Beberapa tahun lalu, seorang ayah berputri satu melirik Ayyash yang sedang duduk di bangku tengah mobilnya. Kami akan ke rumah sakit saat itu.
"Ayyash sudah bisa apa, Dit?" Ia bertanya.
"Alhamdulillah sudah bisa bla bla, pak" jawab saya
"Aah.. anak saya usia segitu sudah bisa bla bla bla," ujarnya.Saya diam sambil menutup telinga Ayyash. Lalu tak ambil pusing, mengajak si kecil melihat pemandangan di luar. Tapi hingga kini hati terusik. Bukan karena saya tak bisa memaafkan ucapan si bapak, tapi lebih pada memikirkan, apa Ayyash dengar perkataannya waktu itu? Semoga tidak. Kalaupun dengar, semoga dia tidak mengerti.
Jangan banding-bandingkan anak. Karena tiap anak itu unik dan istimewa. Kalimat yang sering saya dengar di ruang seminar, grup parenting, atau saya baca di buku. Pada siapa kalimat ini ditujukan? Seringnya ortu ya. Tapi menurut saya ini untuk semua orang. Entah itu kakek nenek, paman, teman ortu, atau orang yang baru kita kenal di tempat umum. Pernah ketemu orang di mall, yang berkomentar "aduh, lucu anaknya. Tapi kok belum bisa minum pakai pipet ya? Anak saya usia 9 bulan udah bisa lho." Ya ampun.. trus masalah sama gue? Astaghfirullah.. semoga saya bukan salah satu orang seperti itu T.T
Apa hak kita mengomentari anak si A dan membandingkannya dengan anak adik kita? Apa juga urusan kita pada tumbuh kembang anak orang dan membandingkannya dengan anak kita?
Kalaupun ingin membandingkan, lebih baik komparasikan saja dengan KMS atau buku standar tumbuh kembang yang didapat dari dokter anak. Itupun biar ortunya yang melakukan. Bukan kita. Kecuali jika ortunya mengajak kita berdiskusi tentang tumbuh kembang anaknya.
Children see children do. Children hear children feel. Bayangkan apa perasaan si kecil saat ia mendengar dirinya dibandingkan dengan orang lain, dalam segi kekurangan. Yakin dia bisa take it easy? Jangan-jangan ucapan kitalah yang membuatnya jadi anak pesimis di kemudian hari. Kita yang melukai harga dirinya. Karena secuil afirmasi negatif yang tak sengaja kita masukkan melalui telinga kecilnya.
Satu hal lagi, mohon jangan lakukan itu didepan orang tuanya, terutama ibunya. Karena akan menyemai luka di dua jiwa.
10092016
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...