41. Bujukan Terakhir (2)

129 28 2
                                    

Pelayan itu tampak ragu untuk berkata-kata. Namun, ketika matanya menatap mata serius Wona, akhirnya wanita itu memberitahu, "Nyonya Gloria tewas karena ledakan. Dia berusaha menjauhkan kotaknya dari Tuan Gyura, tapi tak sempat menyingkirkan kotak itu dari tubuhnya sendiri. Oleh karena itu, Nyonya Gloria yang mendapatkan luka paling parah, hingga akhirnya dia... tiada."

Ucapan pelayan langsung membuat tubuh Wona merosot ke lantai. Wona tak pernah membayangkan jika wanita itu akan pergi setelah berusaha menyelamatkan nyawa tuannya. Padahal selama ini Nyonya Gloria adalah orang yang membantu Wona. Namun sekarang? Wona tak memiliki orang yang setia mengajarinya lagi. Wanita itu sudah tiada, setelah melaksanakan tugasnya sebagai bawahan Gyura.

"Nyonya Gloria... Aku bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih padamu," gumam Wona dengan mata memerah.

Wona berusaha menahan tangisannya, sementara pelayan di depannya langsung berjongkok dan menyentuh bahu Wona. Wanita itu memberitahu, "Pasti berat menghadapi semua ini. Tapi Nyonya, para pengawal istana sudah sibuk menyelidiki kasus ini. Mereka pasti akan menangkap dalang di balik kekacauan ini."

Wona menundukkan kepala, dan mengingat jika seekor rusa adalah pelakunya. Dia ingin memberitahu kebenaran, tetapi setelah Wona berpikir dengan akalnya, tak akan ada satu pun orang yang memercayai jika seekor rusa yang sudah merencanakan semua ini.

"Shia benar-benar keterlaluan. Aku tak keberatan jika dia hanya mencelakaiku, tapi orang-orang terdekatku? Kenapa mereka harus menjadi korban juga?" Wona tak terima dengan hal ini. Dia berpikir untuk membalas apa yang sudah Shia lakukan, meskipun akhirnya Wona tak jadi berpikir, karena pelayan memberitahu jika Gyura telah siuman.

Langsung saja, Wona kembali berdiri dan duduk di samping Gyura. Wanita itu berusaha keras untuk tidak langsung memeluk Gyura yang baru siuman. Sementara itu, bibir Gyura mulai bergerak sedikit demi sedikit, hingga akhirnya bibirnya berkata, "Bu..."

"Bu?" tanya Wona.

Gyura melanjut, "Bu Gloria."

"Kau... ada di mana?"

"Apa yang... terjadi padaku?"

"Kenapa... tubuhku sakit... dan mataku ditutup seperti ini?"

Pertanyaan yang keluar dari bibir Gyura membuat para pelayan lega. Mereka senang Gyura sudah sadar, meskipun kenyataan pahit tentang kematian Nyonya Gloria tak bisa terhapus. Pelayan itu kemudian membalas, "Tuan... Anda baru saja selamat dari ledakan. Oleh karena itu... Anda..."

Belum sempat pelayan itu menyelesaikan ucapannya, Gyura sudah lebih dulu menutup telinganya dengan bersusah payah. Pria itu berkata, "Apa? Kau... bi... lang apa barusan? Suaramu tak terdengar jelas," ucap Gyura.

Wona mendekatkan bibirnya ke telinga Gyura, lalu memberitahu, "Kau baru saja mengalami kecelakaan, suamiku."

Ucapan Wona terdengar jelas, tetapi Gyura malah bertanya, "Kau siapa? Kenapa kau memanggilku suami?"

Wona langsung memelototkan mata, menyadari ada yang berbeda dengan nada bicara suaminya. Pria yang biasanya berbicara dengan rengekan manja, kini berbicara pelan dengan nada asing.

Pelayan di samping Wona langsung menyentuh bahu Wona sembari berkata, "Tenang Nyonya. Sepertinya akibat kecelakaan, Tuan sedikit pusing dan kehilangan ingatannya. Dia pasti kembali seperti semula, setelah diobati."

Wona menggelengkan kepala, kemudian beranjak dari tempat duduknya. Dia meremas bajunya, sembari berucap, "Dia mengingat Nyonya Gloria, dan memanggilnya sebagai Bu Gloria."

"Ini bukan petanda hilang ingatan biasa," ucap Wona.

"Maksud Anda hilang ingatan sebagian?" tanya Pelayan.

Bukan. Bukan hilang ingatan sebagian. Namun, aslinya? Jiwa Gyura kembali pada tubuhnya lagi. Pria itu kebingungan dengan semua yang telah terjadi. Begitu pula dengan Wona yang merasakan jantungnya terenyut, menyadari jika Maxiem telah tiada di dalam tubuh Gyura.

"Tenang nyonya! Gen kutukan masih ada, dan Tuan masih kuat! Dia pasti akan segera sembuh ketika sudah diobati," ucap pelayan itu.

Tenang.

Wona tak bisa tenang.

Bagaimana Wona bisa tenang? Jika pria yang selama ini dia cintai, kini sudah tak berada di tubuh suaminya lagi? Sekarang, Wona harus bagaimana? Apa yang harus Wona lakukan?

•••

SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang