Malam maju ke pagi. Sinar mentari perlahan muncul ke muka bumi, dan di saat seperti ini, Wona akhirnya bertemu dengan pelayan yang bersama Gyura sejak siang sampai sore hari.
Salah satu pengawal memberitahu, "Sebenarnya sejak sebelum menikah, Tuan Gyura sibuk menjaga mansion dari pengawal Pangeran Charlos."
"Lalu, beliau... membuat jebakan kepada pengawal Pangeran Charlos, yang diam-diam mengawasi mansion ini," jelas pengawal itu.
Wona tak pernah tahu jika Maxiem bergerak sendiri dalam melindungi mansion. Wanita itu terlalu sibuk mengkhawatirkan ucapan para pelayan, hingga lengah dalam urusan kebencian Charlos pada Gyura. Wona akhirnya bertanya, "Apakah jebakannya berfungsi?"
Pengawal itu mengangguk, dan berkata, "Jebakannya rusak, itu berarti ada pengawal istana yang telah terkena jebakannya, tapi sayangnya dia berhasil melarikan diri."
Wona menatap ke arah anak panah yang melengkung dengan ujung runcing yang berbentuk segi empat. Setelahnya dia mengingat-ngingat kembali alur cerita, tetapi dirinya masih belum mengetahui kejadian yang sebenarnya.
"Sejak awal, Gyura tiba-tiba tak terkendali dan menyerang orang lain tanpa pikiran. Lalu... penyebab hilang kendalinya ini adalah...."
Wona berusaha mengingat-ngingat hasil bacaannya pada buku yang dia baca. Namun, yang banyak diingat di otaknya malah bagian Angela dan Charlos, hanya sedikit bagian Gyura yang muncul di otaknya. Hingga akhirnya Wona mengingat seorang pengawal kerajaan yang setia menjadi kaki tangan Charlos hingga akhir hayatnya.
"Tak ada pengawal yang berani mempertaruhkan hidupnya masuk ke mansion Gyura, dan berpura-pura menjadi bawahannya, selain bawahan Charlos... yaitu... Davian. Pria itu pasti diam-diam bekerja di sini, dan memberikan obat lepas kendali pada Gyura! Ini semua rencana Charlos sejak awal!" kata Wona menarik kesimpulan dari hasil bacaannya di masa lalu.
Para pengawal mengernyitkan kening, melihat Wona bergumam seorang diri. Mereka ingin bertanya, tetapi Wona sudah lebih dulu bertanya, "Ketika Gyura dipanggil keluar setelah pengucapan janji suci terucap... itu karena dia harus memeriksa jebakannya yang rusak?"
Pengawal mengangguk, dan melanjut, "Tuan memeriksanya, lalu setelah itu Tuan beristirahat sebentar sembari meminum air yang tersaji di meja. Dari sana Tuan mulai lepas kendali dan pergi dari mansion."
Wona menganggukkan kepala, lalu membalas, "Ini salahku karena kurang teliti pada bagian Gyura. Aku hanya memedulikan diriku sendiri, tapi tak berpikir pada bagian-bagian yang akan dialami Maxiem. Aku memang egois."
Wona mengepalkan tangannya, dengan dada yang terasa menyesak. Dia hampir menangis, tetapi wajahnya langsung bangkit. Wona tak bisa hanya diam ketika Maxiem dibawa ke istana begitu saja. "Kita harus membawa bawahan s*alan pria itu ke istana untuk mengakui dosanya!"
•••
Pada akhirnya Wona tak membiarkan setetes air mata jatuh ke pipinya. Wanita itu membagi pengawalnya untuk mencari bawahan Charlos, sekaligus menginterogasi para orang suci yang melihat Gyura mengamuk. Wona memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin, tanpa membuangnya sedikit pun. Dia datang ke tengah kota langsung, tanpa memedulikan ucapan para penggosip tentang dirinya.
"Apa kalian sungguh-sungguh melihat Gyura membunuh adik Tuan Julian?" tanya Wona.
Salah satu pria berambut pirang menganggukkan kepala. Pria itu menjawab dengan suara bergetar, "Monster itu tiba-tiba datang ke tengah kota, lalu ke pasar dan mendekati Tuan Juan."
Wona mengernyitkan kening, dan bertanya, "Bagaimana cara dia membunuhnya?"
Pria itu tiba-tiba terdiam, kemudian menggaruk pipinya sendiri. Butuh beberapa waktu untuk menjawab pertanyaan Wona, padahal sebelumnya dia menjawab dengan cepat. "Itu... saya... saya... saya melihat monster itu mendekat, menerkam, dan... "
"Dan... karena takut... sejujurnya saya langsung kabur, lalu setelah kembali... Tuan Muda Juan sudah tergeletak tak bernyawa," jelas pria itu.
Wona mengepalkan tangannya. "Itu berarti masih ada kemungkinan, jika Gyura tak membunuh pria itu. Seharusnya, sebagai orang suci yang tak boleh berbohong, kalian tidak mengatakan jika Gyura yang membunuh pria itu begitu saja!"
Wona menggertak, dan seorang gadis yang baru datang ke tengah kota langsung menghampirinya. Matanya bertemu dengan mata tajam Wona. Dia tiba-tiba menarik kedua sudut bibirnya ke atas, mengingat pertemuannya dengan Wona yang tengah bercumbu dengan orang yang tak dia kenal. Angela langsung berkata, "Sepertinya kau sangat mempercayai monster tampan itu."
Wona langsung membuka kelopak matanya ketika melihat Angela ada di depan matanya. Dia ingin berkata-kata, tetapi Angela sudah lebih dulu memberitahu, "Aku yang bertugas untuk memeriksa ulang Tuan Muda Juan. Dan setelah diperiksa, Tuan Muda memang memiliki luka cakaran besar, tapi dia sebenarnya meninggal... karena sebuah anak panah emas beracun."
"Anak panah emas?" gumam Wona.
Angela menganggukkan kepala, dan berkata, "Ya. Penyebabnya adalah anak panah beracun, bukan cakar monster Gyura."
Wona merasakan bola matanya berkaca-kaca, setelah mendengar apa yang dikatakan Angela. Sesuai hasil bacaannya, dia memang mengidolakan Angela sejak dulu. Lalu setelah masuk ke novelnya pun, Angela ternyata memberinya jalan untuk keluar dari masalah ini.
Wona segera mendekati Angela, dan menggenggam tangan gadis itu. Dia meminta, "Tolong, tunjukan pengetahuan yang kau miliki ini di depan semua orang. Suamiku sangat membutuhkan bantuanmu."
Angela tiba-tiba tersenyum tipis, dan menjawab, "Sepertinya aku tak bisa membantumu begitu saja. Apalagi aku malas pergi ke istana, dan berpapasan dengan Pangeran sombong, yang sudah mengibaskan ekor kudanya di depan hidungku."
"Tapi karena monster tampan itu ternyata pernah membantuku, aku sepertinya harus membantunya," jelas Angela.
Wona tersenyum mendengar apa yang Angela katakan. Dia yakin, Angela yang merupakan reinkarnasi dewi suci penyembuh, akan membantunya. Namun, tiba-tiba Angela melanjutkan perkataannya, "Aku akan membantu, dengan syarat... serahkan suamimu padaku."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...