12. Niat Terselubung (2)

986 92 5
                                    

Para pengawal istana mengantarkan Wona ke pusat istana kerajaan Starheaven. Ketika kaki Wona menginjak lantai istana, mata Wona langsung memelotot lebar. Dia mengamati satu persatu pernak-pernik yang ada di istana. Semuanya tampak bersinar dan berkilauan, melebihi ekspektasi Wona saat membaca novel.

Wona mengenali semua tempat di istana, yang dipakai untuk alur cerita Sisi Pangeran Mahkota. Semuanya terlalu mewah untuk jadi kenyataan, termasuk ketika Wona di bawa ke halaman taman istana, dan bertemu kembali dengan Charlos yang duduk di kursi taman.

"Pangeran..."

Kehadiran Wona membuat Charlos tersenyum, dan beranjak dari tempat duduknya. Pria itu berjalan pelan ke arah Wona, sebelum menyapa Wona sembari berlutut untuk mencium punggung tangan Wona.

"Akhirnya kau datang juga. Aku sudah menunggumu sejak tadi," peringat Charlos.

Sebisa mungkin, Wona menghindari arah mata Charlos yang tertuju pada matanya. Wanita itu segera menarik punggung tangannya yang telanjur mendapatkan kecupan Charlos. Wona memalingkan wajahnya ke arah lain, kemudian berkata, "Para pengawal mengatakan, jika saya dipanggil ke istana untuk membahas tentang pengobatan Julian. Lalu sekarang, kenapa saya malah dibawa ke tempat ini?"

Nada ketus yang dikeluarkan Wona, membuat Charlos berdiri tegak dan membalas, "Aku yang memanggilmu ke sini."

Wona menurunkan sudut bibirnya, lalu membalas, "Bukannya saya sudah mengatakan semua hal yang Anda tanyakan? Sekarang sepertinya tak ada---"

Charlos memotong, "Aku ingin menawarimu posisi baru di istana sebagai penawar racun."

Wona membalas, "Anda sepertinya sudah salah paham Pangeran. Sudah saya katakan, jika keluarga saya adalah pembuat racun, seharusnya Anda tidak menawari saya posisi sebagai penawar."

Wona berbalik, dan Charlos langsung menghentikan langkah Wona dengan bertanya, "Kalau begitu kenapa dirimu sudi menjadi penawar kutukan monster menjijikan itu?"

Pertanyaan Charlos membuat Wona berbalik dan berkata, "Kenapa Anda bertanya seperti itu?"

Charlos menjawab, "Kau dimanfaatkan Gyura untuk melepas kutukannya. Apa kau tidak tahu itu? Atau berpura-pura tak tahu?"

"Itu bukan urusan Anda," balas Wona. Wona ingin mengabaikan Charlos, tetapi Charlos sudah lebih dulu menahan pergelangan tangan Wona. Pria itu menarik Wona untuk kembali berhadapan dengannya, sembari berkata, "Batalkan acara pernikahanmu dengan monster itu."

"Jika kau membutuhkan pekerjaan sebagai penawar, kau bisa bekerja di istana," jelas Charlos.

Wona melepaskan pegangan Charlos pada tangannya. Dia memberitahu, "Anda bisa memberi pilihan, tetapi saya sudah lebih dulu memilih keputusan. Jadi, tolong jangan meminta hal yang tak mungkin saya lakukan."

Charlos tersenyum, lalu menyentuh pinggang Wona untuk menariknya semakin mendekat ke arahnya. Jemari tangannya membelai pipi Wona, sebelum menyentuh dagunya untuk membuat Wona mendongak dan menatap langsung ke arah matanya.

"Bagaimana jika aku menawarimu sebagai wanitaku? Apa kau masih akan menolak?"

"Serahkan dirimu padaku, dan aku akan menyerahkan semua yang kau mau, dibanding harus hidup menderita sebagai istri seorang monster."

Tawaran Charlos tak menggoda pikiran Wona, yang sudah mengetahui isi pikiran iblis Charlos. Namun, hati Jenevith dan ingatan masa lalu gadis itu memancing Wona untuk mendekat ke arah Charlos. Sebagian diri Wona menginginkan perlindungan dan kehangatan dari pria itu. Bahkan ketika Charlos menebarkan pesonanya, dan mendekatkan wajah keduanya, tubuh Wona membeku memenuhi keinginan Jenevith.

Wona bergumam, dengan tangan mengepal kuat, "Tidak. Tidak. Jangan lagi. Siapa pun, tolong jauhkan Iblis ini dari hidup Jenevith."

Charlos berniat merayu Wona, dan sebagai balasannya dia mendapatkan satu pukulan di pipi. "Jangan berani menyentuh calon istriku, Br*ngsek!" peringat Maxiem.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang