Padepokan Lingga Buana yang telah jatuh ke tangan musuh, kini dijadikan tempat tinggal sementara oleh Byakta dan sekutunya. Mereka sudah memiliki rencana untuk menaklukkan beberapa perguruan silat kecil untuk dijadikan sekutu.
Malam itu di dalam sebuah kamar, Byakta sedang asyik bersenggama dengan Dharmaji, sedangkan Yudhayaksa juga melakukan hal yang sama kepada seorang wanita dari perguruan kecil yang berhasil diculiknya. Yang tak tampak batang hidungnya di sana ialah Dewi Ular.
Kemana perempuan licik ini pergi? Ternyata dia sedang melatih jurus rahasianya di sebuah tempat yang agak terpencil. Bahkan Dewi Ular tampak waspada dan berhati-hati agar jurusnya itu tak diketahui oleh orang lain. Makanya saat melatih jurus itu dia menyebar beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga di segala penjuru.
Lagi sedang bersemedi menghimpun tenaga dalam, tiba-tiba seorang anak buah Dewi Ular, yakni seorang perempuan yang berpakaian begitu terbuka datang menghadap.
"Ada apa Mandira?" Tanya Dewi Ular pada anak buah yang dikenalinya itu.Sebagai Ratu Ular golongan hitam Dewi Ular memang memiliki anak buah yang sangat banyak, seolah tak ada habisnya, dan selalu berserak di delapan penjuru.
"Dewi, sesuai perintah saya telah memeriksa Padepokan Kembang Dewa, ternyata benar dugaan Dewi, padepokan itu telah kosong ditinggalkan penghuninya," Mandira membuat laporan.
Dewi Ular tersenyum, "Sudah ku duga tak akan semudah itu buat mendapatkan Dhanu. Tapi aku tidak khawatir, cepat atau lambat, aku akan mendapatkan anakku kembali. Apalagi Bunga Pahit Lidah telah berada di tangan. Aku akan menjadi maharatu dari segala jagat persilatan."
"Dewi, bagaimana dengan Iblis Naga. Bukankah dia juga menginginkan posisi itu juga, bahkan kita telah bersekutu dengannya?" Mandira benar-benar penasaran akan pikiran sang pemimpin.
Dewi Ular seketika tertawa cekikikan, "Byakta, hemmm dia akan jadi kacungku. Tak boleh ada dua orang penguasa dunia persilatan, hanya ada aku dan cuma aku. Kita bersekutu dengannya bukan berarti kita jadi bawahannya. Justru sebenarnya aku lah yang memanfaatkannya, dia sendiri yang membawa Bunga Pahit Lidah untukku. Dia tak akan jadi penguasa pendamping, tetapi dia hanya akan menjadi budak nafsuku."
Mandira mengangguk paham, "Saya mengerti Dewi."
"Oh iya, bagaimana dengan tugas lainmu?" Tanya Dewi Ular, ternyata selain memata-matai padeopakan Kembang Dewa, Mandira juga diberi tugas tambahan.
"Dewi tidak perlu khawatir, tugas itu juga saya jalankan dengan baik." Mandira bertepuk tangan memberi isyarat. Dari satu jurusan keluar empat orang perempuan ular dengan pakaian tak karuan rupa bahkan nyaris telanjang, empat perempuan itu sedang menyeret satu sosok tua yang tak berdaya. Dari pakaian si tua itu jelas sekali dia dari dunia persilatan.
"Siapa dia?" Tanya Dewi Ular.
"Sesuai perintah Dewi, saya dan kawan-kawan berhasil menculik seorang tokoh silatm. Dia Empu Daresha, seorang tokoh silat cukup tersohor." Jawab Mandira.
Dewi Ular tertawa puas.
"Bagus, dia cocok jadi kelinci percobaan jurus rahasiaku."Jurus apakah yang dimaksud? Dalam kisah Cinta & Pedang, untuk menyedit secuil kesaktian Wisnu Dhanapala saat dirasuki Bayi Setan, Dewi Ukar menggunakan ajian Raja Iblis Menyedot Roh, nah jurus itulah yang saat ini sedang dipelajari, diperdalam bahkan digabungkan dengan kesaktian murni Dewi Ular hibgga tercipta jurus baru, yaitu Ular Siluman Menyedot Batin. Tujuannya tetap sama, yaitu menyedot hawa sakti dan tenaga dalam lawan guna menambah tingkat kesaktian.
Dewi Ular bangkit berdiri dan berjalan mendekati Empu Daresha.
"Mau apa kau perempuan iblis?" Tanya Empu Daresha yang masih terikat dan dipegangi oleh perempuan-perempuan ular.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRU
Fantasy"Hridaya pravahita anugraha" Cinta adalah anugerah yang mengalir dari hati. Lintang Arganata seorang murid cekatan dari padepokan Linggabuana mendapatkan tugas memberikan undangan adu tanding Kanuragan ke Padepokan Kembang Dewa. Di sana Lintang Arg...