Ayyash punya kecerdasan bahasa, kinesthetic dan logis yang menonjol. Suka berkreasi dan membuat macam-macam. Malam ini tiba-tiba dia ingin membuat kreasi baru dengan legonya. Jadi dia mengajak kami membeli lego baru. Lah? Yang lama kan masih ada, Yash?
"Yang lama udah dikit. Kan sering hilang-hilang. Cuma cukup untuk bikin pesawat satu, udah."
"Tapi pake tabungan Ayyash ya."
"Iya, nggak apa-apa. Ayyash bongkar sekarang Rembo ya."
Setelah membongkar si celengan ayam, ternyata uangnya cukup. Maka malam itu sesudah sholat Isya kami membeli lego impian Ayyash. Ternyata dia serius ingin membuat macam-macam. Setelah membuat dua gedung, tiga mobil, dan jam sudah menunjuk jam sebelas malam, belum juga selesai.
"Nak, lima menit lagi, ya. Habis itu bereskan legonya dan tidur."
"Masih asyik ini Bunda.."
"Kalau kurang tidur, besok mainnya nggak bisa asyik. Lemes."
Akhirnya dia setuju. Setelah lima menit dia memasukkan semua lego ke wadahnya, lantas menutupnya rapat. "Mulai sekarang Ayyash bertanggung jawab sama lego ini. Simpan baik-baik sesudah main. Kalau hilang, itu resiko Ayyash."
Hari ini dia belajar pengorbanan untuk mendapat sesuatu (bongkar celengan untuk membeli lego), kesabaran dan latihan spasial, juga mentaati aturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Cinta
Non-Fiction#40-parenting on 26/6/2019 #18-parenthood on 29/7/2019 (Patut disyukuri untuk newbie seperti aku. Alhamdulillah..) Karena menjadi orang tua berarti petualangan, pembelajaran, pengalaman tanpa henti. Proses panjang, seumur hidup. Apa yang kutulis dis...