dulu mengecup keningnya dan mengusap lembut rambutnya yang basah karena hawa panas di antara keduanya. Maxiem berpesan, "Kau tunggu di sini. Jangan keluar, biar aku yang memeriksa apa yang terjadi."
Wona menggelengkan kepala, dia berkata, "Bagaimana bisa aku tinggal diam, setelah mendengar apa yang mereka katakan tentangmu?! Aku harus ikut memeriksa!"
Maxiem menolak, "Ini sudah malam, dan kau bahkan tak memakai baju. Memangnya kau tak malu keluar dengan kondisi seperti itu?"
Wona menunduk, dan Maxiem merapatkan selimut untuk menutupi tubuh sang istri. Dia berpesan, "Jangan ikuti aku, dan duduk diam beristirahat di sini saja."
Setelah berpesan seperti itu, Maxiem akhirnya pergi meninggalkan Wona seorang diri di dalam kamar. Hawa panas yang beberapa waktu lalu sempat terjalin, kini mereda dan tergantikan dengan dinginnya angin malam, saat Maxiem membuka pintu kamar. Suasana kamar kembali sepi, dan Wona yang tak bisa tinggal diam langsung bergegas mengambil gaun untuk dia kenakan.
"Duduk diam di sini seorang diri? Yang benar saja!" rutuk Wona.
Cahaya bulan meredup, tersembunyi oleh awan gelap. Namun, cahaya dari lentera yang dibawa para pengawal istana sudah cukup untuk menunjukkan jalan melewati hutan menuju rumah Gyura. Para pengawal bersiap-siap menangkap Gyura, dengan Charlos yang bekerja sebagai pemimpin.
Lalu di sisi lain, Maxiem terburu-buru melangkahkan kakinya menuju luar mansion. Tepat di sana Maxiem melihat beberapa anak panah kerajaan langsung mengintai tubuhnya. Awalnya Maxiem pikir tubuh Gyuranya akan sanggup menahan rasa sakit dari anak panah, tetapi karena cahaya bulan yang tak bersinar, tubuhnya masih menjadi tubuh manusia dan kegesitan Gyura menurun.
"Brengs*k, sekarang ini terasa sangat menyakitkan," umpat Maxiem ketika satu anak panah menancap di lengannya.
Maxiem menatap tajam ke arah Charlos yang sudah siap memanahnya kembali. Charlos tersenyum, melihat satu anak panahnya menancap di lengan Maxiem, baru kemudian memperingati, "Maafkan aku, karena mengganggu waktu malam pertama monster sepertimu."
"Tapi aku juga tidak akan mengganggumu, jika kau tidak mengganggu wargaku," jelas Charlos.
Maxiem berdecak, lalu menggenggan erat anak panah di lengannya. Dia berkata, "Apa maksudmu, B*jingan! Aku tidak mengganggu wargamu seorang pun!"
Charlos tertawa dan mengungkap, "Jangan berpura-pura hilang ingatan! Tadi siang, kau mengamuk di area pasar kerajaan, dan membunuh Adik dari Julian!"
"Dulu kau melukai Julian dengan bunga beracun, lalu sekarang kau akhirnya membunuh adiknya. Benar-benar monster yang kejam," jelas Charlos dengan sudut bibir terangkat ke atas.
Maxiem berdecak, apalagi ketika lengannya terasa mati rasa akibat panah milik Charlos. Pria itu lalu berkata, "Aku tidak melakukannya! Jangan memfitnahku, hanya karena aku adalah seorang monster!"
Charlos tersenyum sinis, melihat Gyura yang kini berani membalas perkataannya. Pria itu lalu melempar sebuah dasi, beserta dengan papan yang sudah terkena cakaran Maxiem. Dia mengungkap, "Lihat benda ini! Keduanya ditemukan tepat di tempat kejadian! Kau masih ingin menyangkalnya?!"
"Hanya karena aku monster, dan aku yang memiliki kedua benda itu, kau memfitnahku?! Bisa saja ada orang yang menjebakku dengan mengirim barang-barangku ke tempat kejadian!" teriak Maxiem.
Charlos tertawa dan menunjuk ke arah warganya. "Aku memiliki bukti lain! Mereka adalah orang-orang suci yang melihatmu mengamuk tadi siang, Gyura! Orang-orang suci kerajaan ini tak mungkin berbohong!"
Maxiem menatap orang-orang itu dengan mata berkaca-kaca. Mereka mengangguk sekaligus, kemudian membalas, "Ya. Tadi siang kami melihat Gyura, dengan pakaian pernikahannya mengacak-acak pasar, dan mengamuk cukup lama."
Maxiem tiba-tiba merasakan kepalanya terasa sakit. Untuk beberapa menit, dia seolah-olah mengingat sesuatu yang terlupakan di dalam ingatannya. "Aku mengamuk? Bagaimana bisa? Apa sebagian dari sisi Gyura bangkit lagi?"
Maxiem merasakan kepalanya berdenyut sakit, oleh karena itu dia menyentuh kepalanya sendiri. Lalu tak lama setelah itu, Charlos memanfaatkan kesempatan ini untuk melukai Gyura. Dia memanah kaki Gyura kembali, hingga Maxiem menggeram dan langsung berlutut dengan luka di kaki.
Lambat laun, kelopak mata Maxiem terasa memberat. Tubuh pria itu jatuh tergeletak di tanah, bersamaan dengan melebarnya senyuman Charlos. "Berkat anak panah kerajaan, yang digunakan khusus untuk penjahat, aku berhasil menaklukan Gyura. Sekarang, cepat tangkap dan bawa makhluk itu ke istana!" perintah Charlos.
Charlos memerintah, dan cahaya rembulan memunculkan diri di balik awan-awan yang gelap. Hanya dalam hitungan detik saja, tubuh Maxiem berubah kembali menjadi wujud monsternya. Pria itu masih tak sadarkan diri, hingga para pengawal berbondong-bondong mengangkat tubuh besarnya.
Gyura di bawa pengawal, sementara para pengawal mansion tak bisa membantunya sedikit pun. Tubuh mereka bergetar ketakutan, melihat busur dan anak panah yang berada di dalam genggaman tangan Charlos. Padahal, anak panah itu hanya digunakan atas izin raja untuk mengamankan penjahat yang benar-benar bersalah, lalu sekarang? Dengan mudahnya Charlos berhasil menerima restu sang Ayah untuk mengambil benda itu.
"Maxiem!" teriak Wona.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...