Di depan Wona, Maxiem mungkin bisa asal berkata tanpa berpikir dua kali. Sementara saat dirinya tiba di istana, Maxiem menutup rapat bibirnya dan berjalan ke singgasana Raja dengan wajah datar.
Setiap kali Maxiem melangkah, Maxiem bisa mendengar suara pelayan istana yang memuji-muji dirinya. Meskipun tubuhnya masih dibalut oleh kutukan, tapi jasa Maxiem pada kerajaan tak bisa dihapus dari ingatan para pengawal.
"Tuan Gyura mendapatkan anugerah dari Raja! Dia diberi penghargaan sekaligus jabatan sebagai panglima perang baru!"
"Meskipun wujudnya monster tapi dia pria yang baik! Tanpanya, mungkin aku sudah tiada."
"Pria sebaik itu seharusnya tak mendapatkan ujaran kebencian."
"Toh nyatanya selama ini, Tuan Gyura berada dalam pengaruh obat orang yang membencinya. Setelah orang itu m*ti ditangkap pengawal, Tuan Gyura bisa tenang tanpa mengamuk seperti monster."
Ucapan baik di sekelilingnya, membuat Maxiem tersenyum lebar. Kini dirinya tidak takut berjalan ke istana dengan wujud monsternya. Maxiem juga tak takut tubuhnya akan dihukum, ataupun diserang anak panah lagi. Semua kebaikan tertuju padanya, setelah dirinya menanamkan kebaikan juga.
Raja Stefan tersenyum lebar, melihat Maxiem berlutut tepat di aula istana. Pria paruh baya itu memuji kekuatan Gyura, sebelum akhirnya meminta, "Sekarang kau sudah menjadi Panglima istana, dan untuk tugas pertamamu, aku ingin kau melindungi acara penobatan Putri Mahkota."
Maxiem mengernyitkan kening, dan Sang Raja membalas, "Acaranya akan dimulai beberapa hari lagi, jadi aku harap kau siap melakukannya."
"Baik, Yang Mulia. Saya akan mempersiapkan pengamanannya dari sekarang," balas Maxiem.
Ucapan Maxiem membuat Raja Stefan puas dan memberinya sebuah hadiah. Pria itu memberikan kotak kecil berisi koin emas kepada Maxiem, sekaligus tanda kehormatan istana. Dia berjanji tak akan ada lagi pengawal yang mengusik Maxiem, apalagi setelah status Maxiem naik tingkat ke tempat yang lebih tinggi.
"Akhirnya aku bisa lepas dari kutukan ejekan monster berbulu ini," gumam Maxiem sebelum akhirnya berbalik meninggalkan istana.
Kepergian Maxiem, masih tetap menjadi topik pembicaraan di istana. Mereka mengagumi kekuatan Maxiem dalam melindungi kerajaan. Lalu tak sedikit yang membandingkan Maxiem, dengan Charlos.
"Tuan Gyura datang menangkap penyusup, dan langsung pergi ke tempat berperang. Sementara itu, Pangeran Charlos entah ada di mana."
"Jika ini terus berlanjut... bisa saja rakyat lebih memihak pada Tuan Gyura dibanding Pangeran Mahkota!"
"Aku takut... kejadian lama terulang kembali dan takhta Raja---" Belum sempat sang pengawal menghentikan ucapannya, Charlos berlari ke arahnya kemudian menarik kerah bajunya. Charlos memperingati, "Jaga ucapanmu, dan lakukan tugasmu dengan benar! Berani sekali kau membandingkanku dengan makhluk berbulu itu!"
"Maafkan saya Pangeran. Saya hanya mengatakan apa yang saya cemaskan," jawab pengawal itu.
Charlos tak terima, dia berniat melayangkan tangannya para pengawal dan tangannya langsung ditahan Angela. Angela mengernyitkan kening, dan memperingati, "Jangan lakukan hal seperti ini, Pangeran. Lebih baik Anda ingat, jika sekarang waktunya Anda menahan emosi dan meminum obat Anda."
Charlos menatap tajam ke arah Angela, kemudian tersenyum kecut. Dia melepaskan kerah baju pengawal, kemudian mendekat ke arah Angela. Charlos menjawab, "Baru menjadi istri saja, kau berani menyuruh-nyuruhku? Apalagi menjadi Putri Mahkota! Sepertinya kau akan besar kepala."
Angela tersenyum, dan menjawab, "Bukannya Anda yang besar kepala karena menjadi Pangeran Mahkota? Saya hanya mengikuti apa yang suami saya lakukan."
Ucapan Angela menambah api kemarahan dalam diri Charlos. Charlos menangkup wajah Angela, sembari memelototkan mata besarnya. "Mulut berbisa ini diam-diam berniat menjatuhkanku. Sepertinya dibanding mendukungku, sebagai putri mahkota kau malah akan menentangku."
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
FantastiqueGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...