35. Ganti Rugi (1)

295 49 3
                                    

Syarat Up bab baru: 30 vote.
gk ad bintang, gk ada chapter baru.

⭐Mari klik bintang di pojoknya kakak-kakak😉

•••

Sebuah bunga mawar yang dulunya tumbuh di tempat kotor dan tak terawat, kini dipindahkan ke sebuah pot bunga khusus di salah satu taman kerajaan. Awalnya bunga itu dijauhi karena memiliki duri yang bisa membuat orang merasa sakit. Namun, seorang monster tak ragu untuk menyentuhnya dan bahkan menggunakan bunga itu untuk menjadikannya sebagai penawar kutukan.

Monster itu adalah Maxiem, lalu mawar adalah Wona. Keduanya berada di satu ranjang yang sama, setelah melewatkan malam panjang dibalut hawa panas. Ketika kelopak mata Maxiem terbuka sedikit demi sedikit, Maxiem bisa melihat sang istri yang masih tidur di dalam pelukannya. Keduanya tak memakai sehelai benang pun, tetapi mereka tak merasa dingin, karena tubuh keduanya di balut selimut satu untuk berdua.

Perlahan, sudut bibir Maxiem tertarik ke atas. Pria itu mengagumi kecantikan yang terpancar di wajah Wona saat sedang tertidur di pelukannya. Apalagi ketika sinar mentari berusaha menerobos gorden, hingga hinggap di wajah Wona. Cahayanya menambah keindahan dalam pandangan Maxiem, hingga pria itu tertarik untuk membelai pipi Wona.

Namun, saat Maxiem menyentuh pipi Wona, Maxiem sempat mengernyitkan kening. Bulu-bulu yang ada di tubuhnya menghilang, begitu pula dengan wajahnya yang masih berwujud manusia. Spontan, Maxiem menepuk wajahnya sendiri, dan suara tepukannya terdengar di telinga Wona.

"Kutukannya menghilang, apa ini benar-benar nyata?" gumam Maxiem.

Kelopak mata Wona terbuka sedikit demi sedikit. Lalu hal pertama yang dia lihat adalah Maxiem yang tengah menepuk-nepuk wajahnya sendiri. Hal ini membuat Wona menarik sudut bibirnya ke atas, kemudian memberhentikan tepukan Maxiem dengan kedua tangannya. Wona berbisik, "Nyata."

Maxiem menatap ke arah Wona yang tersenyum tipis. Keduanya tak berucap, tetapi melalui pandangan matanya mereka tahu apa yang ingin diucapkan satu sama lain. Pada akhirnya Maxiem memeluk erat tubuh sang istri, begitu pula dengan Wona yang membalas pelukan Maxiem dengan senyuman lebar.

"Akhirnya kutukan bola bulu ini lepas juga, terima kasih," bisik Maxiem tepat di samping telinga Wona.

Wona merasakan matanya berkaca-kaca. Namun, dia tak mau menangis lagi, setelah menangis pada malam hari di hadapan Maxiem. Yang ingin Wona lakukan saat ini hanya memeluk Maxiem, dan mengucapkan beribu-ribu rasa syukur melihat Maxiem berhasil lepas dari kutukannya.

"Aku sangat senang sekaligus merasa lega Kak Won! Ternyata penawar kutukannya memang sangat mujarab! Harusnya kita melakukan ini lebih awal. Membayangkannya membuatku ingin melakukannya lagi!" jelas Maxiem sembari meremas pinggang Wona.

Wona mengernyitkan kening, kemudian sedikit meringis ketika Maxiem mempererat pegangannya pada pinggang Wona. Wanita itu menatap Maxiem, sebelum mengeluh, "Sakit. Tubuhku masih sakit, jangan berkata yang tidak-tidak."

Maxiem langsung melonggarkan pelukannya. Pria itu menatap ke arah Wona yang tengah menyembunyikan di dalam pelukannya. Di setiap tubuh Wona tergambar hasil karya Maxiem yang ditorehkan dengan penuh cinta. Membayangkan rintihan Wona, membuat Maxiem sedikit bersalah. Pria itu akhirnya membelai rambut Wona, sembari berkata, "Maafkan aku. Kemarin malam aku terlalu bersemangat karena kau begitu menggoda Kak Won."

"Sebagai ganti rugi, aku akan mengabulkan satu keinginanmu," ucap Maxiem.

Wona terdiam, kemudian tersenyum kecil mendengar apa yang Maxiem katakan. Wanita itu kemudian mendongak ke arah Maxiem, dan meminta, "Kalau begitu, bisakah kau menutup mulutmu untuk seharian ini?"

Maxiem mengernyitkan kening, dan menjawab, "Itu permintaan yang sulit, Kak Won. Padahal hari ini aku ingin memamerkan kutukan yang lepas pada semua orang, termasuk keindahanmu ketika kita sedang bercin---"

Wona menutup mulut Maxiem dengan dua jarinya. Dia merotasikan mata dan memberitahu, "Untuk inilah aku memintamu tutup mulut."

Maxiem tertawa dan memberitahu, "Permintaan yang sulit. Ini akan sulit aku penuhi, tapi aku akan berusaha memenuhi keinginanmu."

"Dan... karena permintaan ini cukup sulit, ada baiknya kau juga memenuhi keinginanku," lanjut Maxiem.

Wona bertanya, "Apa lagi keinginanmu? Bukannya kau bilang akan mengabulkan keinginanku sebagai ganti rugi, sekarang kenapa kau malah mengajukan keinginanmu?"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang