28. Rahasia Kelam (1)

309 44 0
                                    

"Kau siapa? Berani memerintahkanku untuk berhenti begitu saja?!" Pertanyaan Nyonya Nessa membuat para pelayan istana memelototkan mata dengan tangan mengepal kuat. Mereka ingin memberi perhitungan pada wanita itu, tetapi Ratu Chelina hanya tersenyum dan membalas, "Yang pasti, saya bukan wanita bangsawan yang tak tahu etika dan berteriak-teriak dengan bahasa kotor di depan semua orang."

"Lebih baik Anda belajar mengendalikan mulut Anda mulai sekarang, Nyonya. Jika ada yang lihat, dan menebarkan rumor yang berbeda dari kenyataan, nama keluarga Anda juga yang akan tercoreng," jelas Ratu Chelina.

Tatapan mata Ratu Chelina tertuju ke arah Nyonya Nessa. Lalu Nyonya Nessa bisa menemukan tatapan merendahkan yang ditujukan padanya dengan senyuman tipis. Entah kenapa, hanya dengan melihat tatapannya saja, Nyonya Nessa merasa terintimidasi. Akhirnya, dibanding terus berkoar-koar, Nyonya Nessa memutuskan untuk berbalik dan pergi dari hadapan Ratu Chelina.

Kepergian wanita itu membuat Wona menarik dan mengeluarkan napas panjang. Wanita itu diam-diam menyentuh dadanya, lalu melirik ke arah Ratu Chelina yang menatapnya dengan senyuman tipis. Arah mata keduanya memandang bertemu, dan Wona bisa mengenali orang yang telah membantunya meskipun dia tengah menyamar.

"Dia pasti Ratu... atau... ah... Ibu kandung Gyura, berarti dia Ibu mertuaku?" pikir Wona.

Wona segera berkata, "Terima kasih, Ratu."

Ratu Chelina terkejut dengan ucapan Wona. "Kau mengetahui siapa aku?"

Wona meneguk ludahnya sendiri. Dia belum pernah bertemu langsung, atau mengetahui wujud Ratu Chelina. Namun, dilihat dari gambaran dari novel, atau pun banyaknya pelayan, serta kedekatannya dengan Nyonya Gloria membuat Wona tanpa sadar mengungkap identitasnya. Wona segera menjawab, "Sebetulnya saat saya pergi ke istana, saya pernah melihat Anda. Lalu sekarang, para pelayan yang mengawal Anda mengenakan sepatu khas pelayan istana. Jadi, saya menebak jika Anda...."

Belum sempat Wona mengakhiri ucapannya, Ratu Chelina langsung menaruh jari telunjuknya di depan bibir. Wanita itu tersenyum, dan memperingati, "Sudah, jangan keras-keras nanti ada yang dengar. Aku memang sengaja menyamar."

Setelah mengatakan hal itu, Ratu Chelina langsung berbalik ke belakang dan melihat sepatu para pelayan. Wanita itu berdecak, dan berkata, "Bagaimana bisa kalian mengenakan sepatu yang senada seperti itu? Kalau begini, penyamaran kita juga pasti terbongkar."

"Maafkan kami, kami akan segera menggantinya," ucap salah satu pelayan.

Ratu Chelina memijat keningnya, dan menatap ke arah Wona dengan senyuman tipis. Dia memberitahu, "Jika ada masalah, kirim pesan saja padaku. Jangan ragu, aku akan berusaha membantumu."

Wona hanya tersenyum dan mengangguk, setelah itu Ratu Chelina pergi melanjutkan perjalanannya. Sampai Wona menebak-nebak tujuan Ratu Chelina menyamar dan keluar dari istana. "Sepertinya Ratu pergi untuk menjemput Pangeran Charlos."

Nyonya Gloria memelototkan mata, dan berucap, "Nyonya! Bagaimana bisa Anda tahu? Padahal penangkapan Pangeran Charlos, oleh orang-orang suci masih dirahasiakan?!"

Wona tak mungkin memberitahu jika dirinya adalah pembaca novel yang mengisahkan dunia ini. Wanita itu tersenyum canggung, baru membalas, "Jarang-jarang aku melihat Ratu menyamar langsung ke luar istana. Jika bukan karena Pangeran yang berulah, untuk apa lagi?"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang