Berbuka Tengah Hari

23 3 0
                                    


Menahan lapar seharian pasti bukan hal. Mudah untuk anak-anak. Apalagi yang tipe nya cenderung emosional kalo lapar. Eum, berasa pengen tantrum aja yak. Kemarin untuk pertama kalinya Ayyash tidak sahur dengan benar. Cuma minum susu segelas dan makan nasi tiga suap. Udah. Mingkem. Nggak mau lagi. Makyas sudah menduga ni anak bakal kelaperan sebelum jam dua belas siang.

Benar saja. Baru jam sepuluh dia sudah ribut minta buka. Apa daya jam segitu masih ada kegiatan di sanlatnya, jadi dengan berat hati Ayyash menurut saat diminta menunda waktu berbuka. Jelang zuhur, dia ngadat lagi. Dengan mata berkaca-kaca dan muka pias dipeluknya sang emak, "lapar, Nda.. Boleh Ayyash berbuka?"

Pastinya emak nggak tega dong. Kasihan sekali anak ini.. Maka dikasih izin deh berbuka. "Boleh, dong. Ayyash sholat zuhur dulu, ya. Bunda siapkan makanannya. Habis itu berbuka."

Air matanya jatuh, sambil menempelkan diri di kaki emaknya dia menangis minta buka puasa. Tapi azan zuhur sudah lewat, teman-teman sudah berbaris rapi di shaf. Kalau berbuka dulu, Ayyash harus masbuk, dia dia paling nggak suka masbuk dalam sholat.

"Ayo, abang. Segera berwudhu dan sholat sama Abi (gurunya). Habis itu bisa berbuka, makan dan minum yang banyak."

Akhirnya Ayyash menurut. Segera ke kamar mandi, berwudhu dibimbing abinya. Lalu sholat di shaf terdepan. Selesai sholat masih memilih ikut berzikir, padahal emaknya sudah ketar-ketir, takut anaknya pingsan. Begitu selesai zikir dia langsung menuju Makyas dan memeluknya. "Ayo kita berbuka. Minum dulu."

Setelah menghabiskan segelas air dan empat lembar roti selai, wajahnya sudah tidak sepucat tadi. Makyas menatapnya geli. "Alhamdulillah Ayyash sudah sabar ya, menunggu waktu berbuka. Besok kita sahur yang banyak, minum susu kurma ya. Biar lebih kuat lagi."

Satu hal yang penting hari itu, biar pun dia lapar dan menghadapi banyak tantangan dari adik-adik peserta sanlat (usia peserta antara 12-3 tahun), tapi Ayyash bisa menahan amarahnya. Nggak ada lagi adegan berteriak atau saling tonjok seperti dulu.

Jejak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang