14. Cemburu Hati (2)

957 91 3
                                    

Sebuah gelas pecah, ke lantai marmer berwarna putih. Cairan merah berserakan, bersamaan dengan teriakan frustrasi yang dikeluarkan Charlos. Sudah setengah jam lamanya, Charlos mengamuk dan melempar semua barang yang ada di kamarnya. Isi otaknya kusut, sementara bibirnya tak henti-henti merutuki keberhasilan pertama Gyura, dalam mendapatkan pemuas incarannya.

"B*rengsek! Bagaimana bisa ini bisa terjadi begitu saja?! Ini tidak bisa terjadi! Gyura tak boleh hidup normal seperti manusia!"

"Dia harus tetap terkutuk, dan dibenci semua orang! Tak ada orang yang boleh mencintainya!"

"Apalagi sampai melepas kutukannya! Ini tidak bisa dibiarkan!"

Charlos menarik gorden kamarnya, hingga cahaya matahari mulai terlihat ke kamarnya. Pria itu masih ingin melampiaskan kekesalannya tanpa orang lain ketahui. Namun sebelum Charlos mengamuk lebih jauh, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seorang pengawal.

Pengawal itu masuk dan memberitahu, "Pangeran, sudahi amarah Anda, dan pergi tenangkan diri Anda ke tempat hiburan."

"Saya tahu, Anda pasti masih marah karena wanita yang Anda inginkan, ternyata akan menjadi istri orang yang Anda benci."

"Tapi Anda tidak perlu khawatir, masih banyak gadis yang mendamba Anda untuk menemani tidur mereka."

"Malam ini ada lebih sepuluh gadis yang rela menyajikan dirinya pada Anda. Anda tinggal memilih ingin gadis yang mana saja," jelas salah satu pengawal.

Charlos menggelengkan kepala. Dia menaruh gelas berisi cairan merah baru, kemudian meneguknya hingga tak tersisa. Setelah itu, Charlos menatap tajam ke arah lukisan keluarga istana yang ada di kamarnya. Pria itu menatap tajam ke arah ibu dan ayahnya yang tersenyum lebar tanpa beban, meskipun tahu anaknya reinkarnasi seorang iblis.

"Aku tak berminat untuk melakukannya. Hari ini, aku hanya ingin membuat Gyura menderita, sangat menderita hingga tak ada yang mau berada di sisinya lebih lama lagi," jelas Charlos.

Pengawal yang berada di depan Charlos langsung menurunkan tatapannya. Pria itu mencoba menenangkan, "Pangeran, meskipun monster itu memiliki istri, dia masih tak memiliki rasa hormat dari warga istana. Jadi Anda tak perlu memikirkan hal ini."

"Tidak! Tidak bisa! Aku masih tak terima dengan hal ini!" jelas Charlos.

Charlos kembali meneguk minuman beralkohol. Matanya memerah, dan kali ini jemari tangannya langsung mengambil satu botol minuman untuk diminum. Pria itu meneguk minumannya sekaligus, meskipun akhirnya datang seorang wanita paruh baya yang langsung mengambil botol minumannya, dan membuangnya ke lantai kamar.

"Pangeran Mahkota!" teriak Ratu Chelina.

Charlos menatap tajam ke arah wanita yang baru saja berteriak. Dia tersenyum tanpa beban, kemudian mendudukkan dirinya di atas meja, baru kemudian menangkup wajahnya. " Apa lagi Ibu? Kau ke sini datang untuk memberiku ceramah lagi?"

"Harus kukatakan berapa kali, jika hal itu tak akan berguna untuk aku. Mau bagaimana pum, darah iblis mengalir di tubuhku. Aku tak memiliki kendali atas tubuhku sendiri," peringat Charlos sebelum akhirnya tertawa seorang diri.

Ratu Chelina langsung menyentuh bahu Charlos. Wanita itu memelototkan mata, dan memberitahu, "Sebentar lagi pemilihan Putri Mahkota akan dilaksanakan. Jadi, persiapkan dirimu, dan jangan mencoba untuk membawa wanita lain ke kamarmu lagi!"

"Ibu dengar, kau baru saja memanggil wanita datang ke istana ini," jelas Ratu Chelina.

Charlos tersenyum, lalu berkata, "Dia bukan penawar nafsuku, tapi calon istri si Monster menakutkan itu! Aku mengundangnya datang untuk merayu dengan alasan pengobatan bagus yang dia lakukan."

"Tapi kenyatannya? Si monster itu merusak semuanya, dan membawa calon istrinya pergi begitu saja," jelas Charlos.

Ratu Chelina langsung menutup bibirnya rapat-rapat. Dia berpikir beberapa saat, sebelum akhirnya berkata, "Monster? Apa maksudmu?! Mana mungkin seorang monster bisa masuk ke istana?!"

Charlos langsung menatap tajam ke arah Ratu Chelina. Sudut bibirnya menurun ke bawah, dan dia beranjak dari tempat duduknya. Hanya dalam hitungan detik saja. Setelah itu, Charlos berbisik, "Kenapa Ibu mengatakan hal seperti itu? Perlu aku ingatkan sesuatu?"

Ratu Chelina menutup bibirnya, sembari meneguk ludahnya sendiri. Sementara itu, Charlos tersenyum lebar dan kembali berbisik, "Monster itu lahir di istana. Dia anak terkutuk dan terbuang dari Ratu kerajaan ini, setelah sang Ratu berselingkuh dengan Panglima perang."

"Oleh karena itu, aku sangat membenci monster menjijikan itu. Dia buah dari kelakuan menjijikanmu, Ibu."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang